Bola.com, London - CEO Spotify, Daniel Ek bekerja sama dengan legenda Arsenal, Thierry Henry, Patrick Vieira, dan Dennis Bergkamp dalam upaya untuk mengambil kendali klub.
Miliarder Swedia mengisyaratkan niatnya minggu lalu untuk membeli klub kesayangannya di tengah protes fans akibat keikutsertaan Arsenal di Liga Super Eropa.
Suporter Arsenal terus mendesak Stan Kroenke melepas kepemilikan Arsenal. Mereka geram melihat Arsenal terlibat ikut mendeklarasikan Liga Super Eropa. Kekesalan fans memuncak karena prestasi The Gunners makin menurun, tapi malah petinggi klub ikut menggagas turnamen kontroversial itu.
Diyakini, Kroenke bisa terbuka untuk menjual raksasa London Utara dengan harga sekitar 2 miliar paun.
Kronke adalah ketua Kroenke Sports & Entertainment dan bergabung dengan dewan direksi Arsenal pada 2008, tiga tahun sebelum menjadi pemegang saham mayoritas.
Jika tawaran Ek diterima oleh orang Amerika itu, maka duo Prancis, Henry dan Vieira serta ikon Belanda, Bergkamp akan kembali ke Emirates sebagai bagian dari susunan direksi baru.
Kuartet itu ingin memanfaatkan kemarahan para pendukung Arsenal kepada Kroenke setelah mereka dipaksa keluar dari Liga Super Eropa.
Video
Legenda Gusar
Fans Arsenal melakukan demonstrasi di Stadion Emirates pada Jumat (23/4/2021) sebelum pertandingan mereka melawan Everton untuk menyerukan kepergian Kroenke.
"Sebagai seorang anak yang tumbuh besar, saya telah mendukung Arsenal selama saya bisa ingat. Jika KSE ingin menjual Arsenal, saya akan dengan senang hati melempar topi saya ke atas ring," tulis Ek di Twitter.
Ek meluncurkan Spotify pada 2008, dengan platform saat ini bernilai sekitar 58 miliar paun.
Sementara itu, Thierry Henry mengungkapkan pada akhir pekan bahwa dia tidak lagi mengakui Arsenal saat dia menyerang KSE.
"Klub ini milik para penggemar, saya mencintai klub ini dan saya akan mendukung klub sampai saya mati. Tapi saya tidak mengenali klub saya dan apa yang terjadi barusan, dengan mereka mencoba bergabung dengan liga yang tadinya tertutup, tidak masuk akal bagi saya," kata Henry.
“Mereka telah menjalankan klub seperti perusahaan, bukan klub sepak bola, dan mereka menunjukkan tangan mereka."
"Mungkin karena kurangnya pemahaman tentang nilai inti sepak bola dan mungkin uang itu merupakan godaan yang terlalu besar. Tapi apa pun itu, mereka salah. Sangat salah."
Sumber: The Sun
Baca Juga