5 Bintang Liga Inggris yang Berani Bersuara Lantang Menolak European Super League: Cadas!

oleh Ario Yosia diperbarui 21 Apr 2021, 11:37 WIB
Seorang fans membentangkan poster di luar Stadion Stamford Bridge, London, Selasa (20/4/2021) sebagai protes dibentuknya Liga Super Eropa menjelang laga lanjutan Liga Inggris 2020/2021 pekan ke-32 antara Chelsea melawan Brighton and Hove Albion. (AP/Frank Augstein/Pool)

Bola.com, Jakarta - Seluruh tim Liga Inggris memutuskan mundur dari proyek raksasa European Super League. Hal ini agaknya didorong akibat resistensi yang meluas seantero Inggris.

Manchester City, Manchester United, Liverpool, Arsenal, Tottenham Hotspur, dan Chelsea menjadi tim Premier League yang menggagas European Super League. Keenam klub itu bersama Real Madrid, Barcelona, Atletico Madrid, Inter Milan, dan AC Milan mendeklarasikan European Super League, Senin (19/4/2021).

Advertisement

European Super League rencananya bakal diikuti 20 tim dan digadang-gadang sebagai ajang sempalan Liga Champions. Tidak ada sistem promosi dan degradasi di kompetisi tersebut, serta para peserta akan mendapat dana segar hingga Rp 6 triliun.

Kompetisi itu pada akhirnya menuai kecaman banyak pihak. Ke-12 klub dinilai membuat kompetisi eksklusif, cuma mengejar uang, dan mengabaikan suara suporter.

Premier League menjadi salah satu kompetisi domestik yang terancam dengan kehadiran kompetisi baru ini. Nilai kompetisi mereka menurun jika Liga Super Eropa benar digulirkan pada bulan Agustus mendatang. Tidak ada reward sepadan buat klub-klub berprestasi di luar bix six penggagas breakaway league.

UEFA dan FIFA selaku otoritas sepakbola di Eropa dan dunia menolak pembentukan European Super League. Kedua federasi itu bahkan mengancam para klub dan pemain yang bermain di sana dengan sanksi larangan bertanding di Liga Champions dan Piala Dunia.

Suara-suara penolakan dari penggemar hingga ancaman dari federasi internasional membuat beberapa klub penggagas berputar arah. Manchester City menjadi tim penggagas pertama yang mundur dari European Super League, Rabu (21/4/2021) dini hari WIB. Kemudian diikuti klub-klub lainnya.

Suara kritis pemain berperan besar terhadap keputusan 6 klub ini untuk menarik diri dari breakaway league.

Berikut deretan pemain-pemain yang bersuara lantang terhadap pelaksanaan Liga Super Eropa.

Video

2 dari 7 halaman

Marcus Rashford

Penyerang Manchester United, Marcus Rashford berusaha melewati pemain Granada, Maxime Gonalons pada pertandingan leg pertama perempat final Liga Europa di stadion Los Carmenes di Granada, Spanyol, Jumat (9/4/2021). MU menang atas Granada 2-0. (AP Photo/Fermin Rodriguez)

Penyerang Manchester United, Marcus Rashford melalui akun Twitter-nya mengunggah foto yang dinilai sebagai penolakannya terhadap rencana European Super League.

Marcus Rashford dikenal sebagai pesepak bola yang peka terhadap masalah-masalah yang sedang terjadi di masyarakat.

Teranyar, Marcus Rashford sedikit menyuarakan pendapatnya terkait rencana bergulirnya European Super League.

Melalui akun Twitter-nya @MarcusRashford, ia mengunggah sebuah foto dengan latar belakang Old Trafford, stadion dari Manchester United.

Dalam foto tersebut, meski Rashford tak menuliskan sepatah kata pun dalam unggahannya, tertulis sebuah kutipan dari pelatih legendaris Manchester United, Sir Matt Busby.

Kutipan tersebut berbunyi, "Football Is Nothing Without Fans (Sepak Bola Bukan Apa-Apa Tanpa Penggemar)."

 

3 dari 7 halaman

Jordan Henderson

Kapten Liverpool, Jordan Henderson. (NAOMI BAKER / POOL / AFP)

Kapten Liverpool (salah satu klub partisipan Liga Super Eropa) Jordan Henderson memanggil seluruh kapten dari klub Liga Primer Inggris (EPL) untuk melakukan pertemuan darurat membahas Liga Super Eropa. Intinya ia gelisah melihat perkembangan terkini breakaway league.

Ia dan anggota skuad Liverpool lainnya kemudian mengonfirmasi bahwa para pemain tidak ingin bergabung dengan Liga Super Eropa yang baru-baru ini diumumkan.

Pernyataan sikap sang gelandang dilontarkan di akun pribadi media sosialnya. Detailnya sebagai berikut:

"Kami tidak menyukainya dan kami tidak ingin itu terjadi," kata pernyataan Henderson.

"Ini adalah posisi kolektif kami. Komitmen kami untuk klub sepak bola ini dan pendukungnya adalah mutlak dan tanpa syarat. You’ll Never Walk Alone.”

