Bola.com, Jakarta - Sebagai salah satu klub terbesar dan tersukses di era Premier League, Chelsea, menikmati benar bursa transfer untuk mengerek kejayaan mereka selama tiga dekade terakhir. Setiap musim, pemilik klub Roman Abramovich doyan menggelontorkan duit banyak buat memboyong pemain top.
Selama bertahun-tahun, Chelsea mampu mendatangkan sejumlah pemain terbaik dunia ke Stamford Bridge.
Tetapi ternyata mereka juga melakukan banyak kesalahan dalam hal transfer.
The Blues telah mengeluarkan uang berlebihan untuk membeli pemain yang ternyata kinerjanya butut serta membiarkan pemain potensial epas dari genggaman mereka.
Berikut ini lima kesalahan transfer terbesar dalam sejarah Chelsea.
Video
Membeli Fernando Torres dari Liverpool
Ketika Chelsea membayarkan mahar senilai £ 50 juta untuk membawa Fernando Torres dari Liverpool ke Stamford Bridge pada Januari 2011, transfer ini menciptakan euforia.
'El Nino' praktis menjadi mesin gol bagi The Reds sejak tiba di Anfield pada musim panas 2007. Di tiga musim pertamanya di Liverpool ia mencetak 56 gol hanya dalam 79 penampilan.
Namun, apa yang tidak disadari oleh para pialang kekuatan Chelsea adalah bahwa setelah mengalami cedera lutut yang serius di paruh akhir musim 2009-10, Torres bukanlah pemain yang sama seperti dulu.
Setibanya di Stamford Bridge, penyerang Spanyol itu tak hanya kehilangan kecepatan, tetapi dia juga tampak seperti menanggung beban dunia di pundaknya. Butuh 14 pertandingan baginya untuk membuka rekening gol untuk Chelsea, dan gol itu ternyata menjadi satu-satunya di musim pertamanya untuk The Blues.
Rekornya meningkat pada 2011-2012, saat dia mencetak 11 gol di semua kompetisi, tetapi dia juga menjalani 24 pertandingan tanpa gol di musim yang sama.
Pada musim 2012-13, meski mencetak 22 gol, Torres dianggap sebagai rekrutmen gagal The Blues. Dan pada 2014, ia meninggalkan Chelsea ke Milan, setelah hanya mencetak 20 gol Liga Inggris untuk The Blues dalam 110 penampilan.
Membiarkan Mohamed Salah Pergi
Sejak bergabung dengan Liverpool pada musim panas 2017 lalu, Mohamed Salah menjelma sebagai salah satu legenda Liga Inggris.
Striker Mesir telah mencetak 90 gol fenomenal dalam 135 penampilan liga untuk The Reds, memenangkan Sepatu Emas Premier League sebanyak dua kali.
Dia telah membantu mereka mencapai dua final Liga Champions, memenangkannya pada edisi 2019. Padda musim 2019-2020, sang penyerang memainkan peran besar dalam Liverpool merebut gelar Premier League pertama mereka. Hebatnya, semua ini tidak akan mungkin terjadi seandainya Chelsea sepenuhnya bersabar.
Salah pertama kali menjadi terkenal di mata penggemar Premier League pada musim 2012-13, ketika ia mencetak gol Liga Europa untuk Basel melawan Tottenham Hotspur dan Chelsea. Ia membantu mereka ke semifinal kompetisi.
Liverpool sebenarnya dikaitkan dengan kepindahan Salah pada tahap itu, tetapi sebaliknya, ia pindah ke Chelsea pada Januari 2014 dengan biaya £ 11 juta. Mengapa The Blues memilih untuk merekrut pemain Mesir itu masih menjadi misteri, karena mereka sudah memiliki sejumlah penyerang sayap pada saat itu, termasuk Eden Hazard, Oscar dan Willian.
Tidak mengherankan, Salah kesulitan masuk ke starting XI Chelsea dan hanya membuat 11 penampilan di semua kompetisi selama paruh musim pertamanya di klub, sebagian besar dari bangku cadangan.
Musim 2014-2015 keberuntungannya tak membaik, dan setelah tampil hanya dalam tiga pertandingan Liga Inggris, ia dipinjamkan ke tim Serie A Fiorentina.
Salah mencetak enam gol dalam 16 pertandingan untuk tim Italia tersebut, yang cukup untuk mengesankan AS Roma, yang meminjamkan pemain Mesir itu pada 2015-16 dan mengontraknya secara permanen hanya dengan transfer £ 13,5 juta.
Setelah mencetak 29 gol hanya dalam 65 penampilan untuk Roma, ia kemudian pindah ke Liverpool pindah.
Mengingat bahwa Salah kemungkinan bernilai lebih dari £ 100 juta pada saat ini, dapat dikatakan bahwa Chelsea membuat kesalahan besar dengan perlakuan mereka terhadap seorang pemain yang pada akhirnya akan menjadi pemain kelas dunia.
Mendatangkan Andriy Shevchenko dari AC Milan
Di masa jayanya, Andriy Shevchenko terkenal sebagai salah satu striker paling ditakuti di Eropa. Bomber asal Ukraina menjarah gol melawan hampir semua tim yang dia hadapi, membantu Dynamo Kyiv dan AC Milan meraih sukses besar di akhir 1990-an dan awal 2000-an.
