Bola.com, Jakarta - Bakat besar Alan Martha sempat membuat decak kagum pecinta sepak bola Indonesia pada 2007 hingga 2008. Namanya melejit setelah tampil memukau bersama Timnas Indonesia U-16.
Pemain asal Padang, Sumatra Barat, itu pernah melakoni laga hebat sepanjang kariernya, yaitu memborong empat gol sekaligus atau mencetak quattrick ke gawang Vietnam dalam laga penentuan pada Kualifikasi Piala AFC U-16 2008 yang digelar pada 2007.
Hebatnya, ia melakukan hal itu hanya dalam tempo 12 menit terakhir pertandingan dan dengan kondisi Timnas Indonesia U-16 tertinggal lebih dulu. Setelah menjadi pahlawan kemenangan Timnas Indonesia U-16 dalam pertandingan itu, bakat Alan Martha makin dipoles lewat program SAD di Uruguay.
Setelah tiga tahun belajar di Amerika Selatan, Alan Martha sempat menjadi rebutan banyak klub besar Indonesia, terutama Persija Jakarta dan Semen Padang yang begitu ngotot merekrutnya.
Seiring berjalannya waktu, Alan Martha seperti harus menemui dua persimpangan jalan. Persija dan Semen Padang menjalin komunikasi dengannya, hingga akhirnya ia memilih bergabung bersama Macan Kemayoran.
Ketika itu, publik sepak bola Padang menilai Alan Martha tidak loyal terhadap klub dari tanah kelahirannya karena memperkuat Persija. Bahkan ia dianggap memilih iming-iming uang ketimbang bermain di kampung halamannya sendiri.
Baru-baru ini Alan Martha memberikan klarifikasi secara gamblang dalam sebuah tayangan Youtube dalam kanal Minangsatu. Meski sudah bertahun-tahun yang lalu, Alan Martha memberikan klarifikasi cerita yang sebenarnya terkait keputusannya ke Persija yang membuatnya dianggap tidak loyal terhadap tanah kelahirannya.
"Setelah pulang dari program SAD, saya dikontak oleh Persija. Sementara Semen Padang menghubungi untuk negosiasi, tapi untuk tim U-21. Saya harus menghormati Persija yang lebih serius dan lebih dulu berkomunikasi. Dalam hati kecil saya ingin ke Semen Padang walau banyak yang mengatakan saya tidak mau ke Semen Padang," ungkap Alan Martha.
"Komunikasi saya dengan Coach RD (Rahmad Darmawan) saat itu juga lancar. Selain itu ada sosok senior di Persija yang berasal dari Padang, itu yang membuat saya diajak ke Persija. Setelah itu, tidak pernah ada tawaran lagi dari Semen Padang," kenangnya.
Video
Prihatin Banyak Pemain Asing
Karier Alan Martha di sepak bola Indonesia justru lebih banyak dilakukannya bersama tim di luar Sumatra Barat. Alan Martha belum pernah mencicipi seragam tim Semen Padang yang merupakan tim tanah kelahirannya.
Setelah dua musim di Persija, Alan Martha bergonta-ganti tim, seperti Persepar Palangkaraya, Sriwijaya FC, Kalteng Putra, Celebes FC, dan Persikad Depok.
Ia memutuskan bermain di tim-tim tersebut karena hanya ingin mendapatkan menit bermain lebih banyak, ketimbang harus menjadi pemain cadangan.
Sementara itu, Alan Martha juga merasa cukup prihatin dengan minimnya pemain asli Indonesia di level klub kasta tertinggi sepak bola Indonesia, terutama karena kesulitan bersaing menembus tim utama untuk posisi penyerang. Mayoritas klub selalu memiliki striker asing sebagai pemain utama.
"Striker asing mempengaruhi keberadaan pemain asli Indonesia, seperti striker yang selalu diisi pemain asing. Tidak bisa disalahkan juga karena semua kembali kepada kebutuhan klub. Banyak pemain yang kemudian pilih ke Liga 2," ungkapnya.
"Sedikit jebolan SAD yang tersisa main di Liga 1, enggak sampai 10 persen. Paling tinggal Alfin Tuasalamony, Rizky Pellu, Manahati Lestusen, Abduh Lestaluhu," tegas Alan Martha menutup perbincangan.