Bola.com, Jakarta - Rionny Mainaky punya tugas berat di kepengurusan Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) periode 2020-2024.
Pasalnya ia menjabat Kabid Binpres PP PBSI sekaligus pelatih sektor tunggal putri. Tidak bisa dimungkiri, kini prestasi para atlet penghuni Pelatnas PBSI ada di tangannya.
Rionny Mainaky sebenarnya punya rejam jejak apik saat menjadi pelatih di skuad bulutangkis Jepang. Banyak pemain top Jepang saat ini lahir berkat sentuhan kepelatihannya. Di antaranya Nozomi Okuhara.
Kini sebagai Kabid Binpres PP PBSI, Rionny Mainaky mengaku sedang menimbang untuk meniru cara yang dilakukan skuad bulutangkis Jepang dahulu di Indonesia saat ini.
"Salah satunya ya, kalau di Jepang, baik pemain junior senior itu wajib bertanding sebanyak 21 turnamen dalam setiap tahun. Baik itu pemain prestasi atau tidak, pasti berangkat," kata Rionny Mainaky dalam acara diskusi daring yang digelar SIWO PWI Jaya, Kamis (04/02/2021).
"Jadi yang membandingkan hal-hal seperti itu. Kalau soal teknis, sebenarnya kurang lebih sama seperti di sini," lanjutnya.
Selain soal jumlah volume turnamen yang diikuti, Rionny Mainaky turut membandingkan sistem promosi degradasi pemain antara Jepang dan Indonesia.
"Kalau di Jepang, ada pemain keluar (degradasi), ada kemungkinan bisa masuk lagi. Jadi tidak dibuang begitu saja. Kesimpulannya ada motivasi pemain itu untuk kembali promosi," lanjutnya.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Yakin Indonesia Bisa Lebih Sukses
Rionny Mainaky meyakini jika sistem kepelatihan di Jepang diterapkan di Pelatnas PBSI, pebulutangkis Indonesia bisa lebih sukses.
"Ya, sekarang kita sedang diskusikan mana yang bisa dijalankan di Indonesia. Sekarang saya dapat melakukannya (sebagai Kabid Binpres PP PBSI), kalau sebelumnya kan tidak bisa," Rionny Mainaky menuturkan.
Rionny Mainaky sendiri mulai kembali bekerja untuk PBSI sejak tahun 2019 setelah sempat lama masuk tim kepelatihan bulutangkis Jepang.