Bola.com, Malang - PSS Sleman terbilang cukup sukses di Piala Menpora 2021. Tim berjulukan Elang Jawa itu mampu melangkah jauh hingga semifinal, bahkan meraih predikat tim peringkat ketiga, setelah sempat diragukan bisa lolos fase grup.
Memulai kiprah di Piala Menpora 2021 di Grup C, PSS Sleman harus menghadapi empat tim lawan. Bahkan tim asuhan Dejan Antonic itu harus memulainya dengan kalah 1-2 dari Madura United.
Bahkan Kim Jeffrey Kurniawan dkk. juga harus bermain imbang tanpa gol dengan Persela Lamongan dalam laga kedua Grup C. Satu poin dari dua laga pertama tak cukup bagus, mengingat Persebaya Surabaya sudah mengemas 6 poin dan Madura United 3 poin saat itu.
Namun, etos kerja yang bagus dari para pemain PSS membuat mereka berhasil memenangi dua laga terakhir Grup C. Kemenangan identik 1-0 diraih PSS saat menghadapi Persik Kediri dan Persebaya Surabaya. Kemenangan atas Persebaya membuat PSS pun melangkah ke perempat final sebagai juara grup.
PSS kemudian menyingkirkan Bali United di perempat final. Bermain tanpa gol dalam waktu normal, PSS menang 4-2 dalam drama adu penalti untuk lolos ke semifinal.
Bahkan di semifinal, PSS mampu memberikan perlawanan ketat terhadap Persib Bandung. PSS kalah 1-2 dari Maung Bandung pada leg pertama, dan bermain imbang 1-1 di leg kedua. PSS pun harus rela tersingkir karena kalah agregat 2-3 dan tampil di laga perebutan tempat ketiga.
PSS pun sukses mengalahkan PSM Makassar dengan skor 2-1 pada laga yang digelar di Stadion Manahan, Solo, tersebut. Melihat performa tim, PSS memang memberikan suguhan permainan yang menarik. Namun, tidak bisa dimungkiri, dari mengesankannya performa PSS ada beberapa pemain yang juga jauh di bawah standar harapan.
Kali ini, Bola.com mengulas tiga pemain PSS Sleman yang dinilai memperlihatkan performa di bawah standar para pemain lain dalam skuat Elang Jawa di Piala Menpora 2021. Bahkan ada pula yang tak luput dari kritikan para penggemar, padahal mereka diharapkan menjadi tulang punggung tim. Siapa saja mereka? Ini ulasannya:
Video
Arthur Irawan
Pemain berusia 28 tahun ini mulai dapat kesempatan main secara reguler. Sepanjang Piala Menpora, dia tampil sebagai starter dalam 4 laga yang dijalani PSS Sleman. Namun, pelatih Dejan Antonic tampaknya masih mencari posisi yang pas untuknya.
Arthur yang berposisi asli sebagai bek kanan sempat dijajal sebagai bek kiri sampai sayap. Sayang, kritikan banyak didapatkannya, terutama dari fans Elang Jawa di media sosial.
Arthur dianggap seperti pemain yang kebingungan di lapangan. Dia juga minim kontribusi, terutama dalam laga semifinal kedua melawan Persib Bandung.
Sebenarnya, Arthur punya karier yang lumayan mentereng. Dia pernah berkiprah di Spanyol bersama Espanyol dan Malaga. Bahkan saat kembali ke Indonesia, dia juga pernah gabung tim sekelas Persija Jakarta dan Persebaya Surabaya.
Namun, dia minim dapat kesempatan bermain. Itu yang jadi tanda tanya soal kualitasnya karena dia pernah berkarier di Spanyol dan klub besar Indonesia, namun minim kesempatan bermain.
Aaron Evans
Pemain asal Australia ini seperti masih adaptasi dengan peran barunya. Aaron ditugaskan sebagai gelandang bertahan. Padahal posisi aslinya adalah stoper. Dalam beberapa pertandingan, pemain berusia 26 tahun ini tampak kedodoran membantu pertahanan timnya.
Selain itu, pada babak penyisihan grup, mantan pemain Barito Putera ini gagal menjalankan tugas sebagai eksekutor penalti, yakni laga melawan Persela Lamongan. Tendangannya bisa diantisipasi kiper Persela, Dwi Kuswanto. PSS Sleman harus puas mengakhiri laga dengan imbang tanpa gol.
Padahal Aaron sebenarnya bukan algojo utama penalti PSS. Pelatih Dejan Antonic waktu itu tidak mengetahui kenapa Aaron yang maju menjadi eksekutor. Padahal dia sudah meeting dengan pemain terkait tugas tersebut.
Derry Rachman
Dia memang bukan pilihan utama di sektor bek kiri PSS Sleman. Namun, pelatih Dejan Antonic memberikan kesempatan main kepadanya untuk rotasi tim. Ada sebuah momen unik yang terjadi kepada Derry dalam pertandingan perebutan juara ketiga lawan PSM.
Derry beberapa kali terlibat blunder pada momen penting. Pertama ketika dia dapat kesempatan maju hingga area pertahanan lawan. Tapi, saat melakukan tipuan, justru dia yang terjatuh, bukan pemain lawan.
Momen kedua, ketika dia terjungkal saat adu badan dengan Yacob Sayuri. Bola pun dicuri striker lawan dan membahayakan gawang PSS.
Waktu itu Derry beberapa detik terjatuh dan mengharapkan ada pelanggaran dari sang wasit. Tapi, yang didapat dia justru dorongan tangan dari pelatihnya sendiri, Dejan, arah kepala dan badannya. Dia seperti ingin menyadarkan Derry agar kembali mengejar bola.