Bola.com, Makassar - PSM Makassar tampil mengesankan di Piala Menpora 2021 dengan hasil tak pernah kalah dalam waktu normal sampai leg kedua semifinal. Skuad Juku Eja mencatat satu kemenangan dan lima kali imbang.
Mereka pun jadi satu-satunya tim semifinalis yang tak menggunakan jasa pemain asing. Pencapaian ini juga terbilang baik buat sebuah tim yang paling terakhir menggelar latihan menghadapi turnamen pra musim ini.
Tak hanya itu, PSM dinilai tampil dengan karakter khasnya seperti pada era Perserikatan yakni mengandalkan permainan keras, cepat, disiplin tinggi dan kebersaman tim yang solid.
Berdasarkan pencapaian di Piala Menpora 2021, PSM dinilai tetap bisa jadi pesaing serius andai Liga 1 2021 digelar sesuai rencana PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) dan PSSI yakni pada Juli mendatang.
Dihubungi Bola.com, Senin (19/4/2021), Tony Ho, pengamat sepak bola Makassar mengungkapkan penilaian itu tak sepenuhnya benar tapi juga tidak salah.
"Tergantung situasi dan kondisi yang dialami PSM sendiri. Kan semuanya tahu PSM masih dibayangi sanksi FIFA karena menunggak gaji pemain. Musim depan, PSM juga tak lagi bermarkas di Makassar karena Stadion Mattoangin sudah rata dengan tanah," tegas Tony, mantan asisten pelatih PSM yang sudah mengantongi lisensi Pro-AFC ini.
Menurut Tony, kalau mengandalkan materi tim yang diturunkan di Piala Menpora 2021, ia memprediksi PSM akan berada di papan bawah kalau tak mendatangkan pemain baru, baik lokal dan asing. Tony merujuk materi starter PSM yang nyaris tak berubah pada setiap laga yang mereka dimainkan di Piala Menpora.
"Harus dicatat, Piala Menpora hanya sebuah turnamen pramusim yang jumlah partainya tak sebanyak kompetisi penuh seperti Liga 1. Belum lagi, lokasi pertandingan di Liga 1 tak berada dalam satu lokasi," papar Tony.
Artinya kalau mengandalkan materi itu-itu saja serta pemain akademi yang tidak memiliki jam terbang di kompetisi, mustahil PSM bisa bersaing di Liga 1.
"Rotasi pemain sangat penting dilakukan di Liga 1 untuk menyiasati jadwal yang padat. Hal ini yang tidak dilakukan PSM di Piala Menpora. Di mana tidak ada satu pun pemain akademi yang mereka mainkan," tegas Tony.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Berharap PSM Bisa Mengatasi Kendala
PSM terancam tak bisa mengikuti Liga 1 bila tak mampu menyelesaikan kewajibannya khususnya tunggakan gaji pemain dan pelatih musim lalu.
Terkait hal ini, Tony berharap PSM bisa mengatasi kendala ini. Secara pribadi, Tony yakin manajemen PSM yang berada dibawah kendali Bosowa Grup mampu mengatasi kendalanya.
"Bosowa Grup kan perusahaan besar di Indonesia. Mereka tentu sudah menyiapkan solusi agar PSM bisa berkiprah di Liga 1," kata Tony.
Begitu pun soal markas PSM yang rencananya akan memakai Stadion Gelora Mandiri, Parepare untuk menjamu para pesaing di Liga 1. Hanya, manajemen PSM dan Pemerintah Kota Parepare sebagai pemilik Stadion Gelora Mandiri harus bekerja keras untuk membenahi fasilitas stadion agar memenuhi standar kelayakan sesuai aturan PT LIB.
Kalau semua masalah bisa teratasi, PSM dinilai baru bisa bersaing di papan atas Liga 1 sesuai tradisi mereka. "PSM itu adalah magnet buat pemain lokal dan asing. Saya yakin kalau manajemen bisa mengatasi masalahnya maka PSM kembali jadi tujuan pemain," terang Tony.
Seperti diketahui akibat krisis finansial yang melanda PSM gegara kompetisi musim 2020 terhenti, semua pemain pilar Juku Eja ramai-ramai meninggalkan klub. Hanya Yakob Sayuri dan M. Arfan, pemain starter musim lalu yang bertahan.