Bola.com, Jakarta - Sejatinya pemain asal Belanda jarang mewarnai sejarah perjalanan Liga Indonesia. Namun, kini di era Liga 1, sejumlah klub menyukai karakter dan permainan yang diperlihatkan oleh pemain asal Belanda. Kehadiran sosok pelatih atau pemain berdarah Belanda yang sudah hadir membuat gelombang tersebut mulai ramai sejak 2017.
Mundur jauh ke era Galatama, sudah ada pemain asal Belanda yang pernah berkiprah di Indonesia pada saat itu. Mozes Isaac dan Hanz Manuputty merupakan dua pemain asing asal Belanda pertama di Indonesia. Keduanya bermain di Tunas Inti Jakarta, tim sepak bola yang tampil di Galatama. Kemudian ada juga Wendel Eugene yang dikontrak oleh Pardedetex yang ada di Medan.
Setelah itu, klub-klub Indonesia, terutama yang masih eksis di era Liga Indonesia sebagai kompetisi profesional lebih menyukai deretan pemain asing asal Amerika Selatan dan Afrika. Cukup lama tak ada pemain asal Belanda yang hadir di Indonesia hingga akhirnya PSSI membuka keran naturalisasi mulai era 2010, di mana sejumlah pemain datang dari Belanda.
Dari begitu banyak pemain asal Belanda yang dinaturalisasi, ada Diego Michiels, Sergio van Dijk, Raphael Maitimo, dan Stefano Lilipaly yang akhirnya mewarnai persepakbolaan Indonesia. Irfan Bachdim tak bisa masuk dalam kategori ini karena pemain kelahiran Amsterdam itu tetap memegang paspor Indonesia sejak masih kecil meski tinggal di Belanda.
Riuhnya pemain asal Belanda benar-benar terasa pada era Liga 1. Tepatnya pada 2017 atau musim perdana era Liga 1, ada empat pemain baru yang hadir. PSM Makassar dan Bali United pemiliknya.
Wiljan Pluim dan Marc Klok membela PSM karena keberadaan Robert Alberts sebagai pelatih di sana. Sementara Nick van der Velden dan Sylvano Comvalius datang ke Bali United, di mana Irfan Bachdim berada saat itu, hingga akhirnya Stefano Lilipaly datang pada putaran kedua sebagai pemain lokal karena ia sudah dinaturalisasi menjadi WNI sejak 2011.
Bali United kembali menghadirkan seorang pemain asing asal Belanda pada musim selanjutnya, di mana Melvin Platje menjadi pilihan dan bertahan hingga saat ini.
Pada musim 2019, Sylvano Comvalius kembali ke Indonesia dan tampil bersama Arema FC. Mack Klok dan Wiljan Pluim tetap bersama PSM Makassar, dan Melvin Platje menjadi satu-satunya pemain asing asal Belanda di Bali United setelah kepergian Nick van der Velden.
Namun, lagi-lagi Robert Alberts menghadirkan pemain asal Belanda baru di Indonesia. Pelatih yang membawa Arema FC juara Indonesia Super League 2009/2010 itu meninggalkan PSM yang mempertahankan Marc Klok dan Wiljan Pluim, dan melatih Persib Bandung.
Datang ke Persib, Robert Alberts kemudian membawa dua pemain asing asal Belanda pada putaran kedua, yaitu Kevin van Kippersluis dan Nick Kuipers. Nama terakhir masih bertahan hingga saat ini, sementara Kevin van Kippersluis tak diperpanjang dan digantikan oleh pemain asal Belanda lainnya pada musim 2020, Geoffrey Castillion.
Jangan lupakan juga kehadiran Ezra Walian, pemain asal Belanda yang dinaturalisasi sejak 2017 untuk memperkuat Timnas Indonesia dan akhirnya memutuskan mengikuti jejak Stefano Lilipaly untuk datang ke Indonesia dan berkarier di Tanah Air. Ezra Walian pun bergabung bersama PSM Makassar.
Bagaimana kisah masing-masing pemain asal Belanda itu hingga akhirnya meramaikan Liga Indonesia. Berikut ulasannya.
Video
Diego Michiels
Diego Michiels datang ke Indonesia untuk memperkuat Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2011. Kedatangannya disponsori oleh pengusaha gila sepak bola yang saat itu jadi Wakil Ketua PSSI, Nirwan Dermawan Bakrie.
