Bola.com, Jakarta - BTR Luxxy menilai gereget PUBG Mobile Global Championship (PMGC) 2020 tak seperti biasanya. Ia bahkan merasa kejuaraan dunia itu tak layak disebut sebuah turnamen.
Bigetron Red Aliens (BTR RA) tampil di bawah performa terbaik mereka sepanjang PMGC 2020. Juara bertahan itu terlalu telat panas dan akhirnya hanya sanggup menempati posisi kelima klasemen akhir.
Ada banyak alasan mengapa andalan Indonesia itu tampil tak seperti biasanya. Yang pertama, kendala internet yang membuat BTR dan sejumlah tim lain terganggu.
Seperti diketahui, PMGC 2020 sedianya digelar secara offline. Sayang, pandemi virus corona membuat penyelenggaraan berjalan tak sesuai rencana.
Panitia lantas tidak jadi menggelar pertarungan secara offline. Alih-alih, setiap peserta masing-masing berkompetisi di hotel dengan kekuatan sinyal yang tak merata.
Selain itu, BTR Zuxxy dan Luxxy diketahui terpapar COVID-19. Alhasil, mereka tak bisa bermain dalam satu ruangan karena harus bermain sambil isolasi mandiri.
"Pemain kita tuh beda gitu lho, soalnya kan kita main di tiap kamar 1 orang gitu lho, enggak bisa berdekatan secara langsung. Kan kalau misalnya kita main secara bersama-sama lebih enak gitu. Terus dari hari pertama itu banyak rematch, karena itu bener-bener nge-lag banget di situ," ujar BTR Zuxxy saat sesi wawancara di YouTube Revival TV.
Video
Tidak Seperti Turnamen
Saudara kembar BTR Zuxxy, Luxxy, lebih frontal lagi. Rentetan kendala membuat ia menilai turnamen PMGC 2020 tak terasa seperti laiknya sebuah kejuaraan profesional kelas dunia.
"Kalau dari gua yang kemarin gua rasain itu bukan turnamen tapi skrim doank, karena pertama, enggak offline, mainnya sendiri-sendiri, gua juga gak bisa ngerasain, gimana ketemu musuh mental musuh secara offline gimana.” jawab Luxxy.
PMGC 2020, dengan segala kendalanya, tetap dilanjutkan. Demi sportivitas, beberapa match harus diulang karena sejumlah persoalan, seperti jaringan lag, crash, dan sebagainya.
BTR Red Aliens pada akhirnya hanya sanggup masuk lima besar dengan dua WWCD. Sementara wakil Indonesia lainnya, Aerowolf Limax, finis di posisi 14.