Bola.com, Jakarta - HANYA ada dua kata yang bisa menggambarkan suasana di Grup B Euro 2020 ; rasa penasaran. Yup, kata majemuk tersebut seolah menggambarkan apa yang menjadi sasaran empat kontestan Piala Eropa 2020, yang bakal berlangsung pada awal medio Juni 2021 ini.
Tak sekadar peta kekuatan armada Denmark, Finlandia, Belgia dan Rusia, kontestasi di grup ini menjadi bola liar penasaran. Bagaimana tidak, masing-masing negara memiliki dimensi sendiri guna menggambarkan rasa penasaran itu ada.
Kita lihat saja Timnas Denmark misalnya. Negara di kawasan Skandinavia ini sempat menjadi pemecah rekor ketika menjadi jawara Piala Eropa pada edisi 1992. Hebatnya, itu terjadi ketika mereka dipanggil otoritas penyelenggara 10 hari jelang laga perdana.
Tim Dinamit, itulah julukan yang akhirnya menyemat ke pasukan Denmark. Sayang, seiring selesainya era emas saat itu, Denmark seperti tak bergigi. Mereka seolah hadir sekadar meramaikan, meski punya beberapa pemain ternama. Puncak 'rasa malu' terjadi pada empat tahun lalu, saat mereka gagal menjadi bagian dari pesta Euro 2016.
Sebenarnya bukan kali pertama gagal, karena pada edisi 2008 mereka juga tak sanggup melangkah ke putaran final. Pun pada 2012, Denmark tak melangkah jauh karena sudah terdepak di fase grup.
Oleh karena itulah, perhelatan Euro 2020 menjadi bagian dari pengobat rasa penasaran Denmark. Angin seolah membela mereka, karena berstatus tuan rumah dari tiga pertarungan di fase grup.
Rasa penasaran juga menjadi milik Timnas Belgia. Bagaimana tidak, memiliki armada lengkap dan dianggap sebagai periode emas, mereka selalu gagal ketika berbicara di level Piala Eropa.
Teraktual, Belgia tak bisa bernyawa lebih panjang di Prancis 2016. Kala itu, Belgia tersingkir oleh tim kejutan, Wales, di babak perempat final. Sebuah hasil yang tak terbayangkan sebelumnya jika melihat armada negara tetangga Belanda itu tergolong yahud dan 'mengerikan'.
Kini, pada penyelenggaraan Piala Eropa 2020, Belgia berangkat dengan modal rasa penasaran yang tinggi. Romelu Lukaku, Kevin De Bruyne dan sederet bintang kelas satu milik Roberto Martinez akan membuktikan apakah bisa memanfaatkan momentum atau sekadar bergelar tim bertabur bintang semata.
Kekuatan Rusia
Kontestan lain, Rusia, juga memendam hasrat tinggi pada edisi tahun ini. Pada 2016, mereka gagal total. Mereka kalah bersaing dengan Wales, Inggris dan Slovakia. Walhasil, cerita miris menjadi bagian dari perjalanan Rusia empat tahun silam.
Hasrat ingin berprestasi tinggi semakin bergelayut di dada para pemain Rusia. Hal itu berlatar kegagalan mereka ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Alih-alih juara, Tim Beruang Merah justru sudah meninggalkan pesta pada babak perempat final, usai takluk via adu penalti kontra Kroasia.
Pelatih Rusia, Stanislav Cherchesov mengakui timnya memiliki spirit tinggi agar bisa menjawab keraguan publik setelah gagal berprestasi kala menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018. Menurutnya, faktor tuan rumah akan memberikan benefit luar biasa, meski secara armada tak jauh beda dengan kekuatan dua tahun silam.
Terakhir, Finlandia menjadi sorotan utama. Keberhasilan mereka lolos ke putaran final Euro 2020 mendapat banyak atensi. Setidaknya, rakyat negara kecil tersebut percaya timnya akan memberi sesuatu di Piala Eropa 2020, meski bukan status juara.
Finlandia lolos ke putaran final Euro 2020 dengan status runner-up Grup J. Mereka menyingkirkan dua tim yang lebih diunggulkan, yakni Yunani dan Bosnia-Herzegovina. Alhasil, Finlandia hanya kalah dari Italia.
Sepanjang babak kualifikasi, Pelatih Finlandia, Markku Kanerva, sanggup menyatukan armada yang dianggap pas-pasan. Nama-nama yang akhirnya mendapat atensi bermunculan, seperti duo utama Teemu Pukki dan Fredrik Jensen. Selain itu ada juga Benjamin Källman, Joel Pohjanpalo, Pyry Soiri dan Jasse Tuominen.
