Bola.com, Makassar - Sumatra Barat terkenal sebagai provinsi yang kerap melahiran pelatih berkelas yang berkiprah di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Satu di antaranya adalah Jafri Sastra yang mencuat ketika membawa Mitra Kukar meraih trofi juara Piala Soedirman 2015.
Pengalaman Jafri Sastra terbilang cukup berwarna karena sudah pernah menangani tim dari lima pulau besar di Tanah Air. Selain Mitra Kukar, pelatih kelahiran Payakumbuh, 23 Mei 1965, itu pernah menjadi arsitek tim Persipura Jayapura, Celebes FC, PSPS Riau, Persis Solo, PSIS Semarang, dan PSMS Medan.
Jafri Sastra yang berstatus pelatih Mitra Kukar di Liga 2 2020 tidak mendapatkannya dengan mudah. Ia malah memulai dengan mendirikan sekaligus menjadi pelatih SSB Tabing Sumatra Barat. Dalam channel Youtube Minangsatu, Jafri Sastra mengungkapkan perjalanan panjang yang diawali oleh keputusannya fokus menjadi pelatih pada 1995.
Sebelumnya, Jafri pernah berstatus sebagai pemain PSP Padang periode 1984 hingga 1994. Layaknya, pemain tim Perserikatan, Jafri juga menyambi sebagai karyawan di berbagai instansi yang memerlukan jasanya sebagai pesepak bola.
"Saya pernah bekerja di PLN, Bank Sumbar, dan Dinas PU Sumbar. Saya berhenti sebagai pemain karena mengalami cedera parah," kenang Jafri.
Tidak ingin jauh dari sepak bola, Jafri Sastra beralih profesi menjadi pelatih. Ingin fokus, ia pun memutuskan berhenti sebagai karyawan. Jafri pun mengikuti kursus kepelatihan untuk mendapatkan ilmu yang bisa menunjang keputusannya itu.
Setelah itu, Jafri Sastra menerapkan ilmu sekaligus mengasah kemampuannya dengan mendirikan sekolah sepak bola (SSB) Tabing.
"Saya membina pemain muda di SSB Tabing selama belasan tahun sebelum menjadi asisten pelatih di Semen Padang pada 2013," ujar Jafri.
Sebelum ke Semen Padang, Jafri Sastra sempat menangani sejumlah tim kasta kedua dan tiga, seperti PS Lhokseumawe, PS Bukit Tinggi, dan Persipro Probolinggo. Jafri pun rajin meminta masukan kepada pelatih senior di Padang, seperti Suhatman Imam dan Emral Abus.
"Saya orang yang menghargai proses dan kerja keras untuk mencapai kesuksesan," ujar Jafri Sastra.
Video
Berawal dari Semen Padang
Peruntungan Jafri Sastra sebagai pelatih level atas mulai terbuka ketika manajemen Semen Padang memberikan tawaran menjadi asisten Suhatman pada 2013. Dua musim melakoni status tersebut, Jafri kemudian diplot sebagai pelatih kepala jelang 2015.
Namun, Jafri tak lama di posisinya tersebut. Manajemen Semen Padang memberhentikannya karena dinilai tidak mampu membawa skuat Kabau Sirah mencapai prestasi di Piala Walikota. Liga Indonesia 2015 juga terhenti menyusul perseteruan PSSI dan Kemenpora yang berujung sanksi dari FIFA.
Pada tahun yang sama, Jafri Sastra mendapatkan tawaran dari Mitra Kukar yang tengah bersiap menghadapi Piala Presiden. Jafri Sastra pun meninggalkan Padang menuju Kutai Kartanegara.
Bersama klub asal Kalimantan Timur itu nama Jafri Sastra mencuat. Berawal dengan membawa Mitra Kukar menembus semifinal Piala Presiden dan kemudian meraih trofi juara Piala Soedirman 2015.
Setelah dua ajang tersebut, Jafri Sastra kemudian mendapatkan tawaran menjadi pelatih Persipura Jayapura untuk Torabika Soccer Championship 2016. Jafri langsung menerima dan kemudian menjadi pelatih asal Sumbar pertama yang menangani tim berjulukan Mutiara Hitam itu.
"Bagi saya melatih Persipura adalah tantangan meski risikonya juga besar. Materi pemain menjanjikan membuat tuntutan prestasi dari suporter juga tinggi," terang Jafri.
Akhirnya Jafri Sastra hanya bertahan selama setengah musim di Persipura. Ia kembali menangani Mitra Kukar jelang Liga 1 2017. Tapi, seperti di Persipura, ia hanya menangani tim sampai putaran pertama berakhir.
Beruntung, Jafri Sastra tidak lama menganggur setelah klub Liga 2, Celebes FC, ingin menggunakan jasanya. Selepas dari Celebes, Jafri pun kemudian menangani PSPS Riau, Persis Solo, PSIS Semarang, PSMS Medan, dan kembali ke Mitra Kukar jelang Liga 2 2020.
Baca Juga
Media Vietnam Sebut Skuad Timnas Indonesia di Piala AFF 2024 Menakutkan: Ada Pemain Diaspora, Tetap Lebih Kuat daripada The Golden Star
Pandit Malaysia Desak Oxford United Segera Beri Menit Bermain yang Cukup untuk Marselino Ferdinan
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026