Bola.com, Makassar - Nama Anang Ma'ruf pantas masuk dalam daftar bek sayap terbaik yang pernah beredar di kompetisi kasta tertinggi Tanah Air dan Timnas Indonesia. Pencapaian terbaiknya adalah membawa Persebaya Surabaya menjuarai Liga Indonesia 1996/1997 dan 2004.
Ia juga menjadi pilar utama Persija Jakarta ketika meraih trofi juara musim 2000/2001. Selain Persebaya dan Persija, pria kelahiran 28 Mei 1976 ini juga pernah berkostum Deltras Sidoarjo, Gresik United, Mojokerto Putera dan Persekama Madiun.
Sebagai pemain pilar, Anang Ma'ruf harus fokus mengangkat penampilan tim yang dibelanya pada setiap laga. Baik saat menjamu lawan atau menemani tim melakoni laga tandang. Bermain di markas lawan inilah yang jadi kendala utama buat Anang Ma'ruf. Pasalnya, ia mengaku fobia naik pesawat terbang.
"Mungkin karena semasa junior saya sudah bepergian ke mana-mana naik pesawat setelah itu jadi takut sendiri. Apalagi, setelah membaca berita banyak kejadian kecelakaan pesawat," kenang Anang Ma'ruf dalam channel Youtube Omah Balbalan.
Ketika masih berusia belasan tahun, Anang sudah menjadi bagian penting di Persebaya Junior yang berhasil menembus final Piala Soeratin 1993 sebelum kalah dari PSB Bogor. Anang juga bagian dari PSSI Primavera, proyek pengembangan pemain muda yang berguru dan berkompetisi di Italia.
Nama Anang juga sempat masuk dalam daftar pemain Sampdoria yang melakukan tur Asia pada 1995. Meski fobia naik pesawat, Anang mengaku terpaksa harus berusaha keras untuk menepis ketakutan itu. Apalagi, ia tak kuasa menolak keputusan pelatih yang memasukkan namanya dalam daftar pemain yang berangkat.
"Saya praktis tak bisa tidur setelah diberitahu nama saya masuk dalam daftar (berangkat). Tapi, ada bagusnya juga. Di pesawat, saya terus memejamkan mata. Mulai saat masuk kabin pesawat sampai tiba di tempat tujuan," terang Anang.
Pengalaman yang paling 'menakutkan' Anang terjadi ketika Gresik United bertandang ke markas Persiwa yang harus menggunakan pesawat kecil dari Sentani ke Wamewa dan melintasi deretan gunung dan lembah. "Saya terpaksa ikut karena om Freddy Muli (pelatih Gresik United) memaksa dengan setengah mengancam," kata Anang.
Tapi, kendala psikologis ini tak berdampak pada penampilan Anang di lapangan hijau. Karena sejak serius menggeluti sepak bola, Anang bertekad untuk tampil fokus dan mengeluarkan semua kemampuan terbaiknya.
"Saat menginjak rumput lapangan, saya tanamkan dalam hati untuk memberikan hasil terbaik buat tim yang saya bela," tegas Anang.
Saksikan Video Pilihan Kami:
Persahabatan dengan Bejo Sugiantoro
Layaknya seorang pemain, Anang Ma'ruf juga memiliki teman dekat selama berkarier di sepak bola. Ia adalah Bejo Sugiantoro, libero legenda Persebaya.
"Saya dan Bejo sudah berteman sejak kecil ketika memperkuat Indonesia Muda. Kebetulan posisi kami saya yakni sebagai bek sentral. Bejo di libero, saya di stoper," ungkap Anang.
Bagi Anang, Bejo adalah teman yang sudah seperti saudara. Di mata Anang, Bejo adalah pribadi yang terbuka. "Kami kerap berdiskusi dan saling mengingatkan satu sama lain," terang Anang yang bersama sahabatnya itu kemudian menembus Persebaya Junior, PSSI Primavera dan Persebaya Senior.
Keduanya pun menjadi bagian Persebaya meraih trofi juara Liga Indonesia 1996/1997 dan 2004. Namun berbeda dengan sahabatnya itu, Anang kini fokus pada pekerjaannya sebagai pegawai Dispora Surabaya. Sedang Bejo meneruskan kariernya di sepak bola sebagai pelatih.
"Sebenarnya keinginan untuk melatih ada. Tapi, sementara ini saya fokus dulu di Dispora. Tapi, kalau ada tawaran melakukan coaching clinic dan waktunya ada pasti saya terima," pungkas Anang.
Sumber: channel Youtube Omah Balbalan