Kans Finlandia untuk banyak berbicara di panggung Euro 2020 memang tergolong kecil. Namun, Markku Kanerva yakin, setidaknya mereka bisa memberi perlawanan dan berharap mencetak beragam kejutan.
Ancaman dari Finlandia terhadap Rusia, Denmark dan Belgia memang menjadi bagian seru dari Grup B Piala Eropa 2020. Artinya, di atas kertas tiga nama terakhir berstatus unggulan utama untuk lolos ke babak berikutnya.
Komposisi pemain Rusia, Denmark dan Belgia memiliki selisih yang tak terlalu jauh di lapangan. Memang, jika mengacu koleksi nama besar, Belgia berada di atas angin. Namun, dari sisi kolektivitas, bukan musykil jika Rusia dan Denmark sanggup menjadi 'mercon pedas' untuk Belgia.
Jadi, buat kalian yang ingin menebak siapa bakal lolos ke fase playp-off Piala Eropa 2020, pasti tak akan mudah meski nama Belgia bisa jadi yang teratas. Tapi ingat, Denmark dan Rusia punya potensi, sementara itu Finlandia bersiap menggigit jika ada yang lengah.
Profil SIngkat Pelatih
Kasper Hjulmand (Denmark)
Tak mudah bagi Hjulmand mendapatkan tugas menjadi arsitek timnas Denmark di perhelatan Euro 2020. Bukan tanpa alasan, karena posisi menggantikan Age Hareide menjadi beban besar.
Eks pelatih Nordsjaelland ini belum ada setahun menangani secara resmi Denmark. Beruntung, faktor pengalaman di level klub dianggap cukup membantu. Ia mengoleksi gelar perdana di Liga Denmark pada 2011/2012. Setelah itu, ia menjadi pelatih Mainz di panggung Bundesliga, sebelum akhirnya kembali ke klub awal, Nordsjaelland.
Markku Kanerva (Finlandia)
Jenjang karier sebelum menjadi pelatih timnas senior tergolong lurus. Ia sukses bersama HJK kala mengoleksi lima gelar liga domestik. Setelah itu, Kanerva menghabiskan waktu 12 tahun menangani timnas U-21. Setelah itu, ia menjabat asisten pelatih timnas senior, dan resmi berstatus nakhoda Finlandia pada 2016.
Meski minim jam terbang, Kanerva punya senjata kolektivitas. Hal itu sudah terbukti ketika secara mengejutkan Finlandia berhasil lolos ke putaran final Euro 2020, menemani Italia.
So, sanggupkah mengejutkan lagi, Kanerva?
Roberto Martínez (Belgia)
Sejauh ini, Roberto Martinez sanggup membawa harmonisasi di Timnas Belgia. Hal itu terbukti saat sang pelatih membawa Kevin de Bruyne dkk melaju ke semifinal Piala Dunia 2018. Sayang, mereka tak sanggup melewati adangan Prancis, dan harus rela menjadi peringkat tiga di Rusia.
Karakter Roberto Martinez tertempa di Inggris. Meski lahir di Spanyol, ia menghabiskan karier profesionalnya di Inggris. Pria berusia 47 tahun tersebut juga mengawali karier kepelatihan di Inggris.
Kini, publik Belgia berharap Martinez bisa terus melebihi pencapaian para pendahulunya. Modal sang pelatih tergolong besar, apalagi kalau bukan sederet bintang papan atas Eropa yang tersebar dari kiper sampai penyerang.
Stanislav Cherchesov (Rusia)
Publik Rusia sempat terbelah menjadi dua usai perhelatan Piala Dunia 2018. Satu sisi mendukung keberlangsungan Stanislav Cherchesov menangani timnas Rusia. Pada pihak lain, ramai yang menginginkan eks kiper ini mundur dari jabatan setelah kegagalan sebagai tuan rumah.
Namun, sepertinya kini publik tak punya opsi lain di luar mendukung sepak terjang Stanislav Cherchesov. Ia berhasil membawa Rusia lolos ke putaran final Piala Eropa 2020, meski hanya berstatus runner-up, finis di bawah Belgia, di fase kualifikasi.
Tantangan terbesar Stanislav Cherchesov adalah memberi kemenangan perdana bagi Rusia di panggung Piala Eropa. Maklum, kali terakhir Beruang Merah meraih tiga poin terjadi pada Euro 2012. Saat itu, mereka unggul 4-1 atas Republik Ceska.