Bola.com, Jakarta - Indonesia kini bisa berharap banyak pada tiga ganda putra muda yang tampil pada Thailand Open 2021. Herry Iman Pierngadi (Herry IP) cukup puas dengan penampilan ketiganya.
Pada turnamen seri Thailand Open 2021 kali ini, Indonesia juga mengirim tiga pasangan muda. Yaitu Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana, dan Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan.
"Mereka pertama kali turun di super 1000, tapi bisa melawan dan oke mainnya. Jadi di satu sisi, ada harapan dengan tiga pasangan-pasangan muda ini. Mulai kelihatan hasil latihan mereka, bisa bersaing dengan lawan-lawan negara lain juga," jelas Herry IP kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Jadi ada dua sisi. Memang satunya gagal, yang satunya ada harapanlah," ungkapnya.
Pada seri pertama Yonex Thailand Open pekan lalu, Leo/Daniel mampu mengalahkan seniornya, Fajar/Rian di babak kedua, 16-21, 21-17, 22-20. Sayang, langkah mereka dihentikan Goh V. Shem/Tan Wee Kiong (Malaysia) di babak semifinal dengan skor 19-21, 10--21.
Sedangkan pada seri kedua ini, di babak pertama Fikri/Bagas menyingkirkan juara All England 2016, Vladimir Ivanon/Ivan Sozonov (Rusia) dengan rubber game 21-15, 16-21, 21-13 Namun di babak kedua, mereka tersingkir oleh Mark Lamsfuss/Marvin Seidel (Jerman), 16-21, 15-21.
Sementara Pramudya/Yeremia, pada babak pertama seri kedua mengalahkan pasangan Prancis, Eloi Adam/Julien Maio, 21-14, 21-16. Kemudian dikalahkan kompatriotnya, Ahsan/Hendra di babak kedua, 18-21, 18-21.
Video
Hasil Latihan Intensif Selama 10 Bulan
Melihat hasil tersebut, menurut Herry, ketiga pasangan muda binaannya ini sudah menunjukkan hasil latihan yang diharapkan. Apalagi, selama 10 bulan vakum dari pertandingan, mereka telah banyak melakukan sparing dengan para seniornya.
"Itu hasil selama 10 bulan lebih sparing dan latihan bersama dengan pemain-pemain top 10 yang ada di Indonesia. Seperti Kevin/Marcus, Ahsan/Hendra, dan Fajar/Rian," sebut Herry.
"Kan tidak berbeda terlalu jauh dengan negara lain. Menurut saya kemarin mereka bertanding bisa memberikan hasil latihannya sesuai dengan yang diharapkan," tuturnya.
Pembentukan Pola Permainan Jadi yang Utama
Bagi sang pelatih, bukan kemenangan yang menjadi tujuan utama dalam debut pertama mereka ini. Setidaknya, pola permainan sudah terbentuk pada ketiga pasangan pelapis.
"Saya sih tidak selalu melihat menang atau kalahnya. Saya melihat cara mereka bermain, pola mereka bermain sudah terbentuk, sudah sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tinggal nanti ditambahin jam pertandingan dan ada beberapa teknik yang harus diperbaiki," ucap Herry mengevaluasi.
Selama jalannya pertandingan, Herry kerap mengingatkan ketiga pasangan untuk menerapkan apa yang sudah dilatih. Rupanya, sang pelatih ini ingin anak asuhannya agar lebih menghargai proses yang mereka lakukan selama 10 bulan latihan.
"Setiap pasangan saya bilang, kamu main nothing to lose, karena kan kamu baru pertama kali ikut pertandingan series 1000. Kalau masalah teknik sih tergantung situasi lawannya. Pokoknya yang penting sesuai apa yang kamu latih selama 10 bulan, sesuaikan mainnya seperti itu," ucap Herry menirukan apa yang dia sampaikan kepada atlet-atlet mudanya.
"Garis besarnya sih pola main mereka bisa jalan. Banyak main pola no lob itu sudah jalan. Mereka bisa menerapkan di lapangan saat pertandingan. Walaupun masih turun-naik begitu. Kalah jam terbang lah," Herry menambahkan.
Baca Juga
Maarten Paes Bawa Level Berbeda di Bawah Mistar Timnas Indonesia: Perlu Pesaing yang Lebih Kuat?
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Rapor Pemain Lokal pada Dua Laga Home Timnas Indonesia di Kualifiaksi Piala Dunia 2026: Ridho Tak Tergantikan, Marselino Jadi Pahlawan