Bola.com, Bandung - Sosok Umuh Muchtar tak bisa dilepaskan dari perjalanan Persib Bandung di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Berawal dari status suporter yang selalu hadir di setiap laga Maung Bandung, Umuh masuk dalam jajaran manajemen dengan menjadi wakil manajer Persib di Liga Indonesia 2007/2008.
Padahal, Umuh mengaku, sejatinya ia tak pernah memikirkan apalagi berniat masuk dalam manajemen Persib. Kalau pun ia dikenal sebagai bobotoh yang royal ke pemain, itu semata bentuk kecintaan dan keinginan dirinya melihat tim kesayangannya warga Jawa Barat berprestasi di Liga Indonesia.
"Saya berkali-kali diminta sama Pak Dada Rosada (Walikota Bandung saat itu) untuk jadi manajer Persib, tapi selalu saya tolak. Baru pada musim 2007/2008 saya menjadi wakil manajer karena ingin lebih dekat dan membantu pemain Persib," kenang Umuh di channel Youtube, Krisna Euy.
Pada musim itu, dana operasional Persib sebagian besar masih ditopang oleh APBD. Jadi, praktis Persib tak terlalu bermasalah dengan dana operasional. Apalagi dengan kehadiran sosok Umuh dalam jajaran manajemen yang kerap mengeluarkan dana pribadinya untuk menutupi pengeluaran tim.
"Jadi kalau ada orang yang beranggapan saya mencari uang di Persib Bandung itu salah besar," tegas Umuh.
Video
Berdarah-darah Mengantar Persib Jadi Klub Pro
Masalah kemudian muncul ketika pemerintah mengeluarkan aturan larangan penggunaan buat tim peserta kompetisi profesional jelang musim 2008/2009.
Pengurus Persib yang selama ini mengandalkan dana hibah dari APBD pun kelabakan. Sampai empat hari jelang tenggat waktu pendaftaran peserta kompetisi, belum ada bayangan sumber dana untuk operasional.
Dada selalu Walikota Bandung dan Ketua Umum Persib pun mengumpulkan para pejabat Pemkot, manajemen Persib dan sejumlah pengusaha.
"Pada pertemuan itu, ada pengusaha yang siap membantu Rp15 M, saya pun menegaskan Persib harus ikut kompetisi daripada degradasi," papar Umuh.
Ternyata, dana yang dijanjikan pengusaha itu tak cair. Sudah telanjur basah, Umum pun tetap nekat mendirikan perusahaan sesuai aturan dengan nama PT Persib Bandung Bermartabat (PT PBB). Karena dana tunai yang ia miliki saat itu masih kurang Rp5,5 M, Umuh pun membawa sejumlah sertifikat tanahnya kepada seorang koleganya untuk meminjam uang sejumlah itu.
"Teman saya itu sampai heran dengan kenekatan saya itu. Karena percaya dengan komitmen dan kejujuran saya, ia pun memberikan pinjaman tanpa jaminan. Besoknya, setelah dana cair dan PT PBB sudah mendapatkan legalitas, saya pun mendaftarkan Persib ke PT Liga Indonesia. Jadi, dana pendirian PT PBB murni dari saya."
Momen Menegangkan di Malang
Persib Bandung akhirnya bisa berkompetisi pada Liga Indonesia 2008/2009. Pada kesempatan itu, Umuh menceritakan momen spesialnya saat memimpin skuat Persib melakoni laga tandang menghadapi Persija Jakarta yang menjadikan Stadion Gajayana Malang sebagai markas pada 10 Juni 2009.
Pada hari-H pertandingan, bobotoh Persib masih tertahan di Surabaya karena Polres Malang ingin ada sosok yang memberikan jamiman agar tak terjadi kerusuhan antarsuporter.Umuh pun yang sangat dekat dengan bobotoh pun berinsiatif menandatangani surat itu. Ternyata masalah belum selesai sampai disitu. Bobotoh yang tiba di Stadion Gayanana tak diizinkan masuk karena tidak memiliki tiket.
"Saya tahu bobotoh sudah punya uang untuk beli tiket. Tapi waktu pertandingan sudah mepet. Saya pun berinsiatif memborong tiket agar bobotoh bisa masuk. Karena bagi saya, bobotoh adalah tenaga (pemain) ke-12 tim. Alhamdulillah, Persib menang menang dengan skor 2-1," ungkap Umuh.
Setelah pertandingan, bobotoh yang dilanda euforia tertahan di stadion dengan kawalan ketat aparat. Karena ingin para bobotoh meninggalkan Malang dengan tertib dan aman, Umuh pun spontan menyewa 13 bus untuk membawa bobotoh ke Surabaya.
"Alhamdulillah semuanya aman berkat kerja sama baik dengan aparat dan panpel di Malang," pungkas Umuh.
Sumber: Channel Youtube, Krisna Euy