Bola.com, Jakarta - Mantan penyerang Inter Milan dan Real Madrid, Luis Figo, ikut mengecam Liga Super Eropa. Ia menyebut penggagas ajang itu serakah dan tidak berperasaan.
Dunia sepak bola bereaksi setelah 12 klub, yakni Manchester United, Liverpool, Chelsea, Tottenham Hotspur, Arsenal, Manchester City, Juventus, AC Milan, Inter Milan, Barcelona, Real Madrid, dan Atletico Madrid, memutuskan untuk memisahkan diri dan membentuk Liga Super Eropa.
Mantan pemain Timnas Portugal ini mengklaim klub pendiri kompetisi itu serakah dan memprediksi akan menjadi bencana bagi akar rumput dan komunitas sepak bola yang lebih luas.
“Yang disebut Liga Super ini sama sekali bukan Super,” tulis Figo di Twitter.
“Langkah serakah dan tidak berperasaan ini akan menimbulkan bencana bagi akar rumput kita, bagi sepak bola wanita, dan komunitas sepak bola yang lebih luas," imbuhnya.
“Hanya untuk melayani pemilik yang mementingkan diri sendiri, yang sudah lama berhenti memedulikan penggemarnya, dan sama sekali mengabaikan prestasi olahraga. Tragis."
Sebelumnya, mantan-mantan pemain juga sudah bersuara soal kontroversi Liga Super Eropa, mulai Gary Neville hingga Rio Ferdinand.
Video: Tanggapan UEFA Soal Polemik Liga Super Eropa
Ancaman Sanksi UEFA
UEFA bergerak cepat menanggapi Liga Super Eropa. UEFA mendapat dukungan FA Inggris, Spanyol, dan Italia serta tiga liga domestik, untuk mengancam klub dan pemain dengan larangan tampil di ajang internasional.
Pemain yang nekat tampil di kompetisi tandingan Liga Champions itu bakal dilarang membela tim nasional masing-masing negara di bawah naungan UEFA.
"Kami akan mempertimbangkan semua tindakan yang tersedia, di semua tingkatan, baik peradilan dan olahraga untuk mencegah hal ini terjadi. Sepak bola berdasarkan kepada kompetisi terbuka dan prestasi olahraga, tidak bisa dengan cara lain," bunyi pernyataan UEFA.
"Klub yang bersangkutan akan dilarang bermain di kompetisi lain di tingkat domestik, Eropa, atau dunia. Pemain mereka bisa ditolak kesempatannya untuk mewakili tim nasional mereka," tegas pernyataan UEFA.
Sumber: Twitter, UEFA