Bola.com, Jakarta - Ketika masih berstatus sebagai pemain, Hendri Susilo masuk daftar striker papan atas di era Galatama dan Liga Indonesia. Pria kelahiran Bukittinggi, Sumatra Barat, 11 Desember 1965 itu pernah berkostum Petrokimia Putera, Assyabaab Salim Grup Surabaya, Mitra Surabaya, Pelita Jaya, dan Putra Samarinda.
Di lapangan hijau, Hendri Susilo dikenal sebagai striker yang tak hanya piawai mencetak gol, tetapi juga penyuplai bola buat duetnya di lini depan. Tandem yang paling ideal dan sehati dengan Hendri adalah Mustaqim.
Keduanya pernah berduet di lini depan selama enam tahun di tiga klub berbeda yakni Petrokimia, Assyabaab Salim Grup Surabaya, dan Mitra Surabaya.
Tak hanya dilevel klub, Hendri dan Mustaqim juga berduet di Timnas Indonesia pada sejumlah laga internasional, satu diantaranya adalah Piala Presiden di Korea Selatan.
Dalam kanal YouTube, Omah Balbalan, Hendri mengungkap kedekatannya dengan Mustaqim yang diawali ketika sama-sama berkostum Petrokimia Putera di era Galatama musim 1988-1989.
Kolaborasi keduanya mampu mengantar Petrokimia bertengger di peringkat empat klasemen akhir liga. Seperti diketahui, klub elite Pelita Jaya meraih trofi juara musim itu. Adapun Niac Mitra dan Arseto Solo menduduki posisi kedua dan tiga.
"Secara pribadi, diluar lapangan, kami berbeda sikap dan karakter. Mustaqim dikenal taat beribadah sedang saya dicap sebagai anak bengal. Tapi, dilapangan hijau, kami saling melengkapi. Saya lebih banyak berperan sebagai pengumpan Mustaqim," kenang Hendri.
Hendri mengaku beruntung bisa satu tim dan kemudian bersahabat dengan Mustaqim. "Dengan caranya yang santun, Mustaqim selalu mengingatkan saya untuk beribadah. Dia juga tak pernah marah apalagi 'menghakimi' bila saya kerap tak mengikuti ajakannya itu. Mustaqim juga adalah teman diskusi yang baik," papar Hendri Susilo.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Duet Sehati
Menurut Hendri Susilo, biasanya sebelum bertanding, ia dan Mustaqim sama-sama mempelajari kekuatan dan kelemahan lini belakang lawan. Dari situ, keduanya sama-sama mencari solusi untuk menjebol gawang tim lawan.
"Kami berdiskusi dan saling memberi masukan. Mulai dari pergerakan, posisi dan umpan yang diinginkan Mustaqim untuk menaklukkan kiper lawan," tutur Mustaqim.
Chemistry yang terjalin kuat antara Hendri dan Mustaqim membuat keduanya masuk daftar panggil skuad Timnas Indonesia yang ditangani Anatoli Polosin.
"Secara produktivitas gol Mustaqim memang lebih baik dari saya. Tapi, mungkin Polosin memasukkan nama saya karena dianggap sebagai tandem yang pas buat Mustaqim," terang Hendri.
Cerita Menarik saat Pindah ke Mitra Surabaya
Selepas dari Petrokimia, keduanya tetap jadi tandem pada dua klub lainnya yakni Assyabaab Salim Grup dan Mitra Surabaya. Di klub terakhir, Hendri mengungkap cerita menarik saat proses kepindahannya bersama Mustaqim ke Mitra.
Awalnya, Mitra lebih tertarik memakai jasa Mustaqim. Tapi, oleh manajemen Assyabaab, nama Hendri dipaketkan dengan Mustaqim. "Mungkin kami dianggap tandem sehati, manajemen Mitra pun tak masalah. Saya dan Mustaqim akhirnya jadi tandem pada tiga klub berbeda," pungkas Hendri.
Setelah gantung sepatu, Hendri dan Mustaqim sama-sama meneruskan karier di sepak bola dengan menjadi pelatih.
Pencapaian terbaik Hendri sebagai pelatih adalah membawa Persiraja Banda Aceh promosi ke Liga 1 pada 2019. Sementara itu, Mustaqim yang menjadi asisten Stefano Cugurra Teco kala menangani Persija Jakarta meraih trofi juara Liga 1 2018.
Sumber: YouTube Omah Balbalan
Baca Juga