Bola.com, Jakarta - Pelatih Persija Jakarta, Sudirman, bereksperimen dengan susunan pemainnya ketika menghadapi Persib Bandung pada babak final leg pertama Piala Menpora. Dia memainkan dua pemain mudanya, Braif Fatari dan Taufik Hidayat sebagai starter.
Alih-alih memercayai Marko Simic atau Ramdani Lestaluhu, dua pemain senior, pada pertandingan sekrusial itu, Sudirman lebih memilih Braif dan Taufik, dua alumnus Persija Jakarta Development.
Percobaan Sudirman berbuah positif. Braif berhasil mencetak gol pertama Persija, sedangkan Taufik menutup kemenangan 2-0 tim berjulukan Macan Kemayoran ini atas Persib.
Braif dan Taufik kembali bermain pada pertemuan kedua kontra Persib, dan membawa Persija Jakarta meraih kemenangan 2-1 sekaligus merengkuh trofi Piala Menpora.
Sebelum memainkan Braif dan Taufik dua kali di partai final, Sudirman sempat mendapatkan kritikan yang tajam. Pelatih yang karib dipanggil Jenderal itu tidak begitu berani memainkan pemain mudanya di Piala Menpora.
"Memang kami bawa beberapa pemain muda untuk Piala Menpora. Namun, laga-laga di turnamen ini harus kami menangkan. Sebab situasinya belum menguntungkan bagi tim untuk menurunkan pemain muda," ujar Sudirman ketika melawan PSM Makassar pada semifinal Piala Menpora, 14 April 2021.
"Di laga pertama fase grup, kami kalah. Lalu kami harus menang di laga berikutnya. Kemudian ada tekanan untuk menang pada partai terakhir babak penyisihan untuk lolos ke semifinal Piala Menpora. Di delapan besar dengan satu leg, tekanan begitu besar."
"Saya pikir, para pemain muda Persija Jakarta perlu banyak waktu untuk bisa belajar dari kondisi ini," imbuh pelatih yang akrab disapa Jenderal ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Angkut 10 Pemain Muda
Di Piala Menpora, Macan Kemayoran mendaftarkan 30 pemain. Sepuluh nama di antaranya merupakan jebolan atau masih aktif di Akademi Persija.
Kesepuluh pemain tersebut meliputi Cahya Supriadi, Muhammad Ferrari, Salman Alfarid, Reza Fauzan, Braif Fatari, Raka Cahyana Rizky, Sandi Arta Samosir, Alfrianto Nico, Taufik Hidayat, dan Fajar Firdaus.
Dari nama-nama di atas, hanya tiga yang diberikan Sudirman kesempatan beraksi di Piala Menpora. Ketiganya adalah Braif Fatari, Alfriyanto Nico, dan Taufik Hidayat.
Braif Fatari total bermain empat kali di Piala Menpora, dengan dua di antaranya menjadi pemain utama di final Piala Menpora. Adapun Alfriyanto Nico, tujuh kali tampil dengan tiga kali sebagai starter.
Sedangkan Taufik Hidayat, baru dua kali bermain dengan dua-duanya diplot sebagai ujung tombak utama Persija Jakarta menghadapi Persib.
Braif Fatari, Pemain Kesayangan Shin Tae-yong
Persija mengontrak Braif Fatari pada 2019. Ketika itu, usianya masih 17 tahun. Gelandang berusia 20 tahun itu diproyeksikan bermain untuk skuad U-20 di Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 2019 dan tim senior.
Nama Braif Fatari melejit ketika diterima Garuda Select angkatan pertama untuk menimba ilmu di Inggris. Dia juga mulai dipercaya masuk ke Timnas Indonesia U-19.
Bakat Braif Fatari dicium oleh Timo Scheunemann, pemandu bakat Garuda Select ketika proses seleksi di Papua. Dia bersama pemain-pemain lain seperti Bagus Kahfi dan Brylian Aldama terpilih untuk berlatih selama empat bulan di Inggris.
