Bola.com, Jakarta - Marc Klok adalah satu di antara playmaker terbaik selama Piala Menpora 2021. Beberapa di antaranya mampu tampil menonjol meski gagal membawa timnya keluar seagai juara.
Jika melihat sepak terjangnya, pemain naturalisasi kelahiran Belanda ini memang sangat dominan selama Piala Menpora 2021. Dia bisa jadi playmaker alias pengatur permainan Persija.
Sebenarnya, bukan hanya Klok yang tampil oke sepanjang turnamen ini digelar. Masih ada deretan playmaker yang memberikan warna.
Yang menarik, mayoritas klub peserta menggunakan playmaker lokal karena mereka tidak ingin melakukan pemborosan dengan mengontrak banyak pemain asing. Penyebabnya, keuangan klub belum normal di masa pandemi virus corona.
Bola.com merangkum ada empat playmaker yang tampil memukau di Piala Menpora. Selain Klok, ada pemain dari Persib Bandung, PSS Sleman dan PSM Makassar. Artinya, semua playmaker yang tampil konsisten berasal dari klub yang mencapai fase semifinal. Berikut para plamaker tersebut:
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini
Marc Klok (Persija)
Pemain 26 tahun ini terlihat lebih matang bersama PSM Makassar. Dia ikut membawa tim berjuluk Juku Eja ini sampai ke posisi empat Piala Menpora. Sutanto bersyukur PSM tidak diperkuat playmaker andalan Wiljan Pluim. Sehingga dia bisa menempati pos yang biasa jadi milik Pluim.
Sutanto memperlihatkan ketenangannya di setiap laga. Beberapa kali memperlihatkan skill individunya saat melewati lawan. Terkadang, mantan pemain Persija Jakarta itu terlihat malas berlari. Namun dia cukup kuat mempertahankan bola di kakinya. Dari data statoskop.id, dia melepaskan umpan sukses sebanyak 129 kali dari 7 pertandingan. Akurasi umpannya mencapai 82 persen.
Selain itu, Sutanto menyumbangkan satu gol lewat tendangan bebas saat melawan PS Sleman di perebutan juara ketiga. Sayang gol itu tak bisa memberikan kemenangan. PSM takluk 1-2 dari PSS. Terlepas dari kekalahan itu, Sutanto memberi bukti jika gelandang lokal bisa berbicara banyak saat dapat kesempatan main di turnamen pramusim.
Dedi Kusnandar (Persib Bandung)
Pemain 29 tahun ini layak disebut playmaker Persib di Piala Menpora. Karena dia yang bisa mengatur bola dari lini tengah. Karakter Dedi agak berbeda dari playmaker yang biasanya punya skill tinggi. Lantaran posisi aslinya sebagai gelandang bertahan yang kuat duel untuk menghentikan serangan.
Tapi kelebihannya punya akurasi umpan tinggi. Baik bola pendek maupun jauh. Tak jarang Dedi tiba-tiba mengubah arah serangan dengan umpan jauhnya. Ini yang membuat lawan kerepotan. Sayang, pemain 29 tahun ini sempat mengalami cedera di kepala saat semifinal lawan PS Sleman. Untungnya cedera itu tergolong ringan dan dia bisa tampil di partai puncak.
Sebenarnya kelebihan Dedi ini sudah terlihat beberapa tahun silam. Namun namanya selalu tenggelam dibalik para gelandang serang Persib. Seperti musim lalu, ada nama Omid Nazari. Sedangkan musim ini, Dedi lebih menjol. Meskipun Persib punya pemain asing Farshad Noor. Lantaran pemain asal Afghanistan itu masih belum klop dengan permainan Maung Bandung.
Kim Jeffrey Kurniawan (PS Sleman)
Beberapa tahun lalu Kim lebih banyak dikenal sebagai gelandang pengangkut air. Tapi saat main di PS Sleman, dia juga dapat tugas sebagai playmaker. Karena Kim punya determinasi tinggi. Meski usianya sudah 31 tahun, tapi dia masih punya fisik prima untuk menunjang karakternya sebagai pemain box to box.
Di Piala Menpora, dia memperlihatkan peran playmaker dari sektor gelandang bertahan. Sama seperti Dedi Kusnandar. Tampaknya istilah deep lying playmaker banyak digunakan klu Liga 1 di Piala Menpora. Karena skema ini cukup ampuh. Biasanya gelandang bertahan jarang dapat kawalan ketat dari lawan saat mengalirkan bola.
Demikian juga dengan Kim. Dia tampak leluasa jadi playmaker PSS. Umpan-umpan akuratnya bisa disambut kecepatan dua rekannya di sayap. Seperti Irfan Jaya dan Irkham Mila. Sedangkan di lini depan, ada striker Saddam Gaffar atau Nico Velez yag punya penguasaan bola bagus. Jadi, Kim bisa punya banyak opsi untuk membangun serangan.
Sutanto Tan (PSM Makassar)
Pemain 26 tahun ini terlihat lebih matang bersama PSM Makassar. Dia ikut membawa tim berjuluk Juku Eja ini sampai ke posisi empat Piala Menpora. Sutanto bersyukur PSM tidak diperkuat playmaker andalan Wiljan Pluim. Sehingga dia bisa menempati pos yang biasa jadi milik Pluim.
Sutanto memperlihatkan ketenangannya di setiap laga. Beberapa kali memperlihatkan skill individunya saat melewati lawan. Terkadang, mantan pemain Persija Jakarta itu terlihat malas berlari. Namun dia cukup kuat mempertahankan bola di kakinya. Dari data statoskop.id, dia melepaskan umpan sukses sebanyak 129 kali dari 7 pertandingan. Akurasi umpannya mencapai 82 persen.
Selain itu, Sutanto menyumbangkan satu gol lewat tendangan bebas saat melawan PS Sleman di perebutan juara ketiga. Sayang gol itu tak bisa memberikan kemenangan. PSM takluk 1-2 dari PSS. Terlepas dari kekalahan itu, Sutanto memberi bukti jika gelandang lokal bisa berbicara banyak saat dapat kesempatan main di turnamen pra musim.
Baca Juga
Mengulas Sosok Pemain yang Paling Layak Jadi Kapten Timnas Indonesia: Jay Idzes Ada Tandingan?
Lini Depan Timnas Indonesia Angin-anginan: Maksimalkan Eliano Reijnders dan Marselino Ferdinan atau Butuh Goal-getter Alami?
Calvin Verdonk dan 2 Pemain Timnas Indonesia Paling Konsisten Sepanjang Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026