Selepas SEA Games 2011, ia langsung bergabung dengan klub milik Nirwan, Pelita Jaya. Namun, ia berkasus di sana. Tiba-tiba kabur pindah ke Persija Jakarta yang tampil di Indonesia Primer League.
Kepergiannya didasari karena takut kehilangan kesempatan membela Timnas Indonesia. Saat itu, Pelita Jaya berseberangan dengan kepengurusan PSSI baru Djohar Arifin Husein.
Sempat masuk skuat seleksi Piala AFF 2012, Diego Michiels tersandung kasus kriminal pemukulan seseorang yang memaksanya masuk bui. Pemain kelahiran 8 Agustus 1990 memang dikenal sebagai bad boy dan doyan terlibat keributan.
Bebas dari penjara, Diego yang kemudian dikontrak Mitra Kukar comeback ke Timnas Indonesia U-23 di SEA Games 2013. Tim Garuda Muda yang diasuh Rahmad Darmawan lolos ke final sebelum akhirnya takluk dari Thailand dengan skor 0-1.
Diego selalu tampil sebagai pemain inti sepanjang turnamen. Karena perilakunya yang urakan, Diego kerap tidak dipanggil ke Timnas Indonesia. Sejak 2014, ia tak pernah lagi berbaju Merah Putih.
Diego Michiels, yang sebelum ke Indonesia memperkuat Go Ahead Eagles, kini bermain di untuk Borneo FC. Sejak 2016, ia tidak pernah pindah dari tim berjulukan Pesut Etam tersebut.
Sergio van Dijk
Sergio van Dijk yang punya reputasi mentereng di Liga Australia secara tiba-tiba memutuskan pindah ke Persib Bandung. Keputusannya untuk mengejar mimpi membela Timnas Indonesia.
Bersama Persib, ia langsung unjuk ketajaman dengan mencetak 21 gol di Indonesia Super League 2013. Namun, karena berselisih dengan pendapatan hak komersial Sergio memutuskan meninggalkan Persib pada musim selanjutnya.
Sempat berkiprah di klub India, Sepahan, selama satu musim, Sergio yang pernah jadi top scorer Liga Australia (A-League) musim 2010/2011 berkarier di Liga Thailand selama dua musim membela Suphanburi.
Karier striker jangkung yang membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2014 tersebut sempat meredup ketika secara tiba-tiba membatalkan perpanjangan kontrak di klub Thailand, Suphanburi, akhir 2015.
Sergio van Dijk kabarnya kecewa karena permintaan naik gaji tidak dikabulkan oleh klub itu. Di Thai Premier League 2015 Sergio van Dijk tampil apik dengan mencetak 14 gol sekaligus mengantarkan Suphanburi di jajaran papan atas. Ia kemudian dikontrak Adelaide United untuk keperluan play-off Liga Champions Asia.
Setelah itu ia mudik ke Belanda. Sergio van Dijk menjalani sesi latihan dengan klub Divisi 2 Belanda, FC Emmen.
Peruntungannya berubah setelah musim 2016. Persib memboyong sang pemain untuk berkiprah di ajang Torabika Soccer Championship 2016. Bersama Maung Bandung, ia tampil produktif dengan lesakan 15 gol. Namun, produktivitas itu tidak mengantarkannya kembali ke Timnas Indonesia. Ia tidak masuk skuad Piala AFF 2016.
Pada awal Liga 1 2017, Sergio van Dijk belum mempertontonkan ketajamannya. Ia dihantam cedera lutut di turnamen pramusim Piala Presiden 2017. Tanpa Sergio, Persib yang mendatangkan bomber jebolan Premier League Inggris, Charlton Cole, malah kesulitan karena sang pemain mandul dalam urusan mencetak gol.
Dari Persib, Serio van Dijk sempat bermain untuk tim kasta keenam Liga Belanda, VV Pelikaan-S sebelum pensiun. Setelah gantung sepatu, ia menetap di Negeri Kincir Angin.
Raphael Maitimo
Bareng Jhonny van Beukering dan Tonnie Cusell, Raphael Maitimo masuk gerbong naturalisasi asal Belanda yang membela Timnas Indonesia di Piala AFF 2012. Maitimo jebolan Feyenoord Academy. Dia sempat membela Timnas Belanda U-15, U-16, dan U-17 bareng bintang top Robin van Persie.
Banyak pengamat menilai performa Maitimo paling kinclong dibanding rekan-rekannya. Pesepak bola yang serba bisa, yang bisa bermain sebagai gelandang bertahan, stoper, dan bek sayap ini, sebelum membela Timnas Indonesia tercatat sebagai pemain klub Divisi III Belanda, VV Capelle.
