Bola.com, Jakarta - Dalam beberapa kesempatan, Bola.com kerap membahas Evan Dimas sebagai pemain yang sulit tergantikan di Timnas Indonesia meski usianya tergolong muda. Namun, bicara di level klub, sang gelandang serang terbilang cukup sering bergonta-ganti klub.
Pemain kelahiran Surabaya ini mulai terbit di persepakbolaan Indonesia ketika membela Timnas Indonesia U-19 dan membawa timnya menjadi juara di Piala AFF U-19 2013. Evan Dimas saat itu menjadi kapten tim yang mengawal lini tengah dengan kemampuan ekstra, membobol gawang tim lawan.
Evan Dimas adalah pemain yang lahir dari kompetisi internal Persebaya. Ia sempat berseragam SSB Sasana Bhakti dan Mitra Surabaya kala itu. Ketika di tim SSB pun, Evan Dimas sudah doyan ganti klub. Penampilan apiknya bersama Mitra Surabaya membuatnya masuk ke tim junior Persebaya.
Pada saat itu, Evan Dimas tercatat sebagai anggota Persebaya junior yang tergolong bisa melakukan promosi cukup cepat di tim yang tampil di Indonesia Premier League (IPL) itu. Namun, karena kompetisi tersebut pada akhirnya tidak berlanjut pada 2012, Evan Dimas belum sempat unjuk kemampuan bersama tim yang jadi idolanya sejak kecil itu.
Namun, Evan Dimas mendapatkan sinar kebintangan di Timnas Indonesia. Evan selalu menjadi andalan, baik di level U-23 maupun di tim senior. Asian Games 2014, Piala AFF 2014, SEA Games 2015, Piala AFF 2016, SEA Games 2017, Asian Games 2018, Piala AFF 2018, hingga SEA Games 2019, adalah turnamen yang diikuti Timnas Indonesia dan selalu melibatkan Evan Dimas sebagai pemain andalan.
Peran pentingnya di lini tengah Tim Garuda memang tidak perlu diragukan. Kemampuannya mengawal area tengah lapangan, menjaga keseimbangan tim saat bertahan dan menyerang, serta membantu penyerangan, membuatnya cukup komplet sebagai seorang pesepak bola.
Statusnya yang sulit tergantikan di Timnas Indonesia membuat Evan Dimas kerap menjadi properti panas di level klub. Namun, yang menarik, setelah bergabung bersama Bhayangkara Surabaya United yang kemudian menjadi Bhayangkara FC, Evan Dimas kerap berganti klub, tapi tak pernah kembali ke klub asalnya, Persebaya Surabaya.
Video
Gabung Bhayangkara FC dan Juara Liga 1 2017
memulai perjalanan karier sepak bolanya di SSB Mitra Surabaya milik legenda hidup Persebaya, Mursyid Effendy pada 2007. Tiga tahun berselang ia masuk tim junior Persebaya di mana Mitra bernaung sebagai anggotanya. Bermodal bakat alam yang memesona, Evan sempat nyaris promosi ke tim utama pada tahun 2012.
Hanya saja problematika dualisme Persebaya membuat Evan gagal membela Tim Bajul Ijo. Beruntung bakat Evan yang baru merekah bisa diasah di Timnas Indonesia junior besutan Indra Sjafri.
Evan mengawali karier profesionalnya dengan bergabung bersama Bhayangkara FC pada tahun 2014. Ia turut membela tim berjulukan The Guardians yang merupakan hasil merjer PS Polri dengan Surabaya United yang dikelola Gede Widiade saat itu.
Kepindahan ini sempat memunculkan kontroversi, karena Bhayangkara identik dengan Persebaya abal-abal di mata Bonek.
Diawali tampil di Torabika Soccer Championship 2016, Evan Dimas meraih kejayaan bersama Bhayangkara FC pada Liga 1 2017 (edisi pertama kompetisi sepak bola kasta tertinggi Indonesia setelah sanksi FIFA dicabut imbas perseteruan antara PSSi dengan Kemenpora.
Pada musim itu, Bhayangkara FC yang awalnya bermarkas di Sidoarjo pindah ke Jakarta dan menjadikan Stadion Patriot Candrabhaga Bekasi sebagai markas, berbagi dengan Persija Jakarta.
Evan Dimas yang pernah menjalani tes dengan RCD Espanyol B di Spanyol selama 4 bulan pada tahun 2016 menjadi satu di antara pemain muda andalan Simon McMenemy yang menjadi pelatih ketika itu.
Meski kerap harus membela Timnas Indonesia, baik mengikuti pemusatan latihan persiapan SEA Games 2017 maupun tampil di pesta olahraga Asia Tenggara itu, Evan Dimas tetap menjadi pilihan McMenemy ketika tersedia.
Total 20 pertandingan di Liga 1 2017 dimainkan oleh Evan Dimas, di mana 18 di antaranya sebagai starter. Satu gol dan lima assist menjadi torehan Evan Dimas saat itu.
Gelar juara Liga 1 2017 menjadi bukti keberhasilan Evan Dimas bersama Bhayangkara FC. Namun, gelar juara tersebut juga menjadi pendongkrak nilai jual Evan Dimas untuk klub lain. Bahkan sejumlah klub luar negeri pun berminat kepadanya hingga Selangor FA pun jadi pilihan.
