Bola.com, Bandung - Harapan mantan pemain diklat Persib Bandung, Aditya, untuk menjadi pemain sepak bola profesional pupus setelah kaki kanannya diamputasi.
Pria kelahiran Palembang ini mengalami cedera saat beraksi dalam sebuah persiapan turnamen antar kampus saat sepak bola Indonesia dibekukan pada tahun 2015.
Keseharian Aditya pun kini ditemani tongkat sebagai penopang kaki yang diamputasi. Dalam channel YouTube REPUBLIKBOBOTOHTV, Aditya pun menceritakan awal mula hingga kaki kanannya harus diamputasi.
"Kejadiannya saat persiapan Torabika Kampus Cup. Waktu itu saya kecelakaan saat melawan Unpad, baru main 11 menit ada peluang mencetak gol, niatnya mau menendang bola tapi khawatir tidak gol saya malu, jadi saya mencoba melewati kiper saja, ternyata kiper maju dan menekel kaki kanan saya sampai patah," cerita Aditya.
Aditya mengalami cedera patah tulang dan luka dalam. Saat pertolongan pertama, ia dibawa ke ahli patah tulang di Cilengkarang Kota Bandung tetapi tidak sanggup. Satu minggu kemudian kontrol dan disuruh jalan kaki hingga keluar keringat.
"Begitu sampai rumah banyak darah keluar karena efek dari gesekan tulang di dalam kemudian oleh bapak dibawa ke rumah sakit Halmahera (khusus tulang), setelah diperiksa ternyata harus operasi dua kali, pertama kulit dan kedua operasi tulang," jelas Aditya.
Di diklat Persib Bandung, Aditya seangkatan dengan Gian Zola Nasrulloh dan Hanif Syahbandi. Setelah kejadian itu, mimpi Aditya untuk mengikuti jejak rekannya pun musnah.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Terkendala Biaya, Salah Pertolongan
Aditya melanjutkan, waktu itu dia harus langsung dioperasi atas keputusan dokter. Namun, biaya menjadi kendala.
"Saat itu bapak bilang tidak operasi dulu karena tidak ada uangnya, kemudian oleh saudara suruh dibawa ke Cimande, Cibiru, Bandung, ternyata kondisi kaki sudah parah, saat dibenarkan (posisi tulang) sudah tidak terasa apa-apa, namun saat balutan dibuka dagingnya berhamburan jatuh dari area betis," ungkap Aditya.
Hingga akhirnya, kaki Aditya diamputasi. Menurut Aditya, itu karena salah pertolongan pertama dan telat penanganan karena harusnya memang langsung dioperasi.
"Setelah beres diamputasi, tidak lama kemudian bapak meninggal. Waktu itu saya berpikir karier sudah tamat dalam bermain bola, kemudian mencari cabang olahraga lain, mulai melihat disabilitas voli duduk tapi kurang gereget, renang juga kurang menarik, sampai akhirnya masukk INAF (sepak bola amputasi), jadi main bola pakai tongkat," jelas Aditya.
INAF berpusat di Jakarta dan kerap mengikuti kejuaraan antarnegara.
"Saya masuk INAF khusus di bola dan di Bandung yang masuk INAF hanya saya saja tapi sekarang masih fokus dulu ke sosialisasi di medsos dan di lapangan, jadi masih menyampaikan cara permainan," tutur Aditya mengakhiri.
Baca Juga