Selepas Piala AFF 2012 Maitimo memutuskan bermain di kompetisi Indonesia. Pemain kelahiran 17 Maret 1984 laku di pasaran Indonesia. Dia menjadi gulali klub-klub elite.
Raphael Maitimo berkostum Mitra Kukar, Sriwijaya FC, Persija Jakarta, Arema FC, PSM Makassar, Persib Bandung, Madura United, Persebaya Surabaya, PSIM Yogyakarta, PSM Makassar, dan kini di Persita Tangerang. Walau main bagus di klub-klub yang dibelanya, ia kurang beruntung di Timnas Indonesia.
Dia hanya sempat menjadi bagian dari skuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2014. Terakhir di Piala AFF 2016, ia sama sekali tidak dilirik oleh Alfred Riedl. Konon karena sang pelatih tidak suka dengan sifat sang pemain yang cenderung banyak mau dan menuntut.
Stefano Lilipaly
Gelandang serang blasteran Indonesia-Belanda bernama lengkap Stefano Janite Lilipaly, sempat jadi perbincangan hangat kala promosi cepat ke tim utama FC Utrecht. Jam terbang Lilipaly di pentas kompetisi elite Eredivisie terhitung tinggi sebagai pemain muda.
Pada periode 2010-2012 Lilipaly tampil sebanyak empat kali buat FC Utrecht, dengan torehan satu gol. Pencinta sepak bola Tanah Air mendesak PSSI untuk segera menaturalisasi pemain kelahiran 10 Januari 1990 tersebut.
Sayangnya, pencapaian itu tak cukup membuat Lilipaly bertahan di FC Utrecht. Pada musim 2012-2013, ia dilego ke klub Almere FC yang berlaga di kompetisi Eerste Divisie/Jupiler League atau kasta kedua. Dia jadi pemain pelanggan posisi inti di klub barunya.
Pada 2011, proses naturalisasi Lilipaly beres. Berstatus WNI, ia berkesempatan membela Timnas Indonesia dalam laga uji coba melawan Filipina di Stadion Manahan, Solo. Kala itu Tim Merah-Putih yang diasuh Jacksen F. Tiago menang 3-1. Lilipaly menyumbang satu assist.
Pada awal 2014 ia dipinang klub Jepang, Consadole Sapporo. Karier sang pemain meredup di J-League 2. Lilipaly hanya sempat tampil di satu laga saja.
Merasa kariernya terancam, Lilipaly kemudian secara mengejutkan menerima pinangan Persija Jakarta. Bersama Macan Kemayoran, ia hanya singgah dua bulan saja. Kasus pembayaran gaji yang kerap tersendat membuat pemain yang pernah membela Timnas Belanda U-17 kabur ke kampung halamannya.
Ketika kembali ke Belanda, Lilipaly sempat menganggur karena kesulitan mendapatkan klub. Beruntung setelah menjalani sesi trial di sejumlah klub, ia kemudian dikontrak SC Telstar, klub kasta kedua.
Tampil bersinar di klub tersebut pada musim 2016-2017, ia kemudian dipanggil Alfred Riedl buat membela Timnas Indonesia di pentas Piala AFF 2016.
Dia jadi salah satu kartu truf Timnas Indonesia yang lolos ke final turnamen, sebelum akhirnya dikalahkan juara bertahan Thailand. Lilipaly mencetak tiga gol di ajang tersebut.
Pada pertengahan 2017, Lilipaly kembali ke Indonesia untuk membela Bali United. Sampai saat ini, ia masih betah di Pulau Dewata.
Sylvano Comvalius
Sylvano Comvalius merupakan pemain asal Belanda yang didatangkan oleh Bali United pada Liga 1 2017. Striker bertubuh tinggi ini langsung jadi andalan Serdadu Tridatu pada saat itu.
Comvalius datang bersama Nick van der Velden ke Bali United. Corak Belanda dalam skuat Bali United makin kental dengan kehadiran Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly.
Comvalius berhasil memecahkan sebuah rekor pencetak gol terbanyak dalam semusim yang cukup lama dipegang oleh Peri Sandria. Mantan striker Timnas Indonesia itu punya rekor mencetak 34 gol pada edisi Liga Indonesia pertama, yakni pada musim 1994-1995 bersama Bandung Raya.
