3 Asisten Pelatih yang Naik Kelas di Piala Menpora 2021: Momen Mencari Jam Terbang

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 13 Apr 2021, 08:15 WIB
Piala Menpora - Didik Ludianto, Kuncoro, Syamsuddin Batola (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Piala Menpora 2021 digelar sebagai turnamen pramusim sekaligus ajang menggairahkan kembali sepak bola Indonesia setelah vakum karena pandemi COVID-19. Tidak semua klub yang berpartisipasi sudah mengikat kontrak pelatih kepala atau mempertahankan pelatih sebelumnya. Para pelatih yang biasanya menjadi asisten pun diberikan kepercayaan lebih untuk naik kelas di turnamen ini.

Dari 18 klub Liga 1, 17 di antaranya mengikuti Piala Menpora 2021. Dari 17 klub itu, mayoritas klub mempertahankan pelatih kepala yang sudah mereka miliki dari musim lalu, yang terhenti karena pandemi.

Advertisement

Stefano Cugurra di Bali United, Robert Alberts di Persib Bandung, Aji Santoso di Persebaya Surabaya, Dejan Antonic di PSS Sleman, Dragan Djukanovic di PSIS Semarang, dan Djadjang Nurdjaman di Barito Putera adalah contoh-contoh pelatih yang memutuskan tetap bertahan bersama tim di Piala Menpora 2021 ini.

Bahkan para pelatih yang tetap setia bersama tim-timnya itu pun memutuskan tidak menetapkan target yang muluk-muluk di turnamen pramusim ini. Kebanyakan dari mereka mengatakan bahwa ini menjadi ajang untuk mengembalikan sentuhan para pemain yang sudah cukup lama vakum dari atmosfer pertandingan.

Bahkan dalam turnamen pramusim ini, tidak sedikit pemain yang memutuskan bergabung dengan klub baru dengan kontrak hanya sebatas di Piala Menpora ini saja. Hitung-hitung mengembalikan kondisi dan mencari kesempatan mendapatkan tawaran lebih baik untuk Liga 1 2021 mendatang.

Namun, tidak hanya pemain yang berganti klub di turnamen pramusim ini. Tak sedikit pelatih yang juga berganti klub di Piala Menpora ini. Bahkan ada klub yang tidak sempat mendapatkan pelatih kepala dengan kualitas kompetensi di Liga 1 saat hendak mengikuti turnamen ini.

Akhirnya, menunjuk asisten pelatih, atau merekrut pelatih yang biasanya menjadi asisten, adalah pilihan terbaik untuk klub di Piala Menpora 2021 ini. Bola.com memilih 3 sosok pelatih yang biasa menjadi asisten pelatih dan naik level menjadi pelatih kepala di Piala Menpora 2021 ini.

Video

2 dari 4 halaman

Didik Ludianto

Pelatih Persela, Didik Ludianto. (Bola.com/Aditya Wany)

Persela Lamongan sudah mulai berlatih mempersiapkan diri untuk Piala Menpora 2021 sejak awal Maret 2021. Ketika itu, Laskar Joko Tingkir ditangani oleh duet Didik Ludianto dan Ragil Sudirman yang merupakan asisten pelatih.

Ketika itu, Nilmaizar yang berstatus pelatih kepala Persela pada musim 2020 sudah memutuskan pergi. Akhirnya manajemen Persela pun memutuskan untuk memberikan kepercayaan kepada Didik dan Ragil untuk menangani tim sepanjang Piala Menpora 2021.

“Untuk turnamen, sementara kami percayakan pada duet Didik dan Ragil. Saya mengistilahkan tim pelatih ini duet antara Didik dan Ragil,” kata Edy Yunan Achmadi, manajer Persela, kepada Bola.com, Rabu (17/3/2021).

Karena hanya ada satu pelatih kepala, Persela pun mendaftarkan Didik karena lisensinya sudah A AFC. Dibantu Ragil, Didik diyakini akan mampu menangani Persela dengan baik karena sudah cukup mengenal para pemain dan gaya permainan yang diusung Laskar Joko Tingkir.

Namun, kemungkinan jabatan pelatih kepala itu hanya didapat Didik selama Piala Menpora 2021. Ada kemungkinan pelatih kepala di Liga 1 2021 harus telah memegang lisensi AFC Pro.

“Didik dan Ragil untuk kompetisi kembali sebagai asisten pelatih. Seandainya kompetisi nanti berjalan, kami berusaha memenuhi syarat dari LIB. Misalnya, syaratnya harus AFC Pro, kami mencari pelatih untuk lisensi tersebut,” ucap Yunan.

“Saya memang hanya sampai di Piala Menpora 2021 saja sebagai pelatih. Yang penting, bagaimana pemain ini punya semangat dan kerja keras untuk Persela. Saya ingin tim ini bekerja bersama-sama,” ujar Didik.

