Bola.com, Jakarta - UEFA mencoba mengambil langkah ekstrem untuk mencegah bergulirnya Liga Super Eropa. Satu langkah yang bakal ditempuh adalah memberikan hukuman terhadap para pemain yang tampil di dalam kompetisi tersebut.
Namun, Presiden Real Madrid, Florentino Perez, yang menjadi satu dari beberapa inisiator Liga Super Eropa menganggap ancaman itu tak akan menjadi kenyataan.
Liga Super Eropa dideklarasikan oleh 12 klub papan atas Eropa pada tengah pekan ini. Liga Super Eropa secara tidak langsung bergulir sebagai kompetisi tandingan Liga Champions. Apalagi Liga Super ERopa tidak berada di bawah naungan UEFA.
Konfederasi Sepak Bola Eropa itu pun berang dengan deklarasi yang dilakukan Liga Super Eropa. Mereka bakal menyiapkan konsep hukuman terhadap klub dan pemain. Klub dilarang tampil di liga domestik, sementara para pemain dilarang membela tim nasional.
"Pemain yang akan bermain di tim yang mungkin bermain di liga tertutup akan dilarang ikut Piala Dunia dan Euro," ucap Presiden UEFA, Alexander Ceferin.
Ancaman tersebut tentu menjadi dilema bagi para pemain. Apalagi mereka terikat kontrak dengan klub dan harus menghormatinya. Sementara di sisi lain, larangan tampil membela tim nasional bakal sangat krusial.
"Para pemain harus tetap tenang karena ancaman ini tidak akan terjadi," ujar Presiden Liga Super Eropa, Florentino Perez, seperti dikutip dari Marca.
"Tapi, mereka yang menjalankan monopoli di UEFA harus transparan. UEFA tidak memiliki citra yang baik," lanjut Presiden Real Madrid itu.
Video
Membela Agnelli
Konflik antara UEFA dan Liga Super Eropa makin panas. Caferin telah mengkritik presiden Juventus, Andrea Agnelli, dengan sebutan ular. Agnelli adalah sosok penting di balik Liga Super Eropa. Saat ini, dia menjabat sebagai wakil presiden.
"Apa yang dikatakan presiden UEFA adalah sesuatu yang tidak bisa dia katakan. Dia menghina Agnelli. UEFA harus berubah, kami tidak ingin presiden yang menghina kami," kata Perez.
"Kami menginginkan transparansi. Kami semua ingin berubah menjadi lebih baik. Tidak bisa dibayangkan bahwa di Eropa yang demokratis, hal-hal seperti ini dikatakan," katanya.
Sumber: Marca
Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin, published 20/4/2021)