Bola.com, Jakarta - Nama Purwono pantas masuk dalam daftar kiper terbaik Indonesia. Di level klub, ia menjadi Niac Mitra meraih trofi juara Galatama 1980-1982 dan Aga Khan Cup 1979 di Bangladesh.
Sebelumnya, ia juga pernah menjadi bagian Persebaya Surabaya berjaya pada Piala Jusuf 1977 di Makassar. Sementara di Timnas Indonesia, Purwono jadi kiper utama pada sejumlah turnamen dan laga resmi seperti Merdeka Games Malaysia, Piala Presiden Korea Selatan, King’s Cup Thailand, Jakarta Anniversary Cup, Merlion Cup Singapura, Pra Olimpiade, Pra Piala Dunia dan SEA Games.
Lima tahun bagian penting timnas Indonesia, Purwono tiba-tiba memutuskan gantung sepatu meski tenaganya masih dibutuhkan. Baik oleh skuat Garuda atau klub karena usianya masih 32. Saat itu ada dua klub elite Galatama, Mercu Buana dan Warna Agung merayunya untuk bergabung. Begitu pun dengan Niac Mitra, satu-satunya klub Galatama yang pernah dibelannya.
"Sebenarnya saya merasa mampu. Fisik pun masih terjaga. Tapi, saya putuskan meninggalkan sepak bola dan memilih menjalankan usaha garmen," kenang Purwono dalam channel Youtube Pinggir Lapangan.
Purwono memang langsung menghilang percaturan sepak bola Indonesia. Baru pada lima tahun kemudian, namanya muncul lagi setelah menerima permintaan M. Barmen, pemilik Assyabaab, klub pertama Purwono yang berkiprah di kompetisi internal Persebaya.
Tapi, Purwono hanya setahun melatih kiper-kiper Assyabaab. Ia kemudian diajak rekannya di Persebaya, mendiang Santoso Pribadi yang menangani Persid Jember. Itu pun tak lama kerena Purwono kembali disibukkan menjalankan usahanya.
Pada 2008, nama Purwono masuk dalam jajaran tim pelatih Persebaya setelah diajak Soebodro, seniornya di Bajul Ijo.Kini, diusianya yang sudah menjelang 69, Purwono menikmati hari-harinya dengan mengelola kebun jeruk dan pepaya di Mojokerto.
"Hasilnya lumayan. Apalagi ketiga anak saya semuanya sudah mandiri," kata Purwono.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Pesan buat Pemain Muda
Pilihan Purwono untuk berkebun di usia senja justru membuatnya masih terlihat bugar di usianya yang sudah 69 tahun. Ia mengaku sesekali menerima ajakan rekan-rekannya sesama eks Persebaya dan Niac Mitra untuk bermain sepak bola sekaligus menjaga silaturahmi.
"Saya menjalani sisa hidup dan tak banyak mikir," terang Purwono.
Pada kesempatan itu, Purwono juga membagi tips buat menjadi seorang kiper yang andal. Menurut Purwono, resepnya hanya satu yakni disiplin.
"Dalam artian disiplin menjaga istirahat, makanan dan latihan keras."
Sebagai orang terakhir di lini pertahanan, seorang kiper wajib memiliki ketenangan, penempatan posisi yang baik, terutama di area 16 serta komunikasi dengan rekan-rekannya di lini belakang. Apalagi, posisi kiper diuntungkan karena bisa melihat dan menngamati pergerakan bola dengan baik.
"Tapi, semuanya kembali lagi pada disiplin tadi. Itu saja," pungkas Purwono.