Bola.com, Surabaya - Tak banyak pemain yang bertahan lama di level kompetisi Indonesia. Satu di antaranya yang punya karier panjang adalah Miftahul Huda, eks bek sayap Arema Malang dan Deltras Sidoarjo.
Ia mengawali karier profesionalnya dengan berkostum klub Divisi Dua, Persekaba Badung pada 1998 dan pensiun setelah membela tim Liga 3, Putra Jombang di musim 2014/2015. Saat gantung sepatu, usia Miftahul Huda saat itu sudah 42 tahun.
Dalam channel youtube Omah Balbalan, Huda mengungkapkan perjalannnya panjangnya di sepak bola yang dimulai ketika memperkuat Persida Sidoarjo Junior pada 1990. Setahun kemudian, bakat dan talenta Huda terpantau tim pelatih Persebaya Surabaya U-21.
"Saya awalnya berposisi sebagai striker atau penyerang sayap," kenang Huda.
Tampil apik bersama Persebaya U-21 bersama sejumlah nama familier seperti Nurul Huda, Mursyid Effendi dan Putu Gede, Huda mendapat panggilan dari pengurus Persebaya untuk mengikuti seleksi tim senior jelang musim 1994/195. Tapi, ia urung berkostum Persebaya karena namanya ternyata tak tercantum pada papan pengumuman di Lapangan Karanggayam.
"Saya juga heran kok nama saya tidak ada padahal mendapat surat panggilan. Saya langsung pulang tanpa sempat mengikuti seleksi," kata Huda.
Beruntung pada momen tersebut, pelatih Persebaya U-21, Wayan Diana mengajaknya bergabung ke Perseden Denpasar. Tapi, kondisi finansial buruk yang melanda Perseden membuat nasib Huda sempat menggantung.
Tapi, ia tak pulang ke Sidoarjo karena namanya masuk dalam proyeksi tim PON Bali pada 1996. Selepas dari ajang multievent itu, Miftahul Huda mengalami cedera yang membuatnya harus istirahat selama delapan bulan. Baru setelah pulih, ia masuk dalam skuat klub Bali lainnya, Persekaba Badung yang berlaga di Divisi Dua Liga Indonesia.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Evolusi Posisi
Selepas memperkuat Persekaba, Huda memutuskan pulang ke Sidoarjo untuk membela timnya semasa junior, Persida. Dari tim inilah, peruntungan Huda di sepak bola mulai terbuka.
Berawal dari laga ujicoba Persida kontra Arema Malang yang sedang mempersiapkan diri menghadapi Liga Indonesia musim 2000-2001. Pada laga ini, Huda dinilai tampil bagus sehingga petinggi Arema saat itu, Iwan Budianto menyatakan ketertarikannya meminang Huda.
Dua hari kemudian, Persida kembali beruji coba dengan Petrokimia Putera. Laga ini juga ditonton Iwan Budianto. Setelah pertandingan, Huda ditelpon oleh Putu Gede yang lebih dulu gabung Arema.
"Putu meminta saya segera ke Malang pada keesokan harinya karena mas Iwan Budianto ingin ketemu. Lewat proses yang singkat, saya akhirnya resmi bergabung di Arema," ungkap Huda.
Di klub kebanggaan Aremania inilah, Huda berganti posisi. Ia tak lagi bermain sebagai striker atau penyerang sayap. "Kebetulan pada putaran kedua, Arema krisis bek sayap karena cedera dan skorsing. Oleh Mas Jaya Hartono (pelatih Arema), saya diminta bermain sebagai bek sayap," pungkas Huda yang juga pernah berkostum PKT Bontang, Persiba Balikpapan dan Mitra Kukar ini.
Baca Juga
Drama Timnas Indonesia dalam Sejarah Piala AFF: Juara Tanpa Mahkota, Sang Spesialis Runner-up
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia