Starting XI Chelsea Sebelum Dibeli Sultan Tajir Melintir Roman Abramovich, The Dream Team Tanpa Gelar Liga Inggris

oleh Ario Yosia diperbarui 07 Mei 2021, 05:10 WIB
Chelsea - Roman Abramovich, Gianfranco Zola, Jimmy Floyd Hasselbaink, Marcel Desailly (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Tahun 2004 akan tercatat sebagai era baru dalam sejarah Chelsea. Sebab, pada tahun tersebut Roman Abramovich datang dan menyulap The Blues menjadi klub sultan dengan sokongan dana berlimpah.

Abramovich sejatinya sempat mampir ke Old Trafford untuk membeli Manchester United. Namun, jalan buntu didapatnya. Abramovich lalu berbelok ke London Barat dan membeli Chelsea.

Advertisement

Sejak kedatangan Abramovich, Chelsea menjadi tim yang sama sekali berbeda. Chelsea mampu meraih gelar Premier League (5), Piala FA (5), Liga Champions (1), dan Liga Europa (2). Catatan yang sangat istimewa bukan.

Sebelum era Roman, Chelsea dimiliki pengusaha kaya raya asal Inggris, Ken Bates. Di era awal 2000-an ia membangun The Dream Team dengan jargon Sexy Football dengan mendapuk Ruud Gullit sebagai pelatih. Di era itu Chelsea juga sempat ditangani Glen Hoddle dan Gianluca Vialli.

Lantas, seperti apa Starting XI Chelsea sebelum era Abramovich? Siapa saja pemain bintangnya? Simak di bawah ini

Video

2 dari 5 halaman

Kiper

Carlo Cudicini (AFP)
  • Carlo Cudicini

Karier Cudicini di Chelsea terbilang baik. Dia jadi kiper utama di awal 2000-an dan masih bertahan di klub meski Petr Cech merebut tempatnya.

Cudicini baru meninggalkan The Blues pada tahun 2009, bertualang ke Tottenham dan LA Galaxy, lalu kembali ke Stamford Bridge untuk bekerja sebagai pelatih teknis pemain pinjaman Chelsea sampai sekarang.

3 dari 5 halaman

Belakang

William Gallas merupakan salah satu legenda Chelsea yang bermain pada tahun 2001 hingga 2006. Selama lima tahun berseragam Chelsea, Gallas menyumbangkan dua titel Liga Inggris, satu Piala Liga, dan Community Shield. (AFP/Adrian Dennis)
  • Bek kanan: Mario Melchiot

Melchiot tidak bertahan lama, dia pergi di musim pertama Abramovich. Melchiot sempat menjajal Ligue 1, kembali ke Premier League, lalu sempat mengembara ke Qatar sebelum gantung sepatu.

Sekarang dia terkadang dimintai pendapat sebagai analis sepak bola, tentu pada laga-laga tertentu yang terkait Chelsea.

  • Bek tengah: William Gallas

Gallas tidak langsung pergi setelah Abramovich tiba. Dia masih dipercaya beberapa tahun, sampai akhirnya harus angkat kaki pada tahun 2006.

Saat itu Gallas memilih hengkang ke klub rival, Arsenal. Lalu dia sempat membela Tottenham Hotspur, Perth Glory, sampai akhirnya gantung sepatu. Saat ini Gallas beberapa kali diminta jadi komentator.

  • Bek tengah: Marcel Desailly

Sama seperti banyak pemain lain, Desailly meninggalkan Chelsea di musim pertama Abramovich. Selain karena beda prinsip, saat itu usianya memang tidak lagi muda. Desailly pensiun begitu musim 2003-2004 berakhir.

Usai gantung sepatu, Desailly sempat bekerja sebagai analis sepak bola beberapa kesempatan, bahkan sampai sekarang. Dia juga beberapa kali terlibat langsung dalam kegiatan amal.

  • Bek kiri: Celestine Babayaro

Tidak ada informasi pasti apa yang dilakukan Babayaro usai gantug sepatu pada tahun 2010 lalu.

Dia meninggalkan Chelsea pada tahun 2005, satu tahun setelah Abramovich datang. Sempat membela Newcastle United, eks timnas Nigeria itu hengkang ke LA Galaxy hanya untuk pensiun tanpa bermain pada 2008.

