Bola.com, Jakarta - Pebulutangkis spesialis ganda putri, Greysia Polii, mengaku pernah merasa frustrasi dengan servisnya. Namun, ada satu titik yang akhirnya membuatnya menerima kenyataan harus mengubah servisnya dan malah akhirnya menjadi kekuatan baru bagi pasangan Greysia Polii/Apriyani Rahayu.
Bagi pemain ganda putri, servis backhand adalah sebuah kebanggaan. Namun, sejak mengalami cedera bahu pada 2011, Greysia kesulitan melakukan servis backhand.
"Itu kebanggaan saya. Saya berpikir, bagaimana bisa sebagai pemain profesional, saya tidak bisa melakukan servis?" kata Greysia Polii, dalam wawancara dengan BWF, seperti dikutip pada Sabtu (20/2/2021).
Pemain berdarah Manado tersebut keras kepala mempertahankan servis backhand, meskipun malah berujung kerap melakukan kesalahan.
"Saya begitu bodoh. Saya mengalami cedera patah bahu pada 2011 dan setelah itu saya tidak bisa melakukan servis backhand. Saya selalu frustrasi dengan kelemahan servis saya. Jadi, saya terus berusaha, tapi malah gugup. Saya tidak tahu kenapa," tutur Greysia.
Greysia akhirnya berdamai dengan kelemahannya itu setelah mendapat wejangan dari sang pelatih. Menurut sang pelatih, tak masalah memakai metode servis apa pun, asalkan hasilnya efektif.
"Setelah merenung, saya menerima kenyataan emoh mengganti gaya servis hanya karena gengsi. Saya bilang ke diri sendiri 'hey Greys, kamu pemain bulutangkis profesional, bagaimana bisa tidak bisa melakukan servis?' Saya selalu berpikir seperti itu dan tak mendapat jawabannya," tutur Greysia.
"Setelah merenung, selama beberapa tahun, saya menyadari harus menerima kelemahan itu. Demi bermain di level profesional, saya harus menerima kelemahan saya dan kemudian mengubah strategi."
"Pelatih saya bilang, yang penting adalah poin, bukan metode servisnya. Jadi, saya mengubahnya sejak bulan pertama tahun lalu, dari Malaysia Masters," imbuh Greysia Polii.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Langka di Ganda Putri
Kini, Greysia Polii lebih sering menggunakan servis forehand. Servis ini sudah semakin langka dipakai di sektor ganda putri.
Jika ada yang memakai, biasanya bukan sejak awal, tapi di tengah-tengah perjalanan karier. Greysia menjadi satu dari segelintir pemain ganda putri yang memakai servis forehand.
Bahkan, servis forehand Greysia menjadi satu di antara elemen menonjol yang berkontribusi krusial pada performa mengesankan ganda putri terbaik Indonesia itu di Asian Leg bulan lalu. Greysia/Apriyani merebut gelar juara di YONEX Thailand Open, semifinal TOYOTA Thailand Open, sebelum kehabisan tenaga di BWF World Tour Finals 2020.
Polii/Rahayu mampu bertahan melawan lawan yang tangguh seperti Kim Hye-rin, Lee So-hee dan Shin Seung-chan. Greysia mengandalkan servis forehand melawan Lee So-hee dan Shin Seung-chan.
“Servis tinggi tidak terlalu berisiko. Saya harus mempertajam servis saya, apakah rendah atau tinggi. Saya harus merasa nyaman dulu sebelum saya mengerti maksudnya. Jadi saya perlu melakukan apa pun yang saya suka, apa pun yang membuat saya nyaman," kata Greysia.
"Anda bisa melakukan variasi seperti flick serve. Dengan smes seperti yang dimiliki pasangan Korea, kami bisa bertahan dari smash returns. Itu akan menjadi masalah di ganda putra dan ganda campuran, karena mereka bisa melakukan smes dengan lebih keras."
"Pelatih saya bilang, saya tidak perlu memikirkan opini orang lain atau yang dikatakan lawan. Saya hanya berpikir tentang poin. Hal itu terbukti berulang kali," imbuh Greysia Polii.
Sumber: BWF