Bola.com, Kediri - Ada perjudian besar ketika manajemen Persik Kediri kembali mendaulat Joko Susilo sebagai pelatih kepala. Sang arsitek juga punya alasan pribadi berani mengambil risiko besar menerima pinangan untuk menukangi Macan Putih.
Gambling pengurus dan Joko Susilo dimulai di Piala Menpora 2021. Kedua pihak harus pasang badan menerima cacian dan hujatan publik Kediri yang meragukan kinerja mereka di turnamen pramusim ini.
Layar sudah terkembang, pantang surut ke belakang. Sebagai nakhoda Persik, Joko Susilo harus berani menghadapi tantangan ombak besar di tengah lautan.
Cibiran dan keraguan pencinta Persik atas kinerja Joko Susilo langsung berhamburan ketika Persik mengalami dua kekalahan pada awal laga di penyisihan Grup C Piala Menpora.
Bukan Joko Susilo, jika dia harus melempar handuk di tengah pertarungan. Dia telah kenyang dengan hujatan dan sumpah serapah. Tengok bagaimana dia dicerca habis-habisan saat gagal memberikan prestasi di Arema FC, klub yang membesarkan namanya di pentas sepakbola.
Namun mulut dan tangan warganet yang mem-bully Joko Susilo di berbagai medsos pun lumpuh, setelah Persik Kediri meraih tiga poin pertama dengan menundukkan tim bertabur bintang, Madura United, dengan skor 2-1.
Video
Kepercayaan dan Penasaran
Bukan materi, tapi kepercayaan dan rasa penasaran. Itu alasan pria yang akrab disapa Getuk ini ketika ditanya bola.com terkait niatnya kembali sebagai head coach Persik Kediri musim 2021.
Pada awal persiapan tim ke Piala Menpora, Joko Susilo telah menolak tawaran Persik. Seolah menjilat ludahnya sendiri, tiba-tiba Getuk nongol di Kediri lagi. Usut punya usut, ternyata manajemen lah yang terlanjur percaya dan memaksa Joko Susilo.
Getuk pun berniat membalas kepercayaan yang digantungkan di pundaknya itu dengan kerja keras. Mantan asisten Timnas Indonesia ini juga pantas penasaran.
Musim 2020 lalu, dia belum tuntas menjalankan tugasnya di Persik karena Liga 1 2020 keburu disetop total oleh PSSI akibat paparan pandemi COVID-19.
Kepercayaan dan rasa penasaran ini bisa jadi pemicu spirit Persik bisa bersaing di Piala Menpora. Dari tiga laga yang telah dijalani, kemajuan Andri Ibo dkk. sangat signifikan.
Semua pemain tampak ingin memberi kontribusi kepada Joko Susilo dan tim Persik. Itu tampak pada semangat menggebu yang ditunjukkan para pemain. Mereka terlihat pantang menyerah.
Otoritas Total
Musim 2021, Joko Susilo sangat percaya diri menukangi Macan Putih. Karena dia diberi otoritas penuh membentuk tim.
Dia bebas memilih pemain dan merancang program latihan. Situasi ini berbeda dengan musim lalu. Di mana dia datang ke Kediri, ketika tim telah terbentuk. Dia juga tak memiliki waktu cukup untuk menggembleng pemain sesuai seleranya.
Getuk menyadari Persik era kini berbeda dengan masa keemasan mereka saat dimanajeri Iwan Budianto. Persik kini ditangani orang-orang yang baru terjun di belantara sepakbola Indonesia yang penuh trik dan intrik.
Tak pelak lagi. Di tahun pertama, Joko Susilo benar-benar memulai dari nol. Dia ingin membantu manajemen menata Persik secara profesional. Mulai dari peralatan latihan, perilaku, dan mengubah mindset.
Dengan otoritas total, Joko Susilo sangat percaya diri menghadapi tim mana pun di Piala Menpora. Meski dia harus menantang kerasnya ombak rivalitas.
Di awal Piala Menpora, publik Kediri mencibir materi pemain baru yang masuk ke Persik atas rekomendasi Getuk. Tapi Getuk keukeuh, karena dia lah yang paling tahu kualitas pemain sesuai kebutuhan tim.
Baca Juga
5 Wonderkid yang Mungkin Jadi Rebutan Klub-Klub Eropa pada Bursa Transfer Januari 2025, Termasuk Marselino Ferdinan?
Bintang-Bintang Lokal Timnas Indonesia yang Akan Turun di Piala AFF 2024: Modal Pengalaman di Kualifikasi Piala Dunia
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?