Bahasa-bahasa Galau Pemain Cadangan ala Gelandang Persib: Down, Curhat, Berharap..

oleh Erwin Snaz diperbarui 20 Feb 2021, 05:00 WIB
Pemain Persib Bandung: Abdul Aziz. (Bola.com/Dody Iryawan)

Bola.com, Bandung - Abdul Aziz Lutfi Akbar mengalami jalan berliku sebelum menjadi pemain Persib Bandung.

Peran Abdul Aziz Lutfi Akbar membawa Borneo FC ke final Piala Presiden 2017 tidak serta merta sosoknya menjadi pemain utama. Sebagai pemain muda, ia banyak menghiasi bangku cadangan karena ketatnya persaingan.

Advertisement

Aziz pun dipinjamkan ke tim Liga 2.

"Saat itu merasa sedih ya, dipinjamkan dulu tapi bukan ke tim Liga 1, tapi Liga 2, cuma di sisi lain saya ingin membantu coach Jaino Matos juga dan menyakinkan saya bahwa ini jalan yang terbaik buat karir saya," jelas Aziz dalam channel Youtube Persib.

Menurut Aziz, menghiasi bangku cadangan di Borneo, membuatnya sempat down, bahkan curhat kepada keluarganya untuk keluar dari Borneo, namun saat itu kata Aziz, ia hanya melihat sosok Jaino yang telah membawanya ke tim profesional.

"Ya, sempat berpikir juga dan sempat ngobrol sama keluarga karena Jaino yang membawa Aziz main di Liga profesional karena pada saat itu saya berpikir tiga kali tidak main merasa down banget," tuturnya.

Aziz menyadari persaingan di lini tengah Borneo FC kala itu sangat ketat.

"Tiga kali tidak main ya sudah karena saat itu persaingan lini tengah di Borneo memang ketat banget, ada Bang Por (Ponaryo Astaman), Bang Asri (Akbar), belum pemain U-23 harus dimainkan karena pada saat itu memang diwajibkan. Jadi saya pikir lebih baik dipinjamkan dulu," tutur Aziz.

Abdul Aziz akhirnya bergabung dengan Persib Bandung pada 2019.

Video

2 dari 3 halaman

Tetap Kuat

Vladimir Vujovic melakukan tekel keras terhadap Abdul Azis Lutfi Akbar pada laga semifinal leg kedua Piala Presiden 2017 antara Persib Bandung vs Pusamania Borneo FC usai di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang Jawa Barat, Minggu (5/3/2017). (Bola.com/Peks

Meski dipinjamkan, Aziz mengaku tidak merasa pesimistis. Baginya, semua itu adalah sebuah proses dalam karirnya bermain sepak bola.

"Saat itu saya tidak merasa pesimistis karena saya yakin, turun satu langkah, bakal ada dua langkah yang saya dapat, apalagi saat itu memang saya mencari jam terbang," ucap Aziz.

Kelincahan Aziz di lini tengah membuat mantan pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman tertarik memboyongnya ke PSMS Medan. Aziz mengaku langsung dihubungi Djanur yang membawa Persib juara ISL 2014.

"Saya dipanggil coach Djanur saat dia jadi head coach PSMS. Dia telelon saya langsung. Biasanya kalau pelatih yang mengajak pasti dipercaya dan banyak kesempatan bermain," ucap Aziz.

3 dari 3 halaman

Titik Balik

Pemain PSMS, Abdul Aziz, saat melawan Persebaya pada laga perempat final Piala Presiden di Stadion Manahan, Solo, Sabtu, (3/2/2018). PSMS menang adu penalti atas Persebaya dengan skor 4-3. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Bersama PSMS, Aziz dkk saat itu mampu mengalahkan Persib 1-0. Hal itu kembali membuat Aziz merasa sedih karena menggagalkan Persib juara.

"Sedih juga melihat Persib enggak jadi juara, sebagai gantinya mungkin Aziz harus juara bersama Persib," harap Aziz.

Setelah malang melintang jauh dari rumah, pengembaraan Azis pun berkahir pada tahun 2019. Ia mendapat tawaran untuk bergabung ke Persib senior.

"Tujuan utama Aziz main bola memang di Persib, mumpung ada kesempatan karena itu tidak akan datang dua kali, maka itu saya langsung ambil dan tidak banyak pikir saat ada tawaran ke Persib," ungkap Aziz.

Sayang, kiprahnya besama Persib harus terhenti karena Liga 1 2020 dihentikan, tepatnya pada Maret 2020 akibat pandemi COVID-19.

Ia pun berharap Liga 1 2021 resmi segera digulirkan PSSI dan PT LIB selaku operator.

Berita Terkait