Bola.com, Makassar - Aksi Reinald Pieters sebagai penyerang licin di kotak penalti lawan pernah mewarnai kompetisi di Tanah Air mulai dari level bawah sampai kasta tertinggi. Pencapaian terbaiknya adalah membawa Persebaya Surabaya meraih trofi juara Liga Indonesia 1996/1997.
Pria kelahiran Ambon, 11 Maret 1974 ini juga membawa tim sepak bola Jawa Timur meraih emas pada PON 1996. Menariknya, pada dua pencapaian itu, Koko, sapaan akrab Reinald Pieters selalu mencetak gol penentu di laga final.
Pada Liga Indonesia 1996/1997, Koko mencetak gol ketiga saat Persebaya mengalahkan Bandung Raya 3-1 di partai puncak yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Karno, 28 Juli 1997.
Setahun sebelumnya ditempat yang sama, Koko juga pencetak gol kedua tim Jatim ketika menekuk Irian Jaya (kini Papua) dengan skor 2-1. Koko juga menjadi bagian penting sukses Persela Lamongan (2003) dan Persekapas Pasuruan (2004) promosi ke Divisi Utama (Liga 1) Liga Indonesia serta mengembalikan Persebaya kembali ke kasta tertinggi pada musim 2006.
Sebelumnya, di kasta paling bawah, Koko mengantar Persiku Kudus lolos ke Divisi Satu (Liga 2) pada 2005. Berbagai sukses ini menjadikan Koko sebagai pemain dengan prestasi terlengkap dan beragam.
Semua pencapaian di atas merupakan buah dari tekad Koko yang memutuskan merantau ke Pulau Jawa untuk mengembangkan karier sepak bola. Sebelum bergabung di Persegres Gresik pada 1994, Koko membela tim tanah kelahirannya, PSA Ambon yang berlaga di Divisi Satu (Liga 2).
Berkat aksinya sebagai 'pembunuh' di kotak penalti lawan, manajemen Persegres menyodorkan kontrak buatnya. Saat itu, usia Koko masih 19 tahun. Dua musim bersama Persegres, Koko akhirnya berkostum Persebaya.
Sebelum ke Bajul Ijo, Koko terlebih dulu menjadi pilar tim sepak bola Jatim meraih medali emas pada PON 1996. Ia kemudian diajak oleh mendiang Rusdi Bahalwan, pelatih tim Jatim yang juga diplot menangani Persebaya musim 1996/1997.
"Saya langsung menerima ajakan itu. Menjadi bagian dari tim besar seperti Persebaya adalah impian saya saat memutuskan merantau meninggalkan Ambon," kenang Koko dalam channel Youtube Pinggir Lapangan.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Memori Juara 1996/1997
Seperti diketahui, bersama Persebaya, DNA juara yang dimiliki Reinald Pieters kian bersinar. Namanya langsung mencuat bersama materi dream team yang dimiliki Persebaya musim itu. Sejak awal musim, Persebaya memang dijagokan meraih gelar juara.
Karena selain mengoleksi pemain Timnas Indonesia seperti Sugiantoro, Khairil Anwar Ohorella, Aji Santoso, Anang Makruf, Mursyid Effendi, Jatmiko, Yusuf Ekodono dan Uston Nawawi, Bajul Ijo juga memakai jasa trio pemain asal Brasil, Justinho Pienherro, Carlos de Mello dan Jacksen Tiago.
Puncaknya pada laga final menghadapi juara bertahan Bandung Raya, Koko mencetak gol ketiga Bajul Ijo. Perjuangan Koko pada laga ini terbilang berat.
Karena ia sempat terancam tak tampil karena cedera tulang rusuk yang menimpanya usai Persebaya mengalahkan PSM Makassar 3-2 di semifinal. "Tapi, saya paksakan diri untuk tampil demi membawa Persebaya meraih gelar perdana di Liga Indonesia," kata Koko.
Setelah musim itu, Koko menjadi bagian Persebaya saat menjadi runner-up musim 1998-1999 dan semifinal pada 2000-2001. Koko akhirnya meninggalkan Persebaya pada 2002. Ia pindah ke Persela Lamongan yang berkiprah di Divisi Satu (Liga 2).
"Saya ingin mencari suasana baru," terang Koko yang kembali jadi bagian Persebaya saat promosi ke Divisi Utama (Liga 1) pada musim 2006.
Sumber: Youtube Pinggir Lapangan