Bola.com, Jakarta - Jual-beli lisensi klub telah menjadi sebuah hal lumrah di Liga Indonesia, khususnya untuk klub Liga 1. Kondisi ini hampir terjadi pada setiap musimnya.
Statuta PSSI tidak melarang klub dijual secara terus-menerus, sampai berpindah markas. Celah ini membuat banyak pihak terlibat dalam transaksi praktis di Liga Indonesia.
Jual-beli lisensi klub biasanya bertujuan mencari kesempatan berlaga di Liga Indonesiam khususnya di Liga 1, tanpa harus merangkak dari kasta paling bawah. Dulu, divisi ini bernama Liga Nusantara, yang sekarang berganti menjadi Liga 3 sejak 2014 lalu.
Umumnya, setiap klub yang enggan berkompetisi dari divisi amatir dan memilih untuk mengakuisisi klub yang telah ada, mendapat label klub siluman oleh banyak pihak.
Bola.com mencoba merangkum sejumlah klub Liga 1 yang berganti identitas. Akibatnya, tim-tim tersebut kerap dilabeli dilabeli sebagai kesebelasan siluman:
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Persikubar Kutai Barat - Persebaya Surabaya (2010) - Bhayangkara FC (2016) - Bhayangkara Solo FC (2021)
Sulit menemukan sejarah Persikubar Kutai Barat saat menjelajahi dunia maya. Kendati demikian, tim ini ialah cikal-bakal terbentuknya Bhayangkara FC.
Pada 2010 lalu, Persikubar berganti nama menjadi Persebaya Surabaya hingga 2014. Setahun kemudian, PT. Mitra Muda Inti Berlian (MMIB) sebagai pengelola Persebaya tidak berhak atas hak paten dan logo Persebaya, sehingga diharuskan mengubah identitas.
Dalam perjalanannya, Persebaya sempat berganti nama menjadi Bonek FC dan Surabaya United sebelum melebur dengan PS Polri pada 2016 sehingga lahir nama baru, Bhayangkara FC.
Pada perjalanannya, Bhayangkara FC kembali berganti nama, kali ini juga berpindah homebase. Tim berjulukan The Guardian itu memakai identitas Bhayangkara Solo FC dan bermarkas di Stadion Manahan, Solo mulai musim 2021.
Pelita Jaya - Pelita Bandung Raya (2012) - Madura United (2016)
Membahas sejarah Pelita Jaya adalah yang paling rumit. Sejak 2002, tim ini tercatat telah enam kali berganti nama, sebelum bergeser identitas menjadi Madura United.
Era Pelita Jaya berakhir pada 2015. Ketika itu, nama tim ini adalah Pelita Bandung Raya (PBR). PBR sempat dijual ke Pemerintah Kota Bekasi sebelum diakuisisi oleh Madura United selang setahun kemudian.
Berikut Jejak Sejarah Pelita Jaya Sejak 2002:
Pelita Krakatau Steel (2002-2006)
Pelita Jaya Purwakarta (2006-2007)
Pelita Jawa Barat (2008-2009)
Pelita Jaya Karawang (2010-2012)
Pelita Bandung Raya (2012-2015)
Persipasi Bandung Raya (2015)
Madura United (2016-Sekarang)
Putra Samarinda - Bali United (2015)
Kompetisi Liga Indonesia 2015 adalah debut Bali United di kancah sepak bola nasional. Saat itu, klub ini masih bernama Bali United Pusam setelah mengakuisisi Putra Samarinda.
Penjualan Putra Samarinda terjadi pada akhir 2014. Ketika itu, faktor ekonomi melatarbelakangi perpindahan tangan manajemen klub.
Putra Samarinda kerap merugi hingga 15 miliar setahunnya. Sehingga, Hardiansyah Hanafiah selaku pemilik klub menjualnya ke Keluarga Tanuri.
Persiram Raja Ampat - PS TNI (2016) - PS Tira (2018) - Tira Persikabo (2019) - Persikabo (2020)
Sedikit rumit menjelaskan perjalanan Persiram Raja Ampat sebelum bertransformasi menjadi Persikabo. Sederhananya seperti ini.
Pada 2015, dibentuk klub bernama PS TNI yang beranggotakan mayoritas pemain PSMS Medan untuk bermaind di turnamen Piala Jenderal Sudirman.
Ternyata, klub ini menyedot perhatian cukup banyak dari masyarakat. Guna bermain di Indonesia Soccer Championship (ISC) A pada 2016, tim ini perlu membeli lisensi kesebelasan lain.
PS TNI lalu mengakuisisi Persiram Raja Ampat pada awal 2016. Klub ini lalu bermarkas di Stadion Pakansari, Kabupaten Bogor.
Bertahan di Bogor hingga 2018, PS TNI pindah ke Bantul dan mengubah identitasnya menjadi PS Tira, yang artinya, TNI dan rakyat. Hijrahnya PS TNI ini dilatarbelakangi oleh minimnya dukungan di Bogor.
Hanya semusim di Bantul, PS Tira kembali ke Bogor untuk merger dengan klub Liga 3, Persikabo. Jadilah tim ini bernama Tira Persikabo.
Pada 2020, Tira Persikabo kembali mengubah identitas. Kali ini meninggalkan embel-embem TNI maupun Tira dengan mamakai nama Persikabo 1973.
Perseba Super Bangkalan - Pusamania Borneo FC (2014) - Borneo FC (2017)
Untuk menyaingi keberadaan Putra Samarinda, pengusaha muda, Nabil Husein membeli Perseba Super Bangkalan dan mengubahnya menjadi Pusamania Borneo FC pada awal 2014. Klub ini bermula bermain di Divisi Utama.
Pembentukan Pusamania Borneo FC kala itu juga dilatarbelakangi ketidakpuasan terhadap prestasi Putra Samarinda dan hilangnya terhadap manajemen klub.
Putra Samarinda akhirnya kalah dari Pusamania Borneo FC. Tim itu dijual ke Bali lalu dan bertransformasi menjadi Bali United.
Pusamania Borneo FC melenggang sendirian sebagai wakil Samarinda di Liga Indonesia setelah menjuarai Divisi Utama 2014 dan promosi ke Liga Super Indonesia (ISL) pada 2015.
Pada 2017, Pusamania Borneo FC menghilangkan embel-embel Pusamania. Jadi, tim itu bernama Borneo FC hingga saat ini.
Baca Juga
Alasan Pelatih Oxford United Tak Kunjung Mainkan Marselino Ferdinan: Masih Butuh Waktu, Liga Inggris Itu Mengerikan
Hasil Lengkap dan Klasemen Liga Inggris 2024 / 2025 Malam Ini: Sama-sama Menang, Poin Arsenal dan Chelsea Kembar
Hasil Liga Inggris: Bukayo Saka dan Bocah 17 Tahun Gemilang, Arsenal Hajar Nottingham Forest dan Tembus 4 Besar