Namun, pada musim panas 2006, pada usia 30 tahun kinerja Shevchenko mulai melambat. Amat mengejutkan ketika Chelsea menggaetnya dengan transfer £ 30 juta, meskipun bos tim, Jose Mourinho tampaknya tidak benar-benar menginginkannya.
Penggemar segera mencurigai penandatanganan Shevchenko adalah proyek kesombongan dari pemilik Roman Abramovich, dan hasil di lapangan tampaknya mendukung teori itu.
Shevchenko tidak bisa menghasilkan performa terbaiknya di Stamford Bridge, mengakhiri musim debutnya hanya dengan empat gol Premier League atas namanya.
Musim 2007-2008 membuatnya tampil tidak lebih baik meskipun Mourinho pergi di tengah jalan, karena pemain Ukraina itu hanya mencetak delapan gol di semua kompetisi. Dan pada saat 2008-09 bergulir, tidak mengherankan melihat dia dikirim kembali ke AC Milan dengan status pinjaman.
Ketika masa pinjaman itu berakhir, Shevchenko masih surplus di Stamford Bridge dan akhirnya pindah kembali ke Dynamo Kyiv dengan status bebas transfer.
Menyia-nyiakan Bakat Kevin De Bruyne
Penggemar Chelsea saat ini memimpikan Tim The Blues diperkuat Mohamed Salah dan Kevin De Bruyne, bintang utama Premier League. Mereka pernah punya keduanya, tapi lagi-lagi, karena kurang sabar Chelsea membiarkan calon aset masa depannya begitu saja.
De Bruyne, raja assist Belgia telah memenangkan tujuh trofi utama bersama Manchester City, termasuk dua gelar Liga Inggris. Masa baktinya di Stamford Bridge di masa lalu amat pendek.
Karena kinerjanya dianggap biasa-biasa saja Kevin dibiarkan pergi dengan transfer £ 18 juta setelah hanya membuat beberapa penampilan di The Blues.
De Bruyne dikontrak oleh Chelsea dari Genk pada Januari 2012, tetapi bagian dari kesepakatan itu membuatnya tetap di Belgia hingga akhir musim. Dan ketika musim 2012-2-13 tiba, gelandang tersebut menjadi bagian dari 'pasukan pinjaman' Chelsea yang terkenal, pindah ke Werder Bremen untuk musim tersebut.
De Bruyne melakukannya dengan baik di Jerman, mencetak 10 gol dan mencatatkan sembilan assist, tetapi ternyata, itu tidak cukup untuk meyakinkan Chelsea tentang bakatnya.
Dia hanya diberi sembilan pertandingan - tiga di Premier League untuk membuktikan dirinya di Stamford Bridge sebelum dia dijual ke Wolfsburg pada pertengahan musim 2013-2014.
Dari sana, De Bruyne langsung membuktikan kelasnya dengan tampil luar biasa untuk klub barunya. Setelah mencetak 10 gol dan membuat 20 assist pada 2014-15, Manchester City membelinya seharga £ 55 juta.
Setiap penggemar Premier League tahu apa yang terjadi dari sana. Tujuh tahun setelah menjualnya, perlakuan terhadap De Bruyne harus dianggap sebagai salah satu kesalahan transfer terbesar Chelsea.
Menggaet Danny Drinkwater dari Leicester
Transfer Danny Drinkwater yang dilakukan Chelsea dari Leicester sejak awal dipertanyakan sebagian besar penggemar The Blues. Dan ternyata benar, karier Drinkwater melempem di Stamford Bridge.
Sang gelandang telah tampil luar biasa untuk Leicester City dalam musim perebutan gelar Premier League 2015-2016. Jika dia pindah ke klub yang lebih besar musim panas itu, itu mungkin bisa dimengerti.
Tapi Drinkwater tetap berada di King Power Stadium untuk musim 2016-2017 dan seperti Leicester City level performanya menurun drastis.
Itulah mengapa sangat mengejutkan melihat Chelsea membelinya dengan mahar £ 35 juta. Mereka punya banyak gelandang bermutu saat itu.
Tidak mengherankan melihat Drinkwater hanya membuat 12 penampilan Liga Inggris untuk The Blues di musim 2017-2018. Tapi tidak ada yang benar-benar bisa mengharapkan keadaan menjadi lebih buruk untuknya.
Drinkwater gagal membuat satu pun penampilan kompetitif untuk Chelsea selama musim 2018-2019, karena statusnya dibekukan sepenuhnya oleh Maurizio Sarri. Dan peminjaman ke Burnley dan Aston Villa di musim 2019-2020 juga menjadi bencana.
Yang pertama, dia hanya tampil dua kali, karena dia menghabiskan sebagian besar waktunya dengan cedera setelah terlibat dalam perkelahian klub malam yang mabuk. Waktunya di sana berakhir dengan memalukan setelah dia menanduk rekan setimnya Diogo Jota selama sesi latihan.
Drinkwater saat ini dipinjamkan ke klub Turki Kasimpasa, tetapi ia hanya tampil tiga kali untuk mereka.
Sumber: Sportskeeda