Nostalgia Aktor Ronal Surapradja Saat Jadi Saksi Persib Bandung Juara Liga Indonesia 1994 / 1995

oleh Hendry Wibowo diperbarui 10 Feb 2021, 07:00 WIB
Ronal Surapradja baru saja membuka butiknya bernama Lawlaka

Bola.com, Jakarta - Tanggal 28 Juli 1995. Final Divisi Utama Liga Indonesia 1994/1995 yang kala itu dikenal dengan nama Liga Dunhil. Persib Bandung bertemu Petrokimia Putra.

Kala itu, Petrokimia Putra diperkuat nama-nama Jacksen F. Tiago dan Widodo C Putro dikalahkan Persib Bandung lewat gol semata wayang Sutiono Lamso pada menit ke-76.

Advertisement

Fans Persib yang kala itu memadati Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, pun berpesta. Satu di antara puluhan ribu fans Persib kala itu ada aktor kelahiran Bandung, Ronal Surapradja.

Ronal Surapradja yang saat itu masih remaja jadi salah satu fans Persib yang menempuh jarak jauh Bandung ke Jakarta untuk melihat aksi tim asuhan Indra Thohir.

Kepada channel YouTube Persib, Ronal Surapradja pun mengenang momen kesuksesan kala itu. "Juara 1994/1995, oh saya ke sana, edan macetnya. Tapi itu macet yang indah," kata Ronal yang namanya turut berkibar sebagai penyiar radio.

"Ketika semua jadi saudara, berbagi kebahagiaan tidak peduli siapa. Saya di situ saya mengalami bahwa selama kamu cintai Persib, tidak peduli kamu orang mana, agama apa, bahasa apa, kita saudara," lanjutnya.

Tidak seperti sekarang, di mana jarak antara Bandung ke Jakarta bisa ditempuh dalam waktu hanya 2-3 jam, dahulu Ronal Surapradja harus menjalani perjalanan jauh sebelum sampai ke Stadion Utama Gelora Bung Karno.

"Dulu tol belum ada. Ya kita lewat puncak. Saya masih ingat, puncak macetnya seperti apa waktu itu. Tapi ya ikhlas, semua happy," Ronal menceritakan.

Saksikan Video Pilihan Kami:

2 dari 2 halaman

Berbuah Manis

Ronal Surapradja baru saja membuka butiknya bernama Lawlaka

Beruntung perjuangan Ronal Surapradja dan fans Persib lainnya berbuah manis lantaran melihat Yudi Guntara dan kawan-kawan meraih titel juara Liga Indonesia 1994/1995.

Momen Persib juara ini memiliki makna historis tinggi. Karena musim 1994/1995 adalah tahun perdana penggabungan antara kompetisi Perserikatan dan Galatama.

"Apalagi pas pulang, pas menang. Pas pergi senang, tapi deg-degan. Menang atau kalah nih, pulang bahagia apa bete. Pada akhirnya menang dan pulang bawa momen indah. Waktu itu sampai Bandung konvoi," Ronal Surapradja mengungkapkan.

 

Sumber: Channel Youtube Persib

Berita Terkait