Dampak Terhentinya Kompetisi 2020, Kerugian Persebaya Mencapai Rp20 Miliar

oleh Aditya Wany diperbarui 24 Mar 2021, 22:45 WIB
Persebaya_Logo (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya tidak lagi memiliki skuat mewah pada musim 2021. Tim berjulukan Bajul Ijo itu bahkan mengandalkan pemain muda di Piala Menpora 2021, tanpa pemain asing ataupun pemain naturalisasi.

Padahal Persebaya Surabaya sempat digadang-gadang menjadi juara Liga 1 2020, kompetisi yang akhirnya terhenti lantaran pandemi COVID-19. Skuat bertabur bintang membuat mereka layak mendapatkan predikat itu. Bahkan manajemen klub juga serius menata tim bermental juara pada saat itu.

Advertisement

Persebaya Surabaya mengamankan Makan Konate yang saat itu juga diincar oleh Persib Bandung dan Bhayangkara FC. Performanya saat itu dibutuhkan untuk menopang striker ganas David da Silva yang sudah menjadi mesin gol pada beberapa musim terakhir.

Kiprah awal mereka berhasil membuktikan kedalaman dan kualitas skuat dengan menjuarai Piala Gubernur Jatim 2020. Sayang, upaya untuk meraih trofi Liga 1 2020 tidak terwujud. Penyebabnya, Liga 1 2020 dihentikan akibat pandemi COVID-19.

Presiden Persebaya, Azrul Ananda, mengaku sempat menaruh harapan saat PT Liga Indonesia Baru mengumumkan akan melanjutkan Liga 1 2020 pada 1 Oktober atau 1 November. Tapi, investasi mahal yang dilakukan manajemen Persebaya tidak membuahkan hasil kompetisi resmi mandeg.

“Jujur saya seperti merasa kena prank waktu itu. Jadi, ternyata dibatalkan lagi, kompetisi 2020 dibatalkan. Kami menunggu Liga 1 2021. Berdasarkan pengalaman ini, investasi yang dilakukan 2020 itu menjadi mubazir,” kata Azrul Ananda dalam kanal YouTube Official Persebaya Surabaya.

Video

2 dari 2 halaman

Tidak Jauh Berbeda dengan Bali United

Presiden Persebaya, Azrul Ananda. (Bola.com/Aditya Wany)

Tidak hanya pemain asing, Persebaya Surabaya sebenarnya juga banyak memiliki pemain lokal yang berkualitas. Sebut saja Irfan Jaya, Hansamu Yama Pranata, hingga Patrich Wanggai. Kondisi itu membuat Persebaya mengganti kebijakan.

Mereka ingin mengandalkan pemain muda. Alhasil, terdapat 12 pemain yang memilih hengkang, termasuk empat pemain asing. Azrul menyatakan klubnya sudah mengalami kerugian mencapai miliaran rupiah, meski tak menyebutnya secara pasti.

“Mungkin teman-teman pernah memperhatikan ada berita saudara kita di Bali United, karena sudah IPO, dia mengumumkan bahwa secara finansial mengalami kerugian lebih dari Rp22 miliar pada 2020,” ucap Azrul.

“Nah, Persebaya termasuk papan atas dan mengejar puncak itu. Ya, kami juga tidak jauh-jauh dari itu sebenarnya. Dengan pertimbangan itu, 2021 ini masih belum pasti, kami dihadapkan terhadap pilihan. Kalau kami habis-habisan, padahal ada risiko di turnamen pramusim ini,” imbuhnya.

Alasan itu yang mendasari Persebaya berusaha untuk memunculkan talenta muda hasil binaan kompetisi internal. Selain tidak banyak menyedot dana besar, kebijakan ini bisa memberi kesempatan untuk pemain muda, terutama regenerasi bagi Bajul Ijo sendiri.

Persebaya, di bawah asuhan Aji Santoso, mampu membuktikan bahwa skuat yang berisi mayoritas pemain muda tetap bisa tampil apik. Mereka baru saja menang 2-1 atas Persik Kediri meski dengan 10 pemain dalam Grup C Piala Menpora 2021, Selasa (23/3/2021).