Bola.com, Makassar - Sebagai kiper, postur Wahyu Tri Nugroho termasuk kurang ideal. Pria kelahiran 27 Juli 1986 ini hanya bertinggi badan 170 cm. Tapi, prestasinya terbilang lumayan. Wahyu Tri Nugroho pernah menjadi pilar Tim Nasional Indonesia dari level junior sampai senior.
Di level klub, ia jadi bagian dari sukses Bhayangkara Solo FC FC ketika meraih trofi juara Liga 1 2017. Melalui channel Youtube Pinggir Lapangan, Wahyu Tri Nugroho yang berkostum Bhayangkara sejak 2016 sampai sekarang menceritakan perjalanan panjangnya di sepak bola yang dimulai ketika bergabung di Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Sukoharjo saat berusia sembilan tahun.
Awalnya, ia berposisi sebagai penyerang sayap. Tapi, belakangan Wahyu diplot sebagai kiper saat SSB Putra Sukoharjo mengikuti berbagai turnamen usia muda di Jawa Tengah. "Sebagai pemain saya nurut saja. Ternyata peruntungan saya di sepak bola justru sebagai kiper," kenang Wahyu.
Talentanya di bawah mistar mulai terpantau ketika memperkuat tim Jawa Tengah pada Piala Haornas 2001. Dari ajang itu, namanya masuk dalam daftar pemain Diklat PSSI di Medan, sebuah program pembinaan jangka panjang untuk pemain muda.
Diklat PSSI Medan ditangani Jim Brayden yang kemudian digantikan oleh Erick Williams. "Saya menimba ilmu sepak bola sekaligus menempuh pendidikan formal di Medan selama tiga tahun. Selama di Diklat PSSI Medan, saya bersama tim kerap berujicoba dengan negara tetangga seperti Malaysia," kisahnya.
Selepas dari Diklat PSSI Medan, Wahyu mengikuti seleksi skuad Garuda Muda yang akan mengikuti kualifikasi Piala Asia U-19. Ia kemudian terpilih bersama dua kiper lainnya, Roni Tri Nugroho dan Rohanda Merdiansyah.
Dari Timnas U-19, Wahyu memperkuat Persiba Bantul pada 2004-2006 kemudian Persis Solo periode 2006-2009. "Setelah itu saya kembali ke Persiba dan membela klub itu sampai 2015," terang Wahyu.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Gabung Timnas Senior
Berkarir di Persiba jadi pembuka jalan Wahyu Tri Nugroho membela Timnas Senior Indonesia. Dia masuk skuad Timnas Indonesia yang berpatisipasi di Piala AFF 2012. Dualisme kompetisi memuluskan jalan Wahyu berkostum Timnas Indonesia.
Saat itu, Persiba berkiprah di Liga Primer Indonesia. Satu kompetisi lainnya adalah Liga Super Indonesia yang dinilai lebih baik karena banyak pemain bintang Indonesia berkiprah di kompetisi ini.
Seperti diketahui, Timnas Indonesia langsung tersingkir di babak penyisihan grup B Piala AFF 2012. Dari tiga partai yang dimainkan, skuad Garuda mencetak hasil masing-masing satu kali menang, kalah dan imbang dengan poin 4.
Sementara juara dan runner-up grup ini adalah Singapura dan Malaysia yang sama-sama mengoleksi enam poin. "Meski gagal melangkah ke babak selanjutnya, pengalaman bermain di Piala AFF sangat berharga buat saya," pungkas Wahyu.
Sumber: Youtube Pinggir Lapangan