Bola.com, Jakarta - PSM Makassar menjelma jadi kuda hitam di tengah sengitnya persaingan perebutan trofi juara Piala Menpora 2021. Dalam empat partai yang mereka mainkan pada waktu normal, Juku Eja tak terkalahkan dengan hasil satu kali menang dan tiga imbang.
Padahal, lawan mereka adalah tim yang dikenal agresif yakni Persija Jakarta, Bhayangkara Solo FC, Borneo FC Samarinda dan PSIS Semarang.
PSIS malah menjadi tim paling produktif sepanjang babak penyisihan dengan koleksi sembilan gol dalam tiga partai. Tapi, menghadapi PSM pada laga perempat final di Stadion Kanjuruhan Malang, Jumat (9/4/2021), Hari Nur Yulianto dan kawan-kawan tak mampu menjebol gawang Juku Eja pada waktu normal.
Puncaknya, tim Mahesa Jenar tersingkir via drama adu penalti yang berakhir dengan skor 2-4. Secara keseluruhan gawang PSM hanya tiga kali jebol dalam empat laga. Dua dari empat laga itu, gawang PSM yang dijaga Hilman Syah cleansheet.
Dari empat laga itu, pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Batola selalu menurunkan materi yang sama di lini belakang yakni Zulkifli Syukur, Erwin Gutawa, Hasim Kipuw dan Abdul Rachman yang berdiri di depan Hilman Syah.
Video Highlight Piala Menpora
Pemain Tertua
Menariknya, tiga di antara empat bek itu usianya sudah kepala tiga. Zulkifli sebagai kapten sekaligus pemain paling tertua dengan usia 37 tahun. Kemudian Rachman (33) dan Kipuw (33). Sedang Erwin menjadi pemain termuda di lini ini dengan usia 29 tahun.
Di mata mantan pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Umar, usia bek skuad Juku Eja yang terbilang senior justru jadi nilai plus di Piala Menpora.
"Sepak bola bukan semata mengandalkan skill, stamina atau fisik. Tapi juga kematangan serta pengalaman seorang pemain," ujar Syamsuddin kepada Bola.com, Senin (12/4/2021).
Syamsuddin yang membawa PSM meraih juara Perserikatan 1991/1992 dan Liga Indonesia 1999/2000 ini menilai lini belakang PSM terlihat solid karena ada harmonisasi, kerja sama, dan sinkronisasi di antara para bek serta kiper.
"Kematangan dan pengalaman membuat seorang pemain lebih cerdas dalam mengambil keputusan," papar Syamsuddin.
Peran Zulkifli
Pada kesempatan itu, Syamsuddin menunjuk Zulkifli sebagai sosok yang berpengaruh dan berperan besar dibalik ketangguhan di lini belakang PSM.
Menurut Syamsuddin, Zulkifli memang tak lagi seagresif dulu karena faktor usia. Dimana eks kapten tim nasional Indonesia itu kerap berkeliaran di daerah pertahanan lawan plus melepaskan umpan silang untuk memanjakan lini depan.
"Tapi peran Zulkifli sangat vital sebagai kapten tim sekaligus wakil pelatih di lapangan," terang Syamsuddin.
Dalam empat partai yang dimainkan PSM di Piala Menpora 2021, Zulkifli jarang melewati garis tengah lapangan layaknya seorang bek sayap.
"Saya menilai apa yang ditunjukkan Zulkifli terbilang wajar. Kan sebagai bek, tugas utamanya adalah mengamankan lini belakang. Dia memang tak banyak aktif membantu serangan namun berperan besar sebagai pemimpin rekan-rekannya di lini belakang," tegas Syamsuddin.
Apalagi, selain pengalaman beragam sebagai pemain, Zulkifli yang sudah mengantongi lisensi pelatih B-AFC ini tentu juga paham dengan taktik dan strategi.
"Sepak bola adalah permainan tim. Setiap pemain harus tampil optimal sesuai posisinya. Tapi, tim tetap butuh pemimpin yang bisa jadi jenderal di lapangan untuk menjaga harmonisasi dan kebersamaan tim. Saya menilai Zulkifli bisa menjalankan peran itu dengan baik," pungkas Syamsuddin.
Baca Juga