Ditanya Perbandingan Sistem Kepelatihan Bulutangkis Indonesia dengan Jepang, Ini Jawaban Kabid Binpres PP PBSI Rionny Mainaky

oleh Hendry Wibowo diperbarui 05 Feb 2021, 16:15 WIB
Tunggal putri Indonesia Fitriani (kiri) dan pelatihnya, Rionny Mainaky, pada final beregu bulutangkis SEA Games 2019, di Manila, Selasa (3/12/2019). (Bola.com/Muhammad Iqbal Ichsan)

Bola.com, Jakarta - Rionny Mainaky punya tugas berat di kepengurusan Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) periode 2020-2024.

Pasalnya ia menjabat Kabid Binpres PP PBSI sekaligus pelatih sektor tunggal putri. Tidak bisa dimungkiri, kini prestasi para atlet penghuni Pelatnas PBSI ada di tangannya.

Advertisement

Rionny Mainaky sebenarnya punya rejam jejak apik saat menjadi pelatih di skuad bulutangkis Jepang. Banyak pemain top Jepang saat ini lahir berkat sentuhan kepelatihannya. Di antaranya Nozomi Okuhara.

Kini sebagai Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky mengaku sedang menimbang untuk meniru cara yang dilakukan skuad bulutangkis Jepang dahulu di Indonesia saat ini.

"Salah satunya ya, kalau di Jepang, baik pemain junior senior itu wajib bertanding sebanyak 21 turnamen dalam setiap tahun. Baik itu pemain prestasi atau tidak, pasti berangkat," kata Rionny Mainaky dalam acara diskusi daring yang digelar SIWO PWI Jaya, Kamis (04/02/2021).

"Jadi yang membandingkan hal-hal seperti itu. Kalau soal teknis, sebenarnya kurang lebih sama seperti di sini," lanjutnya. 

Selain soal jumlah volume turnamen yang diikuti, Rionny Mainaky turut membandingkan sistem promosi degradasi pemain antara Jepang dan Indonesia.

"Kalau di Jepang, ada pemain keluar (degradasi), ada kemungkinan bisa masuk lagi. Jadi tidak dibuang begitu saja. Kesimpulannya ada motivasi pemain itu untuk kembali promosi," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Yakin Indonesia Bisa Lebih Sukses

Pelatih tunggal putri pelatnas PBSI, Rionny Mainaky. (PBSI)

Rionny Mainaky meyakini jika sistem kepelatihan di Jepang diterapkan di Pelatnas PBSI, pebulutangkis Indonesia bisa lebih sukses.

"Ya, sekarang kita sedang diskusikan mana yang bisa dijalankan di Indonesia. Sekarang saya dapat melakukannya (sebagai Kabid Binpres PP PBSI), kalau sebelumnya kan tidak bisa," Rionny Mainaky menuturkan.

Rionny Mainaky sendiri mulai kembali bekerja untuk PBSI sejak tahun 2019 setelah sempat lama masuk tim kepelatihan bulutangkis Jepang.