Kisah Unik Yudi Suryata di Niac Mitra: Legenda Yang Pernah Merangkap Sebagai Kitman

oleh Gatot Susetyo diperbarui 25 Jan 2021, 14:15 WIB
Yudi Suryata. (Gatot Susetyo/Bola.com)

Bola.com, Jakarta - Yudi Suryata adalah salah satu legenda Niac Mitra pada era kompetisi Galatama. Dia merupakan pemain asli didikan PS Mitra Utama Surabaya sebagai cikal bakal pembentukan tim Niac Mitra.

Dia adalah generasi pertama klub milik pengusaha hiburan Alexander Wenas tersebut. Ada delapan pemain yang diorbitkan dari PS Mitra Utama. Selain Yudi Suryata ada Suyanto saat itu. 

Advertisement

"Saya masuk Mitra Utama berkat jasa Ali Aidid, pria keturunan Arab asal Solo. Saat itu dia mencari pemain untuk klub amatir tersebut yang ikut kompetisi internal Persebaya. Sementara waktu itu saya masih kuliah di ATM Marga Solo. Setelah lulus kuliah, saya pergi ke Surabaya," tutur Yudi Suryata.

Pria asal Masaran, Sragen, Jateng, masih ingat betul pada 28 Desember 1976 dia resmi jadi pemain Mitra Surabaya. Ketika klub amatir ini beralih ke profesional menjadi Niac Mitra pada 14 Agustus 1978, pamor Yudi Suryata pun ikut terangkat.

Dia yang sebelumnya hanya menerima honor per bulan menjadi pemain yang diikat kontrak secara profesional dengan gaji Rp 150 ribu tiap bulan.

"Uang segitu pada waktu itu cukup besar. Saat di klub amatir, saya baru bisa dapat penghasilan tambahan bila dipanggil Persebaya. Setelah Niac Mitra resmi berdiri, saya jadi punya gaji dari kontrak tersebut," katanya.

Meski Niac Mitra menjadi klub profesional, tapi tak banyak orang yang terlibat dalam manajemen. Bahkan Yudi Suryata merangkap peran sebagai pemain sekaligus kitman atau bagian perlengkapan yang menyiapkan kebutuhan tim. Baik saat latihan maupun bertanding.

"Karena saya pemain asli Mitra Utama, maka saya dipercaya Pak Wenas untuk membantu tim. Waktu itu tak banyak yang terlibat di tim. Makanya, saya juga merangkap bagian perlengkapan," ujarnya.

 

 

 

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Pemain Merangkap Kitman

Yudi Suryata. (Gatot Susetyo/Bola.com)

Tak pelak lagi, Yudi Suryata harus menyiapkan kostum latihan bagi rekan setimnya, air minum, hingga membantu pelatih asal Belanda, Wiel Coerver saat latihan.

"Ya lucu juga. Masak pemain merangkap perlengkapan. Sekarang mana ada pemain yang melakukan seperti itu," ucapnya.

Namun banyak hikmah yang diperolehnya dari peran ganda tersebut. "Saya jadi dekat secara personal dengan Wiel Coerver. Banyak ilmu kepelatihan yang saya dapat dari beliau. Akhirnya saya juga mengidolakan dia," ungkapnya.

Setelah pensiun sebagai pemain dan banting setir sebagai pelatih, ilmu Wiel Coerver inilah yang diterapkan Yudi Suryata di klub yang ditanganinya. Termasuk ketika membawa Niac Mitra juara Galatama pada musim 1987/1988.

"Saat Niac juara 1988, saya jadi asisten M. Basri. Tapi berikutnya, Basri jadi Direktur Teknik, karena dia juga jadi pelatih Timnas Indonesia. Saya pun naik jadi pelatih Niac," jelasnya.

Yudi Suryata punya niat untuk menyusun program latihan ala Wiel Coerver. "Saya ingin membuat video tutorial latihan Wiel Coerver. Menurut saya cara Coerver itu masih layak dipakai. Karena ada item-item tertentu yang sangat dibutuhkan seorang pemain dan tim," pungkasnya.