Duel Bintang PSM Vs Bhayangkara Solo FC di Piala Menpora: Adu Kreativitas Rasyid Bakri Kontra Evan Dimas

oleh Abdi Satria diperbarui 26 Mar 2021, 08:49 WIB
Piala Menpora - PSM Makassar Vs Bhayangkara FC - Head to Head Pemain (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - PSM Makassar dan Bhayangkara Solo FC sama-sama meraih kemenangan pada matchday pertama Grup B Piala Menpora 2021 di Stadion Kanjuruhan Malang, Senin (22/3/2021).

PSM secara mengejutkan memetik kemenangan dua gol tanpa balas atas Persija Jakarta. Sementara itu, Bhayangkara unggul tipis 1-0 atas tim kuat asal Samarinda, Borneo FC.

Advertisement

Jadi, wajar kalau PSM dan Bhayangkara sama-sama memburu kemenangan untuk memastikan lolos ke perempat final Piala Menpora 2021 saat keduanya bertemu pada laga kedua Grup B di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (27/3/2021).

Pada laga nanti, Bhayangkara Solo FC lebih diunggulkan untuk meraih tiga poin. Materi tim dengan kualitas merata jadi acuannya. Tetapi, salah besar kalau skuad asuhan Paul Munster itu memandang sebelah mata PSM yang mengandalkan pemain lokal.

Tim Juku Eja sudah membuktikan bahwa semangat dan determinasi tinggi sepanjang pertandingan bisa mempermalukan Persija, yang materi timnya tak kalah mewah dibandingkan Bhayangkara.

Kunci kekuatan PSM saat menekuk Persija terletak pada lini tengah yang dikoordinir oleh Rasyid Bakri. Begitu pun dengan Evan Dimas sebagai gelandang kreatif sekaligus menjadi pemain pembeda di Bhayangkara Solo FC.

Lantas, akan seperti apa duel kedua bintang itu pada matchday kedua Grup B Piala Menpora nanti?

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Adu Kreatif dan Mobilitas

Gelandang PSM Makassar, Rasyid Bakri. (Bola.com/Abdi Satria)

Tipikal permainan Rasyid dan Evan hampir sama. Keduanya tidak hanya memiliki akurasi umpan serta daya jelajah tinggi, tetapi juga punya potensi mencetak gol buat timnya. Kelebihan itu membuat mereka tak jarang jadi incaran utama pemain tim lawan untuk dimatikan.

Menghadapi Bhayangkara Solo FC, Rasyid dipastikan akan bekerja lebih keras dibandingkan melawan Persija. Pasalnya, ia tak didampingi oleh duetnya di lini tengah, M. Arfan yang meminta izin pulang ke Makassar untuk melangsungkan pernikahannya, 30 Maret mendatang.

Sebelumnya, kehadiran Arfan yang dikenal trengginas memotong serangan lawan membuat Rasyid kerap berkeliaran di area 16, bahkan menusuk sampai ke kotak penalti lawan.

Rasyid pernah mencetak dua gol indah yang sekaligus bisa menjadi gambaran potensi yang dimilikinya. Pertama, ketika ia mencetak gol ke gawang AS Roma saat memperkuat Timnas Indonesia U-23 melakoni sejumlah laga uji coba di Italia pada 2014.

Meski Timnas U-23 akhirnya kalah 1-3 dari AS Roma yang diperkuat pemain bintang seperti Francesco Totti, Radja Nainggolan, dan Ashely Cole, gol Rasyid mendapat sorotan karena dia melakukannya lewat aksi individu tinggi saat melancarkan penetrasi ke kotak penalti Roma.

Gol indah juga pernah dicetak Rasyid ketika menjebol gawang Bali United pada ajang Torabika Soccer Championship 2016. Tendangan dari setengah lapangan ala Rasyid tak mampu dihalau kiper Bali United.

Pada era Liga 1, nama Rasyid sempat tenggelam karena mengalami cedera parah, dan juga kehadiran Wiljan Pluim sebagai motor serangan di lini tengah PSM. Kini, di Piala Menpora 2021, Rasyid menjadi tumpuan mengantikan peran Pluim yang masih berada di Belanda.

 

3 dari 3 halaman

Jeli Mencari Ruang Kosong

ASEAN - Evan Dimas (Bola.com/Adreanus Titus)

Sementara itu, Evan membuktikan dirinya sebagai pemain yang dibutuhkan oleh klub atau Timnas Indonesia sejak membawa skuad Garuda Muda meraih trofi juara Piala AFF U-19 pada 2013.

Terbaru di Piala Menpora 2021, pelatih Persija, Sudirman tanpa sungkan mengakui lini tengah Persija bermasalah setelah ditinggal pergi Evan.

Kelebihan Evan yang menonjol adalah kejeliannya mencari ruang kosong di daerah pertahanan lawan. Itulah mengapa Evan Dimas juga kerap jadi pencetak gol penentu hasil akhir tim yang dibelanya.

Permainan keras ala PSM bisa jadi bumerang bila pemain berusia 26 tahun itu tampil dengan kondisi terbaiknya. Bukan tak mungkin ada pemain PSM yang diganjar kartu saat berusaha menghentikan pergerakan Evan.

Seperti dialami gelandang Borneo FC, Hendro Siwanto yang diganjar kartu kuning kedua atau merah pada matchday pertama Grup B.