Rekor yang diciptakan Peri Sandria mampu bertahan sampai 22 tahun karena tak ada pemain yang mampu mendekati atau melewati jumlah gol tersebut. Hingga akhirnya Sylvano Comvalius melewati pencapaian fantastis tersebut.
Membela Bali United pada Liga 1 2017, Sylvano Comvalius berhasil mencetak 37 gol dalam semusim.
Namun Comvalius tidak meneruskan kiprahnya bersama Bali United. Ia kemudian meninggalkan Serdadu Tridatu dan memilih untuk berkarier di Thailand karena mendapatkan tawaran dari Suphanburi. Gagal memperlihatkan permainan terbaik di sana, Comvalius sempat datang ke Malaysia untuk bergabung dengan Kuala Lumpur FA, tapi juga gagal tampil impresif.
Akhirnya, Comvalius kembali ke Indonesia pada pertengahan 2019. Ia bergabung bersama Arema FC dalam putaran kedua Liga 1 2019. Ia kemudian tetap bersama Arema FC pada awal 2020. Namun, manajemen Singo Edan memutuskan untuk meminjamkannya ke Persipura Jayapura pada awal Liga 1 2020.
Kini, dengan tidak berlanjutnya kompetisi musim 2020, Sylvano Comvalius sudah memutuskan meninggalkan Indonesia. Ia pindah ke Malta di mana Sliema Wanderers memberinya kontrak untuk bermain di sana.
Nick van der Velden
Nick van der Velden merupakan pemain asal Belanda yang juga didatangkan Bali United sejak 2017 ketika Sylvano Comvalius baru datang. Pemain yang berposisi sebagai gelandang ini tampil apik bersama Serdadu Tridatu pada musim pertamanya.
Ia mengemas 5 gol dan 2 assist dalam 27 penampilan pada musim pertamanya bersama Bali United. Pemain bertubuh tinggi dan berambut pirang itu pun dipertahankan oleh manajemen klub untuk bermain di Liga 1 2018 dan Piala AFC 2018.
Pada musim keduanya bersama Bali United, di mana Sylvano Comvalius sudah pergi, Nick van Velden tak hanya menjadi andalan Serdadu Tridatu di Liga 1 2018, tapi juga di Piala AFC 2018.
Bicara soal Liga 1 2018, Nick van Velden mencetak 1 gol dan 9 assist dalam 24 pertandingan. Sementara di kancah Asia, ia mengemas satu gol ketika tampil di Piala AFC
Sayangnya, Nick van der Velden tidak diperpanjang masa kontraknya oleh Bali United, yang memang habis pada 31 Desember 2018. Manajemen Bali United pun tidak memperpanjang kontraknya karena menyerahkan komposisi pemain untuk Liga 1 2019 kepada Stefano Cugurra Teco, pelatih baru yang datang setelah membawa Persija Jakarta menjuarai Liga 1 2018.
Marc Klok
Gelandang asal Belanda, Marc Klok, diboyong ke Indonesia oleh pelatih asal Belanda, Robert Alberts, ketika menukangi PSM Makassar pada Liga 1 2017. Marc Klok bergabung pada April 2017.
Bermain bersama PSM Makassar di bawah asuhan Robert Alberts, Marc Klok terbilang menjanjikan. Ia menjadi andalan PSM bersama pemain asal Belanda lainnya, Wiljan Pluim.
Pada musim 2017, Marc Klok mencetak 4 gol dan 4 assist dalam 28 pertandingan bersama PSM Makassar. Satu hal yang menarik, ke-28 pertandingan itu dilakukannya sebagai starter.
Sementara pada musim 2018, Marc Klok mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dari Robert Alberts dengan tampil dalam 29 pertandingan dan berhasil mengemas 6 gol dan 4 assist.
Pada musim 2019, PSM ditinggalkan oleh Robert Alberts. Marc Klok pun ditangani oleh Darije Kalezic di PSM dan berusaha untuk terus tampil konsisten. Setelah itu, Klok memutuskan untuk meninggalkan PSM dan bergabung bersama Persija Jakarta pada 2020.
Wiljan Pluim
Wiljan Pluim adalah pemain Belanda pertama yang masuk dalam skema permainan Robert Alberts, yaitu ketika menangani PSM Makassar dan tampil di Torabika Soccer Championship 2016. Pluim datang ke PSM setelah direkrut dari klub Vietnam, Becamex Binh Duong.
