Pandangan Jacksen Tiago untuk Final Piala Menpora, Unggulkan Persija atau Persib?

oleh Muhammad Adi Yaksa diperbarui 21 Apr 2021, 18:45 WIB
Jacksen F. Tiago, pelatih Persipura. (Bola.com/Aditya Wany)

Bola.com, Jayapura - Pelatih Persipura Jayapura, Jacksen Tiago, mengaku tidak bisa memprediksi juara Piala Menpora 2021. Pasalnya, baik Persija Jakarta dan Persib Bandung punya kelebihan masing-masing.

Jacksen dan Persipura harus absen di Piala Menpora karena permintaan pihaknya tidak dipenuhi oleh PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator turnamen.

Advertisement

Persija dan Persib akan dua kali berhadapan di final Piala Menpora. Masing-masing pada 22 April 2021 di Stadion Maguwoharjo, Sleman dan 25 April 2021 di Stadion Manahan, Solo.

"Saya tidak punya jagoan di Piala Menpora. Kedua tim punya potensi yang sama untuk menjadi yang terbaik," kata Jacksen pada konferensi pers virtual, Selasa (20/4/2021).

"Saya respek dengan kedua pelatih. Saya punya teman di sana. Begitu nonton Piala Menpora, saya seorang penonton, penikmat sepak bola, dan pelatih yang memelajari lawan-lawannya."

"Saya tidak bisa bicara siapa yang lebih unggul. Kedua tim punya kemampuan sama baiknya untuk menjadi juara. Persib tim yang baik, pelatih bagus yang sudah lama bersama tim."

"Persija diisi pemain bintang. Boleh dikatakan skuad yang lebih berpengalaman dan lebih lengkap. Kedua tim punya kualitas yang seimbang," jelas Jacksen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

2 dari 2 halaman

2 Leg Berpengaruh

Piala Menpora - Persib Bandung Vs Persija Jakarta - Head to Head Pemain (Bola.com/Adreanus Titus)

Jacksen menganggap format dua leg yang diberlakukan sejak semifinal Piala Menpora membuat hasil pertandingan susah ditebak. Arsitek asal Brasil itu memberikan contoh ketika Persija dan Persib sama-sama harus bersusah payah lolos ke final.

"Apalagi kalau dua leg, berat. Lebih seru satu leg. Lihat saat Persib melawan PSS Sleman, mereka kesusahan. Persija juga kesulitan menghadapi PSM Makassar," tutur Jakcsen.

"Sedari awal sudah saya sampaikan, kualitas sepak bola Indonesia turun drastis di tengah pandemi COVID-19. Sebab, kami sudah terlalu lama tidak bermain sepak bola."

"Bisa dilihat beberapa tim non-unggulan atau unggulan mendapatkan hasil di luar dugaan. Makanya pertandingan sulit diprediksi. Sebab, aspek emosional berdampak besar dan pemain belum berada di performa puncak," terangnya.

Berita Terkait