Bola.com, Jakarta - Kenangan buruk pernah menimpa Gatot Prasetyo, mantan pemain Persib Bandung periode 1991 hingga 1999. Ia dianggap sebagai provokator sehingga manajemen tanpa ampun mencoretnya dari daftar anggota tim.
Nama Gatot Prasetyo mungkin tidak banyak dikenal oleh Bobotoh. Padahal dirinya memiliki segudang pengalaman, bahkan punya andil dalam 'menelurkan' bakat Shahar Ginanjar, Deden Natshir, dan Yogi Triana.
Selain itu, mantan kiper Persib Bandung dekade 90-an itu juga pernah menjabat sebagai pelatih Timnas Indonesia U-14 dan U-16. Berkat dedikasinya, ia ditunjuk melatih timnas senior asuhan Alfred Riedl.
Gatot Prasetyo cukup lama membela Persib Bandung. Pria kelahiran Semarang ini bahkan tergabung dengan skuad Maung Bandung yang menjuarai Liga Indonesia edisi pertama pada 1995 silam.
Sayangnya, ia terlibat kontroversi pada 1999 yang membuatnya harus rela dicoret dari Persib. Gatot dianggap sebagai provokator sehingga manajemen klub tanpa ampun mendepaknya.
"Itu memori yang cukup menyakitkan," buka Gatot saat sesi bincang dengan kanal YouTube Jurnal Opah.
"Saya dicoret dari tim Persib karena hal non-teknis. Ceritanya cukup panjang, singkat cerita, kompetisi sudah berjalan setengah musim, tapi ada keresahan dari para pemain karena belum ada kepastian mengenai gaji, kontrak, dan kebutuhan lain-lain."
"Keresahan itu cukup mengganggu dan persiapan kami terhambat. Saat itu saya dipanggil pelatih kepala, dia minta saya kumpulkan pemain membahas apa yang menjadi keluhan para pemain," katanya lagi.
Dari perbincangan dengan pelatih kepala Persib, Suryamin, ada tiga hal yang bikin para pemain bimbang, yakni gaji, kontrak, dan hak equipment. Gatot Prasetyo sedianya menyarankan agar Robby Darwis yang lantas menyampaikan keluhan kepada manajemen.
Hanya saja, rekan-rekannya meminta Gatot langsung yang menghadap di forum komunikasi Persib. Dari sana, manajemen klub menyimpulkan bahwa pria yang kini menjabat sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) wilayah Bandung itu dengan sebutan provokator.
"Satu hari, selepas pertemuan dengan forum yang dihadiri oleh pelaku sepak bola Persib, manajemen meliburkan para pemain jelang paruh kedua liga. Di situ saya mendapat surat, saya kaget, saya dinyatakan dicoret dari Persib dengan cap provokator," kenang Gatot.
"Itu hal yang sangat menyakitkan, karena niatan saya hanya menyampaikan saja, itupun saya menolak karena kita punya kapten, tapi teman-teman memercayai saya."
"Saya dicoret pada pertengahan musim, transfer windows sudah tutup, jadi saya tidak bermain lagi sampai selesai liga. Tapi yang lebih menyakitkan, saya tidak bisa bermain untuk Persib Bandung, tim yang saya banggakan," ujar Gatot Prasetyo lagi.
Video
Jadi Pelatih Kiper Sementara Persib
Lahir di Semarang, 11 April 1969, Gatot sangat mengidolai Persib. Ia pun memilih pun mengawali karier junior di Persib pada Suratin Cup saat itu.
"Saya mulai gabung Persib pada 1991 dari Pesegres Gresik ke PS Djarum Super Bandung, lalu ke Persib," kata Gatot Prasetyo kepada Bola.com, Jumat (09/10/2020).
Gatot menyebut situasinya itu seperti pucuk dicinta ulam pun tiba. Pasalnya, Persib sudah menjadi targetnya sejak di tim junior.
Perasaan Gatot senang dan bangga menyatu menjadi satu. Ia selalu semangat agar bisa tampil maksimal pada setiap pertandingan bersama tim Maung Bandung.
"Pucuk dicinta ulam tiba, saya sangat s senang dan bangga bisa bergabung dengan tim kebanggaan. Walaupun sebelumnya pernah membela Persib di Suratin," ujarnya.
Namun, kehadiran Gatot Prasetyo di Persib Bandung hanya sebentar saja. Sebab, ia ditugaskan sebagai pengganti Luizinho Passos yang kala itu menderita sakit.
Tepat sebulan, Gatot dan Persib harus kembali berpisah, namun perpisahannya kali ini tidak pahit. Ia mengaku bangga dan berterima kasih telah mendapatkan kesempatan berharga tersebut.
"Saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan pelatih kepala, Robert Alberts, dan manajemen [PT Persib Bandung Bermartabat] atas kepercayaannya," katanya dinukil dari laman resmi Persib.