Akhirnya Wiljan Pluim menjadi pemain yang sangat diperhitungkan di Liga 1. Pemain berusia 31 tahun itu mampu memperlihatkan peran dan kontribusi yang sangat besar bagi Juku Eja di era Liga 1. Raihan 12 gol dan 13 assist di Liga 1 2017 adalah bukti nyata bagaimana luar biasanya Pluim bersama PSM.
Kepemimpinan di lapangan tengah yang luar biasa membuatnya didaulat menjadi kapten PSM Makassar pada musim 2018. Permainan yang elegan dan umpan-umpan matang ke segala penjuru membuatnya menjadi nyawa permainan PSM.
Perannya sebagai penyeimbang tim memang membuatnya tidak boleh egois di lapangan tengah. Ia pun hanya mencetak 5 gol dan 6 assist di Liga 1 2018, begitupun pada 2019 di mana ia hanya mencetak 5 gol dan 7 assit.
Hingga saat ini Wiljan Pluim masih setia bersama PSM Makassar. Meski Liga 1 tengah terhenti, belum ada kabar bahwa Pluim meninggalkan PSM untuk bergabung dengan klub lain.
Kala Robert Alberts merapat ke Persib pada 2019, Pluim menjadi salah satu pemain yang rencananya dibawa ke Bandung. Namun, karena berbagai alasan, rencana tersebut pupus.
Melvin Platje
Melvin Platje adalah pemain asal Belanda yang datang ke Indonesia dan bergabung bersama Bali United sejak 2018. Ia datang ke klub berjulukan Serdadu Tridatu setelah Sylvano Comvalius yang menjadi andalan tim pada musim 2017 memutuskan untuk pergi.
Melvin datang dan menjadi striker andalan baru Bali United. Ia berduet dengan Ilija Spasojevic yang juga baru didatangkan oleh klub dari Bhayangkara FC pada saat itu.
Sebagai seorang striker, torehannya bersama Bali United terbilang cukup baik. Pada musim pertamanya bersama Serdadu Tridatu, Platje langsung mencatatkan 10 gol dan 3 assist di Liga 1 2018.
Torehan itu membuat Platje tetap dipertahankan oleh Bali United meski baru mendatangkan pelatih anyar, Stefano Cugurra Teco. Platje tetap menjadi andalan ketika Bali United menggunakan jasa pelatih yang baru saja membawa Persija Jakarta juara Liga 1 2018 itu.
Pada Liga 1 2019, Platje kembali mengemas 10 gol untuk Bali United, di mana itu cukup berkontribusi besar membawa timnya menjuarai kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu.
Sebagai juara, Bali United pun berhak tampil lagi di Piala AFC 2020. Platje pun dipertahankan oleh Bali United. Sayang, kompetisi harus terhenti karena pandemi COVID-19. Namun, hingga saat ini Platje masih berstatus sebagai pemain Serdadu Tridatu.
Nick Kuipers
Nick Kuipers merupakan satu di antara tiga pemain asing yang dibawa Robert Alberts ke Persib Bandung pada 2019, tepatnya pada putaran kedua Liga 1 2019. Kala itu, Robert Alberts memang membongkar komposisi timnya, terutama di jajaran pemain asing.
Keputusan Robert Alberts membuat Persib harus melepas Bojan Malisic, Rene Mihelic dan Artur Geworkyan. Persib hanya mempertahankan Ezechiel N'douassel pada saat itu dan mendatangkan Kuipers bersama Kevin van Kippersluis dan Omid Nazari.
Nick Kuipers berhasil membuktikan kualitasnya sebagai pemain asal Belanda yang patut diperhitungkan di Liga Indonesia. Ia tampil dalam 17 pertandingan di putaran kedua Liga 1 2019 dan tidak tergantikan. Bahkan ia sukses mengemas dua gol dalam musim itu.
Hal tersebut yang membuat Persib mempertahankan Nick Kuipers untuk musim kompetisi 2020. Bahkan Nick Kuipers tampak sudah nyaman di Bandung, di mana ia sampai membuka bisnis kuliner bernama Johnny Wraps di Bandung.
Bahkan hingga kompetisi musim 2020 terhenti dan tampak tidak akan berlanjut lagi pada 2021 ini, Nick Kuipers masih berstatus sebagai pemain Persib Bandung. Dan tampaknya ia tetap akan ada dalam rencana pelatih Robert Alberts untuk musim kompetisi yang baru.
