Bola.com, Jakarta - Ratna Mustika, agen kondang di sepak bola Indonesia, harus menempuh perjalanan melelahkan dan penuh tantangan ke Vietnam untuk mendampingi tiga pemainnya yang akan menandatangani kontrak dengan klub di sana. Perjalanan itu menantang karena dilakukan di tengah pandemi Covid-19 di dunia.
Wanita yang karib dipanggil Dokter Tika itu terbang ke Vietnam pada 30 Januari 2021 via Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten. Tiga hari sebelumnya, ia harus menjalani tes swab. Pemeriksaan ini menjadi syarat wajib untuk memasuki Negeri Paman Ho tersebut.
Meskipun perjalanan tersebut sangat rumit dan menantang, Ratna Mustika mengaku kagum dengan protokol kesehatan di Vietnam. Tidak hanya pemerintahnya saja yang serius, masyarakatnya juga patuh. Jangan kaget jika kasus positif COVID-19 di Negeri Paman Ho sangat rendah.
Menurut laporan dari WHO, Vietnam hanya mencatatkan 1.850 kasus COVID-19 sejak pandemi ini mengglobal pada awal 2020.
"Minggu, 31 Desember 2021 saya menonton televisi di Vietnam. Ada rapat yang dihadiri begitu banyak orang. Tak ada jaga jarak, tak ada pakai masker juga. Saya lihat di depan hotel, orang berkegiatan tanpa masker. Protokol kesehatan mereka tidak seketat kita, karena negara mereka aman. Sepuluh hari sebelum saya datang ke sini, selama 55 hari Vietnam bebas kasus COVID-19," kata Tika, ketika dihubungi Bola.com, Selasa (2/2/2021).
Dari pengalaman Tika, apa yang membedakan Vietnam dengan Indonesia? Yang pertama pemerintah dan masyarakat Vietnam sangat disiplin.
"Di Indonesia, maaf saja, dalam tanda kutip orang-orang seperti guyon. Jadi orang tidak takut. Di Vietnam, pelanggar protokol kesehatan akan digebuk dalam tanda kutip. Sanksinya tegas. Orang asing mau datang ke Vietnam dipersulit. Tidak ada pengecualian meski menteri atau jenderal bintang tinggi sekalipun. Mereka harus tetap karantina. Di sini tidak memandang pangkat dan golongan. Saya pikir, di Asia Tenggara, Vietnam yang paling baik menanggulangi wabah virus corona," kata Ratna Mustika.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Dibilang Ndeso, tapi Berhasil Kendalikan Covid-19
Tika menolak untuk mengungkap tiga identitas kliennya yang akan bergabung dengan klub di Vietnam.
Di Vietnam, kata Tika, kompetisi telah berjalan normal. Bahkan, penonton sudah boleh berbondong-bondong datang ke stadion, tanpa jaga jarak dan memakai masker pula.
V.League 1 atau kasta teratas dalam piramida sepak bola Vietnam menjadi kompetisi Asia Tenggara paling cepat yang kembali menggelar kejuaraan di tengah pandemi COVID-19. Pada tahun lalu, kompetisi telah dilanjutkan pada Juni 2020.
Baru juga berakhir pada November 2020, V.League 2021 telah dimulai pada 15 Januari 2021, namun terpaksa menunda sejumlah pertandingan di pekan ketiga akibat naiknya kasus COVID-19 di sana.
Tika akan menetap di Vietnam dalam beberapa pekan. Selama tinggal di sana, ia harus melalui tiga kali tes swab selama masa karantina. Kondisi ini menunjukkan bahwa Vietnam tidak main-main dengan kesehatan dan keselamatan warganya dan orang asing.
"Penonton di Liga Vietnam sudah boleh penuh dan hanya sedikit yang pakai masker. Berhubung sempat ada penambahan kasus, kompetisi ditunda. Di sini, bagusnya, meski kondisinya force majeure, sponsor tetap membayar penuh. Malah meningkat dari musim lalu. Saya tidak menertawakan Vietnam sebab dari 2006, saya sudah tahu soal negara ini. Dibilang ndeso-ndeso, tapi cara mereka lebih bagus," jelas agen yang menaungi gelandang Persija Jakarta, Rohit Chand tersebut.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia