Bola.com, Jakarta - Sukses adalah hal yang sifatnya tak permanen di dunia sepak bola. Sebuah tim bisa menjadi juara, namun musim berikutnya bisa menjadi seorang pesakitan dengan begitu mudahnya. Tengok yang terjadi di Barcelona saat ini.
Tak ada yang membayangkan Blaugrana tertatih-tatih di persaingan atas La Liga Spanyol. Mereka duduk di posisi tiga besar, terpaut delapan poin dari pemimpin klasemen Atletico Madrid.
Memutar waktu kembali ke satu dekade yang lalu, Barcelona yang saat itu dinakhodai Pep Guardiola adalah tim yang ditakuti dan diimpikan oleh banyak tim untuk dikalahkan.
Dimotori oleh Lionel Messi dan dikendalikan oleh Xavi dan Iniesta, Blaugrana menyegel 23 trofi yang belum pernah terjadi sebelumnya, membuat mereka menjadi tim paling hebat di dunia.
Maju cepat ke satu dekade kemudian, dan klub Catalan berada di tengah-tengah transisi yang berantakan. Mereka terancam kehilangan kapten sekaligus mesin gol tim, Lionel Messi, dan belum memiliki presiden baru.
Krisis COVID-19, yang sangat mempengaruhi keuangan klub, hanya memperburuk keadaan.
Ronald Koeman menjalani tugas yang mudah sebagai pelatih. Barcelona kerap diganggu problematik cedera musim ini. Ia harus melakukan rotasi yang cermat untuk menjaga keseimbangan kinerja tim.
Sayangnya sistem rotasi tak bisa memuaskan semua orang. Masih ada pemain-pemain yang kurang dapat kesempatan bertanding. Padahal, secara kualitas mereka layak masuk skuat inti Barcelona.
Mari kita lihat lima pemain yang tidak mendapatkan cukup waktu bermain di Barcelona.
Video
Neto
Menjadi penjaga gawang pilihan kedua yang bahkan tidak diberi kesempatan di pertandingan-pertandingan non kompetisi (level cup) bukan situasi yang ideal. Situasi itu dialami Neto di Barcelona.
Pemain Brasil sulit menggeser kiper utama, Ter Stegen, yang dianggap sebagai salah satu kiper terbaik di dunia.
Neto bersiap untuk pindah pada jendela transfer Januari, seperti yang dikonfirmasi olehRonald Koeman, dengan Arsenal dan mantan klubnya Juventus di antara calon pelamar.
Namun permintaan transfernya ditolak karena klub menganggapnya sebagai anggota penting skuad walau ia jarang dimainkan.
Tidak punya pilihan selain menunggu, pemain berusia 31 tahun itu hanya bisa berharap mendapatkan waktu bermain yang penting di tengah jadwal klubnya yang padat.
Namun, jika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginannya, maka kepindahan merupakan solusi terbaik yang fair buat sang penjaga gawang.
Riqui Puig
Sang gelandang belia pada musim 2020-2021 banyak mendapat kesempatan bermain di era Quique Setien. Ia amat berguna sebagai pemain alternatif menghadapi jadwal padat. Total ia membuat 12 penampilan di semua kompetisi.
Setelah diduga membocorkan informasi kepada pers yang membuatnya berada di sisi yang salah di mata Ronald Koeman awal musim ini, karier pemain berusia 21 tahun itu benar-benar habis.
Orang hanya akan mengingat tendangan penalti kemenangan melawan Real Sociedad yang mengirim Barcelona ke final Piala Super Spanyol.
Riqui Puig memilih untuk tinggal dan memperjuangkan tempatnya daripada pergi dengan status pinjaman, dengan Arsenal dilaporkan sangat tertarik pada jasanya sebelum akhirnya memilih Martin Odegaard.
Dijuluki 'Next Iniesta', Puig pemain bertalenta yang dimiliki Barcelona. Oleh karena itu, akan sangat penting baginya untuk mendapatkan kesempatan bermain lebih banyak.