Meski gagal membawa Persela melangkah jauh di Piala Menpora, Didik mampu membawa timnya tidak terkalahkan dalam empat laga Grup C. Empat kali bertanding, Persela mampu mengimbangi lawan-lawannya, bermain imbang tanpa gol dengan PSS Sleman dan Persebaya Surabaya, 1-1 dengan Madura United, dan 2-2 dengan Persik Kediri.

3 dari 4 halaman

Kuncoro

Pelatih Arema FC, Kuncoro, mengamati anak asuhnya saat melawan Persikabo 1973 pada pertandingan Piala Menpora 2021 di Stadion Manahan, Solo, Minggu (21/3/2021). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Tidak berbeda dengan Persela, Arema FC pun memutuskan tidak merekrut pelatih kepala setelah memutuskan tidak melanjutkan kerja sama dengan Carlos Oliveira. Bedanya, pelatih asal Brasil itu bahkan belum pernah menangani Singo Edan dalam pertandingan resmi.

Arema FC cukup trauma dengan ketidakpastian kompetisi. Singo Edan adalah tim yang akhirnya memutuskan merekrut Carlos Oliveira ketika wacana Liga 1 2020 dilanjutkan pada Oktober. Mereka terpaksa merekrut pelatih kepala baru setelah ditinggalkan oleh Mario Gomez.

Namun, nyatanya kompetisi tidak berlanjut bahkan dibatalkan pada awal 2021. Tidak mau ambil risiko mengikat kontrak pelatih baru, terutama pelatih asing, karena Liga 1 2021 pun masih tergantung pelaksanaan Piala Menpora yang menjadi turnamen pramusim, manajemen Arema pun memutuskan untuk mengangkat Kuncoro, sang asisten pelatih, menjadi pelatih sementara.

Kuncoro, yang sudah lama berada di tim kepelatihan Arema, dianggap sudah memahami karakter para pemain dan gaya main yang diharapkan. Seperti halnya Didik Ludianto di Persela, Kuncoro pun diperkirakan hanya akan memimpin Arema FC di Piala Menpora 2021.

Apalagi Arema FC pulang lebih cepat di Piala Menpora 2021. Singo Edan gagal bersaing dengan PSIS Semarang dan Barito Putera di Grup A. Singo Edan hanya meraih satu poin karena hanya satu kali bermain imbang dan mengalami dua kekalahan.

4 dari 4 halaman

Syamsuddin Batola

Pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Batola, mengamati permainan anak asuhnya saat melawan Borneo FC Samarinda pada laga Piala Menpora 2021 di Stadion Kanjuruhan, Malang, Rabu (31/3/2021). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

PSM Makassar adalah tim yang tampil mengejutkan di Piala Menpora 2021. Alasannya karena persiapan kolektif secara tim yang tidak sebaik tim-tim lainnya, dan sejumlah polemik muncul jelang keikutsertaan di turnamen pramusim ini.

Masalah tunggakan gaji kepada pemain asing asal Brasil yang memperkuat PSM pada musim 2020, Giancarlo Rodrigues, membuat FIFA memberikan hukuman kepada PSM lewat PSSI. PSM dilarang mendaftarkan pemain untuk kompetisi resmi selama belum menyelesaikan kewajibannya membayar tunggakan gaji.

Tak hanya itu, sejumlah pemain pada musim lalu pergi. Tapi tidak sedikit pula yang memutuskan bertahan. Dikomando oleh Zulkifli Syukur, bek senior di PSM Makaassar, sejumlah pemain bertahan. Tak hanya itu, beberapa pemain datang bergabung untuk Piala Menpora ini, seperti Yakob Sayuri, Patrich Wanggai, dan Sutanto Tan.

Sementara di jajaran pelatih, persiapan PSM sempat dipimpin Herrie Setyawan karena tidak ada kabar dari pelatih asing yang pada musim 2020 menangani PSM, Bojan Hodak. Akhirnya, PSM memutuskan menunjuk Syamsuddin Batola sebagai pelatih kepala PSM di Piala Menpora 2021.

Syamsuddin Batola pada musim 2020 sebenarnya sudah berstatus pelatih kepala di Persim Maros, klub yang bermain di Liga 3 Sulawesi Selatan. Namun, Syamsuddin cukup mengenal PSM, karena selain pernah menjadi pemain Juku Eja pada 1994 hingga 2001, ia juga sempat menjadi asisten pelatih PSM pada 2017 hingga 2019.

Bersama Syamsuddin Batola, PSM mampu tampil mengejutkan di Piala Menpora 2021. Juku Eja mengawalinya dengan kemenangan 2-0 atas Persija Jakarta di Grup B. Kemudian dalam dua pertandingan selanjutnya, PSM berhasil meraih hasil imbang 1-1 dengan Bhayangkara Solo FC dan 2-2 dengan Borneo FC.

Tidak hanya sekadar membawa PSM lolos dari fase grup sebagai runner-up Grup B, Syamsuddin Batola membantu Juku Eja kini bakal beraksi di semifinal Piala Menpora 2021 setelah menyingkirkan PSIS Semarang lewat drama adu penalti pada babak 8 besar.

Berita Terkait