4 dari 5 halaman

Tengah

Emmanuel Petit, hanya satu musim membela Barcelona, dirinya kemudian hijrah ke Chelsea. The Blues kala itu menggelontorkan dana sebesar 10,35 juta poundsterling untuk mendapatkan gelandang asal Prancis tersebut. (AFP/Adrian Dennis)
  • Gelandang Pengatur Serangan: Jesper Gronkjaer 

Gronkjaer mencetak gol yang membuat Chelsea menang 2-1 atas Liverpool dan mengamankan posisi empat besar musim 2003/2004. Gol Gronkjaer kemudian membuat Abramovich mantap membeli Chelsea, enam pekan berselang.

Namun, gol bersejarah itu tidak membuat Gronkjaer awet di Chelsea. Dia pindah ke Birmingham pada Juli 2004.

  • Gelandang Bertahan: Emmanuel Petit

Nasib Petit tidak berbeda dengan pemain-pemain senior lain pada saat itu, bahkan dia memutuskan gantung sepatu di akhir musim 2003/04.

Saat ini Petit beberapa kali bekerja sebagai analis sepak bola, salah satunya di BBC Sport. Eks pemain Barcelona paling sering memberikan komentar terkait perkembangan Arsenal dan Chelsea, dua mantan klubnya.

  • Gelandang Serang: Frank Lampard

Kedatangan Abramovich justru jadi berkah untuk pemain yang satu ini. Lampard saat itu masih berusia 25 tahun, tepat di awal usia matang pesepak bola. Lampard jadi pemain kunci bagi Chelsea.

Kedatangan Jose Mourinho pada tahun 2004 justru jadi awal perkembangan pesat Lampard. Dia menjelma jadi salah satu pemain terpenting sekaligus kapten The Blues.

Sempat menjadi manajer Chelsea pada 2018 hingga 2020, Lampard kini tidak terikat kontrak dengan klub mana pun.

5 dari 5 halaman

Depan

Gianfranco Zola, pria berusia 53 tahun ini pernah berseragam Napoli sebelum menjadi legenda di Chelsea. Diego Maradona yang membuat permainan Zola berkembang hingga menjadi salah satu pesepak bola top dunia. (AFP/Adrian Dennis)
  • Penyerang Sayap Kiri: Gianfranco Zola

Tahun 2003, sebelum kedatangan Abramovich, juga merupakan tahun terakhir Gianfranco Zola. Dia memutuskan pindah ke Cagliari, melewati dua musim di sana, lalu gantung sepatu.

Kendati demikian, Zola kembali ke Stamford Bridge beberapa tahun kemudian. Dia dipercaya jadi salah satu asisten Maurizio Sari pada musim 2018/19 lalu. Zola kini tidak terikat kontrak dengan klub mana pun.

  • Penyerang Sayap Kanan: Eidur Gudjohnsen

Gudjhonsen sebenarnya masih bertahan beberapa tahun setelah kedatangan Abramovich, tapi dia memilih hengkang ke Barcelona pada tahun 2006. Gudjohnsen mencetak 78 gol dari 262 laga bersama Chelsea di semua ajang.

Dia meninggalkan Barca pada tahun 2009 dan sempat membela 10 klub lain sebelum gantung sepatu pada tahun 2016 lalu. Sempat menjadi asisten di Islandia U-21, Gudjohnsen kini dipercaya menjadi asisten pelatih di tim senior Islandia.

  • Striker: Jimmy Floyd Hasselbaink

Hasselbaink juga jadi korban revolusi Abramovich. Dia hanya bertahan semusim, lalu memutuskan pergi di akhir musim 2003/04.

Setelahnya Hasselbaink sempat membela Middlesbrough, Charlton Athletic, lalu pensiun di Cardiff City pada tahun 2008. Dia mencoba jalan sebagai pelatih sejak tahun 2013 lalu, tapi tidak benar-benar sukses.

Saat ini, Hasselbaink melatih di Burton Albion, klub League One atau kompetisi kasta ketiga.

Sumber asli: Berbagai sumber

Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin, Published 6/5/2021)

Berita Terkait