Matheus Fernandes
Situasi Matheus saat ini sangat rumit.
Didatangkan dengan kontrak lima tahun senilai € 7 juta plus € 3 juta sebagai tambahan dari tim Brazil Palmeiras, pemain berusia 22 tahun itu bahkan belum secara resmi ditampilkan sebagai pemain Barcelona.
Dengan hanya diturunkan beberapa menit melawan Dynamo Kyiv, Ferencvaros, dan Juventus di Liga Champions, dan namanya tak masuk dalam daftar skuat Barcelona di La Liga. Kalau tenaganya tak dipakai di pentas kompetisi untuk apa Barcelona merekrut Matheus?
Sang gelandang bahkan sudah masuk daftar jual, tetapi cedera hamstring menghambat harapan untuk pindah.
Jelas bukan bagian dari rencana Koeman, Matheus bahkan ingin pindah ke tim B Barcelona untuk mendapatkan menit yang sangat dibutuhkan.
Tetapi dengan skuad yang penuh dengan bakat, bahkan divisi bawah pun bukanlah pilihan ideal bagi pemain Brasil itu. Perpindahan ke klub yang mampu memberi Matheus lebih banyak waktu menjadi solusi terbaik untuk kedua belah pihak.
Junior Firpo
Junior Firpo didatangkan untuk menggantikan Jordi Alba, tetapi setelah hampir dua musim sang bek sayap bermain di Barcelona ia malah jadi cadangan abadi.
Pemain berusia 24 tahun dimainkan di posisi berbeda, termasuk sebagai bek kanan dalam pertunjukan horor Copa del Ray baru-baru ini melawan Sevilla di mana Junimemberi hadiah kepada mantan rekan setimnya Ivan Rakitic sebuah gol.
Pemain asal Spanyol itu baru tampil satu kali di liga musim ini, di mana ia hanya mendapat waktu bermain kurang dari 147 menit.
Pada tahap penting dalam karirnya ini, dia membutuhkan jam bertanding yang lebih banyak.
Perpindahan mungkin terwujud selama jendela transfer Januari, dengan AC Milan dan Arsenal sebagai klub peminat. Namun keduanya menyodorkan tawaran yang dinilai kerendahan oleh Barcelona.
Beberapa bulan mendatang akan menjadi krusial bagi anak muda itu. Ia mungkin sebaiknya harus pindah dari klub untuk mencapai potensi terbaiknya yang tidak diragukan lagi jika situasinya di Barca tidak juga membaik.
Miralem Pjanic
Setelah menjalani karier yang fantastis di Juventus dengan raihan 4 gelar Serie A, 2 Coppa Italia, 1 Piala Super dan sejumlah penghargaan pribadi (termasuk penghargaan Tim Liga Champions Musim Ini dan beberapa penghargaan Tim Terbaik Serie A), Pjanic memutuskan pindah ke Barcelona untuk mencari tantangan baru.
Dibawa sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran yang membuat Arthur pergi ke Juventus, Pjanic belum diberi kesempatan yang pantas di Blaugrana.
Sebagian besar aksinya terbatas pada penampilan sebagai pemain pengganti, ini jelas bukan situasi yang dibayangkan Pjanic ketika ia memutuskan merapat ke Camp Nou.
Sebaliknya, Arthur menjalani karier luar biasa bersama Juventus musim ini.
Kegagalan mengesekusi penalti dalam kemenangan Copa del Ray atas Cornella membuat Miralem Pjanic kian tersingkirkan dari tim utama Barcelona.
Pjanic jelas bukan bagian dari rencana Koeman, dan dengan persaingan ketat di lini tengah serta sejumlah pemain muda berbakat yang menunggu waktu mencicipi lapangan. Sang pemain Bosnia berusia 30 tahun itu benar-benar perlu mempertimbangkan situasinya saat ia memasuki tahun-tahun senja kariernya.
Sumber: Sportskeeda