Bola.com, Malang - Kontrak pelatih Arema FC, Carlos Oliveira bakal berakhir 17 Februari. Artinya, tinggal hintungan hari pelatih asal Brasil itu berstatus sebagai pelatih kepala tim Singo Edan.
Manajemen Arema kemungkinan tidak melanjutkan kontraknya. Karena ada beberapa pertimbangan teknis dan non teknis yang dilakukan.
Kiprah Carlos di Arema sulit dinilai. Dia gabung dari klub Vietnam, Becamex Binh Duong ketika kompetisi di Indonesia sudah terhenti akibat pandemi virus corona. Dia hanya memimpin latihan tanpa ada sebuah pertandingan resmi.
“Kami sudah komunikasi dengan perwakilan pemain dan tim pelatih. Kami minta pendapat untuk pertimbangan. Saat ini, kami bebaskan Carlos jika ada tawaran dari klub lain,” jelas General Manager Arema, Ruddy Widodo.
Sejak kabar Arema FC membuka pintu keluar kepada Carlos beredar di media, manajemen kebanjiran tawaran pelatih baru dari berbagai agen. Setidaknya, ada 9 lamaran dari pelatih yang sudah diterima manajemen Singo Edan.
“Banyak tawaran pelatih baru yang masuk. Ada yang biasa saja, ada yang bagus sekali dari pengalaman melatihnya. Minimal pelatih dari Asia. Tapi karekter kepelatihannya seperti Amerika Latin yang memperlihatkan permainan cantik. Bukan sekadar menang saja,” sambungnya.
Manajemen Arema FC belum prioritaskan pelatih lokal di kursi pelatih kepala Singo Edan. Ada satu alasan kuat yang membuat Arema tetap mengutamakan pelatih asing, yakni persoalan tekanan dari suporter terhadap keluarga pelatih ketika prestasi Arema jeblok.
Dari segi kualitas, manajemen Arema melihat banyak pelatih lokal berkualitas saat ini.
“Selama saya di manajemen Arema, pelatih sekelas Rahmad Darmawan yang bagi saya kemampuan handling timnya nomor satu di Indonesia hanya bertahan semusim. Padahal kontraknya dua musim. Begitu juga Aji Santoso. Pelatih dengan mental luar biasa. Karena dia asli Malang dan pernah membawa Arema juara ketika jadi pemain. Juga mundur di tengah jalan,” tegas dia.
Hanya ada satu pelatih lokal yang dibilang sukses dalam satu dekade ini, yakni Suharno. Pelatih gaek itu tutup usia musim 2015 silam. Dia berhasil membuat Arema sebagai raja turnamen, di antaranya Inter Island Cup, SCM Cup, dan Bali Island Cupi.
“Kami belum menemukan lagi pelatih seperti Suharno. Meskipun bukan pelatih yang pintar karena teknis strategi Joko Susilo yang pegang. Tapi almarhum dekat dengan Aremania dari berbagai korwil,” pungkasnya.