Bola.com, Makassar - Nama Zulkifli Syukur masuk dalam daftar pemain profesional ketika bergabung di Persim Maros yang berkiprah di kasta kedua Liga Indonesia musim 2005-2006.
Aksinya sebagai bek kanan mulai diperhitungkan ketika hijrah ke PKT Bontang yang bersaing di level tertinggi kompetisi tanah air. Belum setengah musim membela PKT, nama Zulkifli masuk dalam daftar pemain Timnas Indonesia U-23 yang akan menjalani pemusatan latihan selama tujuh bulan di Belanda sebelum berkiprah di Asian Games 2006 Qatar.
Di Belanda, timnas U-23 ditangani Foppe Geert de Haan, pelatih yang membawa tim nasional Belanda U-21 meraih juara Piala Eropa U-21. De Haan didampingi striker legenda Timnas Indonesia, Bambang Nurdiansyah yang sebelumnya melakukan seleksi pemain.
Dalam channel Youtube Fung Ukka, Zukilfki menceritakan pengalaman pahit dan manisnya selama menimba ilmu di Belanda.
Awalnya, ia sangat antusias melahap seluruh program latihan dan mampu menarik perhatian tim pelatih. Tapi, setelah tiga bulan pertama, Zulkifli tiba-tiba merasa jenuh dan rindu kepada ibunya serta Makassar, kampung halamannya. Ia pun berpikir keras untuk mencari alasan agar diperbolehkan pulang.
"Saya pun mendapat alasan dengan mengatakan ibu sedang sakit dan meminta saya pulang," kenang Zulkifli.
Untuk memuluskan rencananya itu, Zulkifli sengaja menelpon sang ibu dan mewanti-wanti membenarkan alasannya itu bila dikonfirmasi oleh pengurus tim. Tak hanya itu, Zulkifli pun meminta kakaknya memberi jawaban.
"Setelah semuanya oke, saya pun menghadapi pelatih dan pengurus. Awalnya, mereka tidak mengizinkan. Tapi, saya bersikeras ingin pulang dengan alasan ini permintaan ibu yang sudah ditinggal bapak yang wafat ketika saya masih kecil."
Zulkifli Syukur pun akhirnya mendapat izin pulang. Itu pun ia diultimatum harus kembali ke Belanda dalam dua pekan.
Video
Dapat Ancaman Sanksi dari PSSI
Zulkifli pun pulang ke Makassar dan berniat tak akan kembali lagi ke Belanda. Namun, setelah dua pekan berlalu, tiba-tiba ia mendapat telpon dari pengurus PSSI yang menanyakan kabar sekaligus memintanya kembali ke Belanda.
"Saya sempat menolak dan menyatakan ingin mundur dari tim. Tapi, pengurus tersebut mengatakan tim pelatih membutuhkan tenaga saya dan wajib kembali bersama tim di Belanda," tutur Zulkifli.
Tak hanya itu, sang pengurus mengancam Zulkifli agar mengembalikan seluruh uang yang telah dikeluarkan PSSI selama dia di Belanda. Jumlahnya mencapai ratusan juta.
"Saya bilang tak masalah, saya siap bayar. Tapi, saya akhirnya tak berkutik ketika pengurus itu bilang saya akan dijatuhi sanksi tidak bisa bermain di Liga Indonesia. Akhirnya, saya pun kembali ke Belanda."
Puasa
Selain berlatih dan uji coba, Zuklifli juga menyimpan lucu selama berlatih di Belanda. Pada satu waktu, Zulfikli tetap memaksakan diri untuk menjalani ibaadah puasa meski De Haan melarang.
"Pelatih bilang bisa dibayar pada lain waktu. Tapi, saya dan sebagian teman sudah bertekad untuk puasa. Kami pun mencari cara untuk menyiasatinya," kenang Zulkifli.
Cara pun akhirnya didapatkan dengan meminta bantuan seorang ofisial tim.
"Ketika pelatih tak melihat, roti, kentang dan daging makanan siang kami bungkus dan dimasukkan ke ransel Pak Sudir (offisial tim). Sesampai di hotel, kami pun memakannya saat berbuka puasa," pungkas Zulkifli.