Braif Fatari sama sekali tidak dimainkan Persija pada tahun pertamanya. Sebab, ia lebih banyak sibuk dengan Garuda Select dan Timnas Indonesia U-19.
Berkat potensi dan performanya di Persija selama Piala Menpora, Braif Fatari mendapatkan kenaikan pangkat di Timnas Indonesia. Pelatih Shin Tae-yong mempromosikannya ke tim senior.
Alfriyanto Nico, Tekad Keras Pemuda Solo
Alfriyanto Nico menjadi pemain termuda Persija yang bermain di Piala Menpora. Penyerang asal Solo, Jawa Tengah itu baru berusia 18 tahun.
Di Piala Menpora, Alfriyanto Nico kerap mengalami perubahan posisi. Dia pernah dimainkan sebagai winger kanan sebagai pengganti Riko Simanjuntak. Dia juga sempat bermain sebagai bek sayap kanan ketika Marco Motta absen.
Alfriyanto Nico masuk ke Persija Development melalui jalur seleksi. Dia datang jauh-jauh dari Solo. Ketika berjuang untuk merebut satu tempat, ia sempat menginap di masjid.
Tekad keras Alfriyanto Nico berbuah hasil. Dia diterima Persija untuk bermain di skuad U-16 pada EPA Liga 1 2019.
Awalnya, Alfriyanto Nico berposisi sebagai gelandang serang. Namun, kejelian dari Muhammad Jusuf, pelatih Persija U-16 saat itu, mengubah perannya menjadi striker.
Di posisi barunya, Alfriyanto Nico tampil gacor. Dia menjadi top scrorer tim dengan sembilan gol. Berkat kualitasnya, ia juga diandalkan di Persija U-18 dan U-20.
Penampilan Alfriyanto Nico di skuad Persija kelompok usia diganjar satu tempat di Garuda Select angkatan kedua. Dia sempat tajam di awal-awal uji coba dengan torehan lima gol. Namun, ia sempat kalah bersaing karena kedatangan Bagus Kahfi.
Setelah Bagus Kahfi mengalami cedera, lambat laun Alfriyanto Nico kembali ke posisi utamanya. Dia berhasil menambah pundi-pundi golnya menjadi enam. Sayang, COVID-19 bikin kiprahnya di Garuda Select berakhir lebih cepat.
Kiprah Alfriyanto Nico di Garuda Select dan Persija mengantarkannya ke Timnas Indonesia U-19. Dia dipercaya Shin Tae-yong untuk masuk ke dalam skuadnya sejak tahun lalu.
Taufik Hidayat, Titisan Bambang Pamungkas?
Masa remaja Taufik Hidayat tidak begitu harum seperti Braif Fatari dan Alfriyanto Nico. Penyerang berusia 21 tahun itu tidak punya rekam jejak sebagai pemain Timnas Indonesia di level usia.
Bahkan, masih banyak pihak yang menduga Taufik Hidayat adalah pemain baru Persija di musim ini. Padahal, Macan Kemayoran telah menggaetnya sejak 2019 dari Sriwijaya FC U-20.
Saat bergabung, peran Taufik Hidayat mirip dengan Braif Fatari. Dia juga diplot untuk bermain dengan Persija U-20 di EPA Liga 1 2019 dan tim senior.
Di Liga 1 U-20, Taufik Hidayat jadi andalan Young Tiger, julukan Persija U-20. Dia sukses mencetak 12 untuk menjadi top scorer tim di kompetisi itu.
Taufik Hidayat sempat membukukan dua penampilan untuk Persija di Liga 1 2019 sebelum namanya populer berkat gol ke gawang Persib pada final Piala Menpora.
Taufik Hidayat digadang-gadang sebagai penyerang masa depan Persija. Dia punya keberanian sebagai seorang striker: ngotot dan kuat dalam duel satu lawan satu. Kebetulan, Macan Kemayoran telah lama mendambakan juru gedor lokal sepeninggal Bambang Pamungkas.
Baca Juga
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?
Justin Hubner Jadi Biang Kerok Timnas Indonesia Vs Arab Saudi: The Real Preman, Langganan Kartu!