Semusim di Malaysia dan Pindah Klub Setiap Musim
Berstatus pemain juara, Evan Dimas bersama Ilham Udin Armaiyn mendapatkan tawaran dari klub Malaysia, Selangor FA. Klub yang punya sejarah menggunakan pemain-pemain berlabel Timnas Indonesia itu jatuh hati terhadap permainan Evan Dimas yang kala itu juga jadi andalan di Timnas Indonesia U-22 di SEA Games 2017 yang digelar di Kuala Lumpur, Malaysia.
Evan Dimas pun tak bisa menolak tawaran tersebut dan bergabung dengan klub yang pernah dibela pemain Indonesia seperti Bambang Pamungkas, Elie Aiboy, dan Andik Vermansah itu. Tampil di Malaysia Super League 2018, Evan Dimas tercatat bermain sebanyak 20 kali dan 5 kali di Piala FA Malaysia, dengan torehan tiga gol di kedua kompetisi itu.
Namun, Evan Dimas hanya satu musim di Malaysia. Ia kemudian pulang ke Tanah Air dan bergabung bersama Barito Putera pada musim 2019.
Awalnya, Evan Dimas diyakini bergabung ke Barito Putera lantaran ada Hansamu Yama, rekannya di Timnas Indonesia sejak U-19. Namun, ketika Evan datang, Hansamu justru meninggalkan klub dan bergabung bersama Persebaya Surabaya.
Evan Dimas pun tidak lama bersama Barito Putera. Hanya semusim bersama Laskar Antasari, Evan Dimas sempat digadang-gadang untuk bergabung bersama Persebaya. Namun, pada akhirnya justru Persija Jakarta yang menjadi pelabuhan barunya pada musim 2020.
Gabung Persija, Kepindahan yang Menimbulkan Reaksi Keras
Keputusan Evan Dimas bergabung bersama Persija Jakarta untuk musim kompetisi 2020 sempat mendapatkan kecaman dari pendukung Persebaya, Bonek.
Bahkan suara kekecewaan diungkapkan oleh pendukung Persebaya itu dengan memasang spanduk berwarna hitam di depan rumah Evan di Surabaya yang bertuliskan, "Sepak bola bukan sekadar nilai rupiah."
Spanduk tersebut menjadi reaksi dari kekecewaan bonek karena Evan Dimas lebih memilih bergabung bersama Persija yang notabene adalah rival Persebaya Surabaya.
Padahal sebelumnya, Evan Dimas sempat mengklaim dirinya berjiwa bonek. Keputusan bergabung dengan Persija membuat hati bonek terluka.
Namun, nyatanya keberadaan Evan Dimas di skuat Macan Kemayoran tak berlangsung lama. Meski tetap terhitung satu tahun kalendar berstatus pemain Persija, Evan Dimas tercatat hanya tampil dalam dua pertandingan di Liga 1 2020 lantaran kompetisi terhenti karena pandemi COVID-19.
Harapannya, kompetisi 2021 bisa menjadi arena bagi Evan Dimas untuk memukau The Jakmania yang tidak bisa mendukung langsung ke stadion karena akan adanya penerapan protokol kesehatan, baik di Piala Menpora 2021 yang menjadi turnamen pramusim maupun di Liga 1 2021 nanti.
Sayang, harapan tersebut sirna. Evan Dimas kembali memutuskan untuk berganti kostum pada musim 2021.
Pulang ke Bhayangkara FC
Seakan membuang kesempatan untuk bermain bersama Persija Jakarta yang memiliki basis suporter yang besar, Evan Dimas justru kini memilih pulang ke Bhayangkara FC. Mengambil tajuk film Spiderman produksi Marvel pada 2017, kepulangan Evan Dimas disebut sebagai homecoming.
Keputusan Evan Dimas kembali ke Bhayangkara FC, yang kini bernama Bhayangkara Solo FC karena keputusan manajemen The Guardians pindah ke Solo, Jawa Tengah, diumumkan oleh klub pada Senin (8/3/2021).
Bergabungnya Evan Dimas ke Bhayangkara FC membuatnya kini benar-benar bisa bermain dalam satu klub yang sama dengan Hansamu Yama, yang gagal diwujudkan ketika berseragam Barito Putera.
Kini petualangan baru Evan Dimas bersama Bhayangkara Solo FC akan dimulai, dan bukan tidak mungkin pada akhir musim nanti Evan Dimas akan memilih klub baru lagi.
Kalau benar terjadi, klub mana yang akan menjadi pelabuhan selanjutnya? Kapan Persebaya Surabaya, yang notabene klub yang menjadi awal karier sepak bolanya, akan benar-benar menjadi tim yang dibela Evan Dimas?
Baca Juga
Legenda Australia: Socceroos Bakal Kalahkan Timnas Indonesia dan Makin Cepat Lolos ke Piala Dunia 2026
Rapor Penggawa Timnas Indonesia di Pekan Ke-11 BRI Liga 1: Sayuri Bersaudara Menggila, Egy Sukses Jadi Pahlawan
Media Vietnam Singgung Absennya Rafael Struick Jadi Kabar Buruk bagi Timnas Indonesia di Piala AFF 2024