Bola.com, Makassar - Penundaan kompetisi yang berujung keputusan PSSI membatalkan Shopee Liga 1 dan Liga 2 2020 tidak hanya berdampak ke klub, pelatih, maupun pemain. Kalangan suporter pun terkena imbasnya. Selain tak bisa menyaksikan tim kesayangan berlaga, suporter yang membuka usaha merchandise tim juga kehilangan penghasilan, seperti pentolan kelompok suporter PSM Makassar, Laskar Ayam Jantan, Daeng Uki.
Daeng Uki, Panglima Laskar Ayam Jantan yang merupakan kelompok suporter PSM Makassar, sebelumnya menjalankan usaha merchandise PSM, mulai dari gelang, jersey, syal, dan lain-lainnya. Kini usaha itu terdampak. Padahal bisnis yang dikelolanya itu tidak hanya menopang kehidupan keluarga kecilnya, tapi dipakai membiayai aktivitas Daeng Uki mendukung PSM, baik di laga kandang maupun laga tandang.
"Sejak Maret lalu, pemasukan dari bisnis saya itu sangat minim dan kadang tidak ada. Kondisi ini membuat saya berpikir untuk berpaling ke bisnis warung kopi," ujar Daeng Uki kepada Bola.com yang bertandang ke warkopnya, Jumat (22/1/2021) petang.
Sejatinya, bisnis warung kopi bukan hal baru bagi Daeng Uki. Sebelumnya, ia juga pernah mengelola warkop yang dinamainya Bengkel Suporter.
"Tapi, saat itu usaha merchandise lebih menjanjikan sejalan dengan membaiknya prestasi PSM di Liga Indonesia. Kini, saya kembali membuka warkop dengan brand menggunakan nama saya," kata Daeng Uki yang bekerjasama dengan rekannya, Chandra Mindset.
Daeng Uki optimistis warkopnya bisa berkembang meski ada puluhan usaha sejenis yang berada di sekitar tempatnya itu.
"Prinsip saya, tidak ada rezeki yang tertukar. Apalagi selain jenis kopi di level premium, harganya terjangkau dengan mengusung konsep pelayanan dan keramahan yang optimal," ujar Daeng Uki yang membidik kalangan umum, komunitas motor, suporter, dan selegram.
Kelompok suporter Laskar Ayam Jantan yang dipimpin Daeng Uki beranggotakan 3.000 orang yang mayoritas berdomisili di Makassar.
"Selain membuka usaha warkop, sebagian ruang di rumah saya tetap dipakai untuk menggelar pengajian yang rutin dilakukan minimal lima kali dalam sepekan. Intinya, meski kompetisi terhenti, jalinan silaturahmi dan komunikasi antaranggota LAJ tetap terjaga," ujar pentolan suporter PSM Makassar itu.
Video
Berharap Kompetisi Kembali Bergulir
Sebagai suporter, Daeng Uki juga mengomentari keputusan PSSI yang membatalkan kompetisi musim 2020.
"Meski kecewa kompetisi tidak bisa berjalan sesuai rencana, keputusan itu memang harus dilakukan PSSI agar nasib klub peserta tidak digantung oleh ketidakjelasan jadwal kompetisi," tegas Daeng Uki.
Pentolan suporter PSM Makassar itu sependapat dengan wacana kompetisi musim 2021 digelar setelah lebaran. Menurutnya, kalau digelar Maret 2021 sesuai usulan PSM dan sejumlah klub lainnya terkesan dipaksakan.
"Saya yakin mayoritas klub tidak siap berkompetisi kalau kompetisi musim baru dimulai Maret. Waktu persiapan mepet. Sekarang saja sudah akhir Januari," ujar Daeng Uki.
Seperti semua pelaku sepak bola lainnya, Daeng Uki meminta PSSI fokus dulu dengan urusan perizinan dari kepolisian. Percuma kalau membicarakan jadwal kalau izin belum keluar," pungkas Daeng Uki.
Baca Juga