Mengenang Gol Bunuh Diri di Piala Tiger 1998, Mursyid Effendi: Saya Melakukannya Demi Timnas Indonesia

oleh Abdi Satria diperbarui 21 Jan 2021, 14:15 WIB
PERMINTAAN - Kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini dinilai Mursyid Effendi membunuh karier pemain muda. (Bola.com/Zaidan Nazarul)

Bola.com, Jakarta - Sosok Mursyid Effendi pernah menjadi buah bibir saat melakukan gol bunuh diri ketika Timnas Indonesia kalah 2-3 dari Thailand pada partai terakhir Grup A Piala Tiger 1998, di Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh City, 31 Agustus 1998 silam.

Mursyid dinilai melakukan gol bunuh diri itu secara sengaja dan membuatnya dijatuhi larangan tampil seumur hidup di level internasional. Meski sudah puluhan tahun berlalu, Mursyid Effendi mengaku tak bisa melupakan peristiwa itu.

Advertisement

Sampai saat ini, ia mengaku tak pernah menerima surat sanksi dari FIFA. "Saya akan terus mengingatnya sampai akhir hayat," ujar Mursyid dalam channel YouTube Pinggir Lapangan.

Menurut Mursyid apa yang dilakukannya merupakan kesepakatan bersama tim. Di mana saat itu, Timnas Indonesia yang lagi memimpin klasemen Grup A harus kalah agar terhindar dari tuan rumah Vietnam.

Dalam briefing tim yang dilakukan pada pagi hari sebelum pertandingan melawan Thailand, manejer tim Andrie Amien dan Rusdi Bahalwan (pelatih) juga memberi tahu kepada pemain agar mengalah dari Thailand.

"Sebenarnya saya tahu rencana itu tak benar. Tapi, sebagai pemain yang masuk Timnas Indonesia karena peran pelatih, saya tidak protes saat tim melakukan briefing," kata Mursyid.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Demi Timnas Indonesia

Mantan pemain Persebaya Surabaya, Mursyid Effendi. (Bola.com/Abdi Satria)

Mendiang Rusdi saat itu memasukkan pemain bawaannya dari Persebaya untuk mendominasi materi Tim Garuda. Dari 20 pemain yang masuk skuad, sembilan diantaranya berasal dari Persebaya. Selain Mursyid ada Hendro Kartiko, Bejo Sugiantoro, Yusuf Ekodono, Khairil Anwar, Uston Nawawi, Anang Ma’ruf, Hartono, dan Aji Santoso.

Kejadian yang menjadi noda hitam Timnas Indonesia itu pun terjadi pada malam harinya. Saat kedudukan imbang 2-2, Mursyid melakukan gol bunuh pada pengujung pertandingan.

"Awalnya, bukan saya yang harus melakukannya (gol bunuh diri). Ada Kuncoro dan Aji Santoso. Tapi, saya yang akhirnya yang melakukannya setelah mendapat intruksi dari Aji. Kalau tidak percaya, silakan tanya kepada saksi yang masih hidup," tegas Mursyid.

Mursyid menambahkan usai pertandingan, perasaannya biasa aja. Apalagi, ia melakukannya demi membantu Timnas Indonesia terhindari dari Vietnam.

"Pak Andrie dan Pak Rusdi juga menenangkan saya dengan mengatakan tidak ada masalah," papar Mursyid.

Pada fase semifinal Piala Tiger 1998, Mursyid sempat dimainkan selama 15-20 menit saat Timnas Indonesia dikalahkan Singapura dengan skor 1-2.

 

3 dari 3 halaman

Menjadi Pelatih

Masa depan Mursyid Effendi sebagai pelatih Persatu Tuban belum aman. (Bola.com/Robby Firly)

Meski mengaku sempat terpukul setelah mendapat diberi tahu manajemen Persebaya terkait sanksi dari FIFA, Mursyid mengaku menguatkan hatinya dan merasa menjadi tumbal demi keinginan Timnas Indonesia saat itu menghindari Vietnam.

"Saya pun melakukannya bukan karena disuap. Karena kalau menerima suap tidak mungkin saya bisa awet di Persebaya," tegas Mursyid yang hanya bisa bermain di level nasional setelah mendapat sanksi itu.

Belakangan, setelah pensiun sebagai pemain, Mursyid beralih profesi sebagai pelatih. Pencapaian terbaiknya adalah membawa tim Jatim meraih medali emas cabang sepak bola di PON Remaja 2016, serta juara Liga 3 Jatim bersama Persiga Trenggalek pada 2018.

Pada tahun yang sama, ia mendapatkan sertifikat pelatih lisensi C-AFC. "Saya merasa hukuman sanksi itu sudah selesai setelah mendapatkan sertifikat itu," pungkas Mursyid.

Sumber: YouTube Pinggir Lapangan