4 dari 7 halaman

Patrick Bamford

Penyerang Leeds United, Patrick Bamford berselebrasi usai mencetak gol ke gawang Crystal Palace pada pertandingan lanjutan Liga Inggris di Stadion Elland Road di Leeds, Inggris, Selasa (9/2/2021). Leeds United menang atas Crystal Palace 2-0. (AP Photo/Jon Super, Pool)

Striker Leeds, Patrick Bamford setuju dengan banyak penggemar bahwa Liga Super yang diusulkan adalah ide yang beracun, tetapi mempertanyakan apakah orang-orang itu juga harus berbicara lebih banyak tentang rasisme dalam sepak bola.

Setelah Leeds meraih hasil imbang 1-1 dengan Liverpool, salah satu dari 12 klub yang mendukung kompetisi baru, Bamford bersuara:

"Sungguh menakjubkan keributan tentang Liga Super yang datang ke dalam permainan ketika kantong seseorang terluka. Itu Sayang sekali tidak demikian halnya dengan hal-hal lain yang tidak beres saat ini, seperti rasisme."

Rasisme telah menjadi masalah dalam sepak bola dan masyarakat luas selama bertahun-tahun, tetapi platform media sosial memungkinkan orang-orang secara anonim melontarkan hinaan terhadap pemain secara online.

Hukuman dan teknik pencegahan tidak cukup, terutama jika dibandingkan dengan reaksi yang berlebihan terhadap acara yang berhubungan dengan olahraga seperti rencana Liga Super.

"Kami baru saja melihat apa yang dilihat semua orang dengan berita ini," kata Bamford kepada Sky Sports.

"Sungguh menakjubkan hal-hal yang mereka bicarakan. Saya tidak dapat memahaminya. Sungguh menakjubkan keributan yang datang ke dalam permainan ketika kantong seseorang terluka. Sayang sekali tidak seperti itu dengan hal-hal lain yang salah, seperti rasisme.

"Kami seperti penggemar. Kami tidak percaya dan tidak tahu apa yang akan terjadi. Kami sangat terkejut. Dari apa yang saya lihat, saya belum melihat satu penggemar pun yang bahagia, dan sepak bola pada akhirnya adalah tentang para penggemar. Tanpa penggemar, sepak bola bukanlah apa-apa dan penting bagi kami untuk berdiri tegak dan menunjukkan sepak bola adalah untuk para penggemar."

 

 

5 dari 7 halaman

Harry maguire

Pemain Manchester United Harry Maguire (tengah) diberi selamat oleh rekan setimnya Axel Tuanzebe (kiri) usai mencetak gol ke gawang Sheffield United pada pertandingan Liga Inggris di Old Trafford, Manchester, Inggris, Rabu (27/1/2021). Sheffield United menang 2-1. (AP Photo/Laurence Griffiths, Pool)

Kapten Manchester United, Harry maguire, secara berani mengkonfrontir Ed Woodward atas keterlibatan klub dalam European Super League (ESL).

Woodward dipaksa untuk mengadakan pertemuan darurat dengan para pemain Setan Merah pada Senin (19/4/2021) pagi di Carrington untuk membahas keterlibatan klub di ESL.

Para pemain dilaporkan merasa marah dan kecewa karena klub tidak memberitahu mereka lebih dulu. Mereka baru tahu lewat media yang melaporkannya saat United tengah berlaga kontra Burnley pada Minggu (18/4) malam waktu setempat.

Para pemain juga tak suka dengan sang manajer, Ole Gunnar Solskjaer, yang dipaksa berhadapan dengan media setelah kabar tersebut keluar, disaat Solskjaer tak tahu situasinya, sementara petinggi klub justru menolak berkomentar.

Daily Mail juga melaporkan bahwa Harry Maguire adalah sosok yang mengungkapkan kekecewaannya dengan mengkonfrontir Woodward dalam pertemuan Senin (19/4) pagi. 

6 dari 7 halaman

James Milner

Pemain Liverpool James Milner mencium trofi Liga Inggris usai bertanding melawan Chelsea di Anfield Stadium, Liverpool, Inggris, Rabu (22/7/2020). Penyerahan trofi Liga Inggris kepada Liverpool digelar tanpa penonton karena pandemi COVID-19. (Paul Ellis, Pool via AP)

Gelandang veteran Liverpool, James Milner, turut menolak penyelenggaraan Liga Super Eropa. Ia mengaku tak menyukai kompetisi tersebut dan berharap Liga Super Eropa tak jadi digelar.

Pernyataan ini disampaikan Milner kala Liverpool menjadi salah satu tim yang ditetapkan sebagai penderi dan peserta permanen dari Liga Super Eropa. Kepastian itu diumumkan pada Senin (19/4/2021) dini hari WIB.

"Sama seperti semua orang, ada banyak pertanyaan (terkait Liga Super Eropa). Secara pribadi, saya tidak menyukainya dan mudah-mudahan ini tidak jadi digelar,” ujar Milner, sebagaimana dikutip dari Liverpool Echo, Selasa (20/4/2021).

"Mungkin, alasannya sama dengan yang dibicarakan semua orang selama beberapa hari terakhir, jelas itu sulit bagi kami, dengan permainan dan kami akan mencoba untuk mempersiapkan pertandingan," lanjutnya.

"Para pemain tidak memiliki hak suara, jadi sambutan yang kami dapatkan di lapangan malam ini terasa agak tidak adil karena kami di sini untuk bermain sepakbola dan tidak memiliki kendali atas hal itu. Tetapi, kami tetap harus turun ke lapangan dan menyelesaikan musim dengan kuat,” tutur Milner.

Sumber: Berbagai sumber

7 dari 7 halaman

Persaingan Premier League

Berita Terkait