Kevin van Kippersluis
Seperti sudah disebutkan di atas, Kevin van Kippersluis merupakan pemain asing asal Belanda yang didatangkan oleh Robert Alberts ke Persib Bandung pada putaran kedua Liga 1 2019 bersama kompatriotnya, Nick Kuipers.
Dalam setengah musim itu, Kippersluis terbilang cukup baik. Ia bermain dalam 15 pertandingan. Tapi, sebagai seorang striker, torehan golnya terbilang minim, yaitu hanya dua gol.
Hal tersebut tampaknya membuat manajemen Persib enggan memperpanjang kontraknya untuk musim 2020. Kevin van Kippersluis pun didepak dari Persib dan kembali ke negaranya untuk bergabung bersama Go Ahead Eagles.
Geoffrey Castillion
Setelah mendepak Kevin van Kippersluis serta ditinggal Ezechiel Ndouassel pada akhir Liga 1 2019, Persib Bandung kemudian mencari penyerang-penyerang baru. Akhirnya pemain asal Belanda dan Brasil diboyong oleh Robert Alberts untuk lini serang musim 2020.
Kedua pemain itu adalah Wander Luiz dari Brasil dan Geoffrey Castillion dari Belanda. Lagi-lagi kedekatan Robert Alberts menjadi asal-usul kehadiran Castillion di Bandung.
Geoffrey Castillion mendarat di Indonesia pada 28 Januari 2020 malam. Ia kemudian resmi menjadi striker baru Persib Bandung untuk Liga 1 2020.
Dalam tiga pertandingan pertama yang dimainkan Persib pada Liga 1 2020, Castillion langsung memperlihatkan ketajamannya dengan mencetak dua gol. Satu gol dicetak Castillion pada pekan pertama Liga 1 2020, di mana Persib menang telak 3-0 atas Persela Lamongan.
Setelah gagal mencetak gol pada pertandingan kedua, di mana Persib kalah 1-2 dari Arema FC, Castillion mencetak gol lagi pada laga pekan ketiga, di mana saat itu Persib menang 2-1 atas PSS Sleman.
Sayang aksi Castillion setelah itu tak bisa dilihat lagi. PSSI dan PT LIB menghentikan kompetisi lantaran pandemi COVID-19 dan hingga saat ini kompetisi belum bergulir lagi.
Ezra Walian
Ekspektasi besar dipikul Ezra Walian ketika memutuskan untuk menjadi WNI pada 2017. Ketika itu, ia masih berusia 20 tahun dan berstatus pemain Jong Ajax atau tim junior Ajax Amsterdam.
Seiring berjalannya waktu, kualitas Ezra Walian ternyata tidak sesuai yang diharapkan. Dia sempat bermain untuk Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017, namun tidak terpilih untuk skuad Asian Games 2018.
Ezra tidak bisa membela Timnas Indonesia U-22 ketika menjuarai Piala AFF U-22 2019. Begitu bisa dipanggil, ia malah terkendala status kewarganegaraannya di FIFA.
Timnas Indonesia U-23 telah mendaftarkan Ezra untuk Kualifikasi Piala AFC U-23 2020. Namun, penyerang berusia 23 tersebut dicekal untuk bermain karena terbentur peraturan FIFA.
FIFA melarang Ezra untuk tampil membela Timnas Indonesia U-23 pada Kualifikasi Piala AFC U-23 2020. Pasalnya, FIFA mendapatkan memorandum dari Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB).
Sesuai surat yang dikirim KNVB, Ezra Walian tercatat pernah berseragam Timnas Belanda U-15, U-16, dan U-17, sebelum berganti kewarganegaraan Indonesia pada Mei 2017.
Sehingga, Ezra Walian masih ilegal untuk bermain dengan Timnas Indonesia U-23 maupun senior pada perhelatan di bawah naungan FIFA.
Karena persoalan ini pula, Ezra tidak bisa bermain untuk PSM Makassar di turnamen antarklub Asia.
Karier Ezra di level klub juga merosot tajam setelah pindah kewarganegaraan. Merasa tidak berkembang di Jong Ajax, ia pindah ke klub kasta kedua Liga Belanda, Almere City pada 2017-2018 sebelum dipinjamkan ke RKC Waalwijk pada 2019.
Ezra sempat mencoba peruntungan dengan melakukan seleksi di Tranmere Rovers, klub kasta ketiga Liga Inggris. Ditolak bergabung, ia justru berlabuh di PSM pada pertengahan 2019 dan menandatangani kontrak berdurasi tiga setengah tahun.