Flashback Jandia Eka Putra, Berawal dari Striker di Liga Sanjo Hingga Sukses Jadi Kiper di Liga 1

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 03 Feb 2021, 12:15 WIB
PSIS Semarang - Jandia Eka Putra (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Kiper PSIS Semarang, Jandia Eka Putra, kini merupakan satu di antara kiper nasional yang sukses bersaing di kasta tertinggi sepak bola Indonesia. Namun, siapa sangka dalam perjalanannya menjadi kiper profesional saat ini, ia mengawali sepak bola dengan menjadi striker, bahkan menjajal hampir semua posisi di dalam tim.

Cerita mengenai awal berkecimpung di dunia sepak bola sebagai striker diungkapkan Jandia Eka Putra dalam channel youtube Minangsatu. Jandia mengakui bahwa sejak memulai sepak bola di bangku sekolah dasar, ia lebih dulu menjadi seorang striker, yang kemudian sempat juga menjadi gelandang, hingga bek kiri.

Advertisement

"Dari kecil saya sudah megnenal sepak bola. Sudah sempat masuk klub di kampung. Istilanya Liga Sanjo kalau kata orang Minang. Saya bermain di depan, menjadi striker," ujar Jandia mengungkap awal kisahnya.

"Hingga akhirnya saat SMP, kebetulan ibu saya guru olahraga, saya diikutkan main di Porseni. Saya main di GOR Agus Salim dan bermain sebagai seorang gelandang."

"Pindah ke SMA, saya malah sempat bermain sebagai bek kiri. Ikut kejuaraan antar-SMA se-Sumatra Barat. Terakhir main di liga kampung, saya bermain di belakang, antara bek kiri atau stoper," lanjutnya.

Hingga akhirnya momen menjadi seorang kiper dialami Jandia ketika bermain di liga antar-RW di Kelurahan Lubuk Buaya di Kota Padang.

"Kebetulan saya bermain di liga itu sebagai bek kiri. Kemudian kipernya mengalami cedera di tangan. Kakak sepupu saya juga main di situ, dan meminta saya menjadi kiper. Saya pun mencoba menjadi kiper," ungkap Jandia Eka Putra.

 

 

Video

2 dari 2 halaman

Menjadi Kiper Hingga ke Liga 1

Aksi Jandia Eka Putra saat menjalani latihan Timnas Indonesia di Stadion Manahan Solo Jawa Tengah, Sabtu (23/9/2016). (Bola.com/Peksi Cahyo)

Ternyata kisah di liga antar-RW tersebut menjadi jalan bagi Jandia Eka Putra untuk lebih menekuni sepak bola. Seorang penggemar sepak bola yang tidak pernah mengikuti kejuaraan level nasional di tingkat junior itu akhirnya diminta tekun berlatih oleh seorang pelatih kiper dan ikut bermain di sebuah kejuaraan.

"Kebetulan saat itu juga ada seorang pelatih kiper yang melihat saya bermain. Dia suka dan saa disuruh berlatih. Saya katakan tidak punya perlengkapan untuk menjadi kiper, dan dia mengatakan akan meminjamkannya dan kemudian saya ikut kejuaraan, namanya Piala PSP," kisah Jandia.

Sempat berhenti bermain sepak bola saat SMA, sebuah pertemuan dengan Jafri Sastra membawanya kembali lebih serius dengan sepak bola. Bahkan ia mengikuti seleksi di PSP Padang dan masuk dalam skuat, hingga akhirnya Semen Padang yang membesarkan namanya meliriknya pada 2008.

"Setelah itu saya bertemu Bapak Jafri di PSTS Tabing. Saya kemudian ikut PSTS. Singkat cerita saya ditelepon oleh ibu saya dan disuruh ikut seleksi di PSP. Saya masuk dan sempat bermain saat PSP bertemu Semen Padang pada 2008. Setelah musim berakhir, saya dihubungi untuk bergabung bersama Semen Padang," ujarnya.

Jandia Eka Putra pun memperkuat Semen Padang mulai musim 2009 hingga 2017. Semen Padang kemudian terdegradasi dan Jandia Eka Putra tidak diperpanjang kontraknya. Ia pun hijrah ke PSIS Semarang yang dibelanya sejak 2018 hingga saat ini.

Sumber: Youtube Minangsatu

 

Berita Terkait