Bola.com, Leicester - Manchester United gagal lolos ke semifinal Piala FA setelah takluk 1-3 dari Leicester City pada laga perempat final, di King Power Stadium, Senin (22/3/2021) dini hari WIB.
Hasil tersebut menjadi pukulan untuk pasukan Ole Gunnar Solskjaer tersebut. Piala FA seharusnya menjadi salah satu kesempatan terbaik bagi Manchester United meraih trofi musim ini, tetapi terbuang begitu saja.
Solskjaer dianggap menjadi yang paling bertanggung jawab terkait hasil minor tersebut. Manajer asal Norwegia itu membuat keputusan rotasi yang terlalu berani. Alhasil, permainan Tim Setan Merah tidak sebagus biasanya.
Skor sempat imbang 1-1 pada babak pertama, tetapi MU lambat merespons pada babak kedua. Ole Gunnar Solskjaer membuat empat pergantian pemain sekaligus pada menit ke-64, hanya saja itu sudah terlambat untuk mewujudkan comeback.
Sejumlah faktor pun menjadi penyebab Manchester United takluk dari Leicester City. Berikut ini adalah lima di antaranya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rotasi Solskjaer Menjadi Awal Masalah
Ole Gunnar Solskjaer memutuskan untuk merotasi skuad MU untuk laga ini. Pemain-pemain terbaik dicadangkan, skuad pelapis diturunkan.
Awalnya tidak ada masalah dengan keputusan tersebut. Tetapi, gol pertama Kelechi Iheanacho mengubah arah pertandingan. Leicester berada di atas angin.
Terlihat jelas perbedaan kualitas pemain inti dengan pemain cadangan Manchester United. Solskjaer membuat empat pergantian pemain sekaligus pada pertengahan babak kedua (Bruno Fernandes, Scott McTominay, Luke Shaw, dan Edinson Cavani). Namun, waktu terlalu tipis untuk membalikkan situasi.
Blunder Fatal Fred
Entah mengapa, Fred termasuk satu di antara pemain MU yang paling sering membuat kesalahan sendiri. Ini bukan pertama kalinya blunder gelandang asal Brasil itu merugikan The Red Devils.
Nahasnya kali ini dampaknya fatal. Dia membuat blunder untuk gol pertama Iheanacho yang membawa Leicester unggul dan mendapatkan momentum.
Anehnya, Solskjaer membiarkan Fred terus bermain sampai menit ke-84. Padahal dia bisa saja menarik Fred pada menit ke-60 ketika membuat empat pergantian pemain sekaligus.
Rekor Away Sirna
Sebelumnya MU mencatatkan rekor tandang sempurna saat melawan tim-tim Inggris. Sayangnya, rekor tersebut harus terhenti.
Tercatat, ini pertama kalinya MU menelan kekalahan tandang dari 30 pertandingan terakhir melawan tim Inggris.
Mereka terakhir kalah pada Januari 2020 lalu, saat menyambangi Anfield markas Liverpool.
Iheanacho tajam
Leicester bukan hanya soal Jamie Vardy. Benar jika Vardy merupakan pemain paling tajam The Foxes, tapi tak ada sang striker juga tidak masalah.
Pada laga ini Vardy dijaga ketat, tidak bisa berbuat banyak. Meski begitu, penjagaan ini justru membuka ruang untuk Iheanacho yang sering mendapatkan ruang kosong.
Opta mencatat Iheanacho memang sedang bagus-bagusnya dengan 8 kontribusi gol (7 gol dan 1 assist) dalam empat pertandingan terakhir Leicester City.
Pupusnya Harapan Raih Trofi
Piala FA seharusnya jadi salah satu kesempatan terbaik MU meraih trofi musim ini. Mereka sudah tersingkir dari Carabao Cup.
Benar Manchester United masih punya Liga Europa, tapi jadi juara di kompetisi kasta kedua Eropa itu justru jauh lebih sulit. Bahkan, MU masih harus berjuang pada perempat final.
Piala FA seharusnya jadi kesempatan terbaik Tim Setan Merah, khususnya untuk Solskjaer yang belum juga mempersembahkan trofi setelah sekian tahun duduk di kursi manajer MU.
Sumber: Opta, Bola
Disadur dari: Bola.net (Penulis: Richard Andreas/Published: 22/03/2021)