Bola.com, Solo - PSS Sleman gagal menembus final Piala Menpora 2021. Tim berjulukan Elang Jawa itu harus puas bermain imbang 1-1 dengan Persib Bandung dalam laga leg kedua semifinal di Stadion Manahan, Solo, Senin (19/4/2021) malam. Kegagalan PSS tak lepa dari kekalahan 1-2 yang mereka alami pada leg pertama.
Tim berjulukan Super Elja tersebut kalah agregat 2-3 dalam laga semifinal kontra Persib Bandung. Hasil ini membuat PSS Sleman akan berjumpa PSM Makassar untuk memperebutkan status sebagai tim peringkat ketiga di Piala Menpora 2021, Sabtu (24/4/2021).
Secara keseluruhan, permainan Bagus Nirwanto dkk. sebenarnya cukup apik dalam dua pertandingan semifinal. Satu hal yang patut diapresiasi adalah berhasil mencetak gol dalam kondisi kekurangan pemain.
Dalam leg kedua kontra Persib, PSS harus bermain dengan 10 personel saja sejak menit ke-64 akibat kartu merah yang diterima oleh Fabiano Beltrame. Mereka terbukti masih mampu unggul dulu lewat gol Saddam Gaffar pada menit ke-73.
Sayang, kans untuk memenangi pertandingan dan berlaga di partai puncak buyar oleh gol Persib yang dicetak oleh Ezra Walian pada menit ke-84.
Kini, PSS hanya menyisakan satu pertandingan di Piala Menpora 2021 untuk memperebutkan peringkat ketiga melawan PSM Makassar di Stadion Manahan, Solo, Sabtu (24/4/2021).
Kegagalan PSS Sleman menembus partai puncak disertai dengan sisi positif sekaligus negatif penampilan pemainnya selama babak semifinal. Simak ulasan dari Bola.com berikut ini:
Video
Agresivitas Lini Serang dan Soliditas Pertahanan Jadi Nilai Plus
PSS Sleman sebenarnya memiliki agresivitas yang baik dalam memberi tekanan kepada Persib Bandung. Catatan statistik membuktikan bahwa Maung Bandung cukup kerepotan meladeni permainan mereka.
Bagus Nirwanto dkk. membukukan 21 tembakan dengan tujuh di antaranya mengarah ke gawang dalam dua pertandingan. Angka itu cukup apik sebagai bukti bahwa PSS mampu mengimbangi permainan Persib.
Dengan mengandalkan pemain lokal di lini depan, PSS juga tetap mampu menjebol gawang Persib. Menariknya, dua gol yang dicetak PSS dalam dua pertandingan itu semuanya lahir dari pemain muda, Saddam Gaffar.
Striker berusia 19 tahun itu mampu menjadi alternatif sebagai mesin gol PSS di pertandingan semifinal. Dia bisa memecah kebuntuan saat Irfan Jaya sudah beberapa kali melepas tembakan yang gagal berbuah gol.
Permainan lini depan PSS juga sudah membaik dibanding saat fase grup yang hanya mencetak tiga gol dari tiga pertandingan.
Selain itu, solidnya lini pertahanan juga cukup membuat frustasi pemain Persib Bandung. Saat kiper Ega Rizky cedera dan terpaksa ditarik keluar, Miswar Saputra tetap mampu mengawal gawang PSS dengan baik. Artinya, kualitas penjaga gawang mereka bisa dibilang sepadan.
Banyak Pelanggaran, Kerugian bagi Tim
Meski memiliki pertahanan yang solid, PSS Sleman tetap memiliki celah. Satu di antaranya adalah pelanggaran-pelanggaran yang kerap merugikan tim.
Kartu merah yang diterima oleh Fabiano Beltrame dalam laga leg kedua sudah tentu mengubah jalannya pertandingan. Meski sempat mencetak gol dalam kondisi kekurangan pemain, PSS nyatanya kebobolan pada menit-menit akhir.
Selain itu, strategi yang masih bertumpu pada Irfan Jaya untuk menyisir sisi sayap juga dengan mudah dibaca oleh tim lawan. Alhasil, Irfan Jaya gagal menampilkan penampilan apiknya dalam dua pertandingan.
Baca Juga
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Erick Thohir soal Kemungkinan Emil Audero Dinaturalisasi untuk Timnas Indonesia: Jika Dia Percaya Proyek Ini, Kita Bisa Bicara Lebih Lanjut