Bola.com, Jakarta - Sepak bola nasional dikejutkan dengan kabar pemanggilan pemain PSS Sleman, Arthur Irawan oleh Timnas Indonesia yang sedang menjalani pemusatan latihan di Jakarta. PSSI secara resmi memanggil Arthur Irawan untuk bergabung dalam TC.
Pemain asal Surabaya itu menyusul dua rekannya sesama pemain PSS yang lebih dulu bergabung dengan pelatih Shin Tae-yong, yaitu striker Saddam Emiruddin Gaffar dan penjaga gawang Adi Satryo.
Pemanggilan Arthur membuat publik sepak bola nasional bingung. Arthur Irawan mendapat sorotan saat tampil di PSS. Meski sudah bergabung sejak musim 2020, ia bukanlah pemain utama atau secara reguler tampil.
"Tim pelatih Timnas Indonesia membutuhkan pemain pada gim internal hari ini dan 11 Mei 2021. Maka dari itu, PSSI memutuskan melakukan pemanggilan kepada Arthur Irawan karena untuk melengkapi pemain yang sudah ada," tulis PSSI dalam lamannya mengapa Arthur Irawan dipanggil ke Timnas Indonesia.
"Terkait Arthur Irawan, PSSI melalui tim pelatih Timnas Indonesia menyatakan bahwa tidak bisa mendeskripsikan kualitas satu atau dua pemain. Hal ini karena semua pemain punya kesempatan yang sama untuk dilihat kemampuannya," lanjut PSSI.
Sejak pertama kali merumput di Indonesia pada 2017, bek asal Surabaya, Jawa Timur itu tidak pernah bermain lebih dari lima kali semusim.
Jangankan merumput, masuk bangku daftar susunan pemain (DSP) saja jarang. Paling banyak, Arthur Irawan dilibatkan dalam 12 pertandingan selama semusim oleh Perseru Badak Lampung di Liga 1 2019. Dari jumlah itu, pemain kelahiran 3 Maret 1993 ini hanya tiga kali bermain.
Jika dirinci, Arthur Irawan bermain sekali untuk Persija Jakarta pada putaran pertama Liga 1 2017, dua kali untuk Borneo FC pada putaran kedua di musim yang sama, sekali untuk Persebaya Surabaya pada Liga 1 2018, tiga kali untuk Perseru Badak Lampung di Liga 1 2019, dan tiga kali bagi PSS pada Liga 1 2020.
Total, Arthur Irawan hanya merangkum sepuluh penampilan selama empat musim. Di ajang Piala Menpora 2021, Arthur Irawan justru sering diturunkan oleh pelatih Dejan Antonic. Dia bermain bermain lima kali dari delapan pertandingan PSS.
Performa Arthur Irawan juga menuai kritikan tajam dari pendukung PSS di media sosial. Arthur sering tidak terlibat dalam permainan PSS di lapangan. Jarang menyentuh bola, mudah kehilangan bola, hingga pergerakannya yang minim membahayakan lawan.
Arthur Irawan juga dianggap kurang berkontribusi untuk PSS. Demi mengakomodasi pemain bernomor punggung 8 itu, Dejan harus mengorbankan Derry Rachman dan Samsul Arifin yang tampil impresif ketimbang Arthur Irawan.
Video
Ditolak Alfred Riedl
Arthur Irawan sebenarnya sudah lama berkaitan dengan Timnas Indonesia. Jika menengok ke belakang sekitar kurang dari 10 tahun yang lalu, ia hampirmasuk pemusatan latihan Timnas Indonesia era Alfred Riedl.
Seperti dalam berita yang ditulis Liputan6.com edisi 11 November 2011, Arthur Irawan ketika itu masih berusia 18 tahun dan belum begitu banyak dikenal. Namun dengan mengejutkan ia bisa menembus bermain di beberapa tim muda di Eropa, seperti Inggris, Belgia, hingga Spanyol.
Namanya sempat mencuat ketika seleksi Timnas Indonesia U-23. Ketika itu Timnas U-23 masih dipegang langsung pelatih asal Austria Alfred Riedl. Tetapi, setelah dianggap terlalu muda, Riedl menolaknya. Padahal Arthur sangat berharap bisa membela negaranya.
“Motivasi saya membela Indonesia karena saya cinta Bangsa ini. Kalau terpilih masuk Timnas maka saya akan memberikan yang terbaik," kata Arthur saat itu.
"Membela negara adalah hal yang sangat besar. Ikut seleksi saja saya sudah bangga," lanjutnya.
Espanyol mengendus bakatnya ketika memperkuat klub amatir di Inggris, Lytham Town. Arthur Irawan menghabiskan tahun pertamanya di tim junior.
Selain mengembangkan talenta, masa setahun itu digunakan Arthur untuk beradaptasi sebelum memperkuat tim utama. Espanyol juga mengungkapkan tantangan bagi tim pelatih untuk memoles bakat Arthur.
"Arthur Irawan pemain muda menjanjikan dari Indonesia yang sukses kami temukan," demikian ditulis Espanyol saat itu.
Siap Membuktikan
Kini Arthur Irawan harus membuktikan keraguan banyak pihak, bahkan pendukung timnya sendiri. Termasuk munculnya predikat ia disebut sebagai Jordi Alba-nya Indonesia oleh media, barangkali hal itu menjadi alasan Shin Tae-yong memanggilnya.
Pemain berusia 28 tahun asal Surabaya tersebut antusias segera menjalani debutnya di pemusatan latihan Timnas Indonesia. Diketahui, kesempatan ini menjadi yang pertama baginya, setelah banyak mengenyam pengalaman termasuk saat masih di Eropa.
Arthur pernah menimba ilmu hingga ke klub La Liga Spanyol, Espanyol. Ia bertekad memberikan kemampuan maksimal untuk mencuri perhatian dari pelatih Shin Tae-yong dan menghuni tim utama Merah-putih.
"Saya belum pernah latihan di bawah kepemimpinan coach Shin Tae-yong. Yang saya tahu dia disiplin, bagus, intensitas latihannya juga tinggi, pelatih yang hebat," ungkapnya dalam rilis PSS Sleman, Jumat (7/5/2021).
Di gelaran Piala Menpora 2021, ia dimaksimalkan oleh pelatihnya di klub, Dejan Antonic. Dengan lumayan mendapat menit bermain, bahkan hingga berhasil melaju ke babak semifinal. Selain berposisi asli di bek kiri, Dejan Antonic juga merotasinya menjadi gelandang atau sayap kanan.
"Semoga saya bisa berikan yang terbaik. Saya selalu ingin belajar dan jadi lebih baik. Tentu saja saya ingin bisa membanggakan klub PSS," tegas Arthur Irawan.
Baca Juga
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Marselino Ferdinan dan 3 Pemain Diaspora Timnas Indonesia yang Main Kinclong saat Taklukkan Arab Saudi: Petarung Tangguh
Pelatih Bahrain Mulai Ketar-ketir Jelang Lawan Timnas Indonesia: Sangat Sulit, Mental Harus Disiapkan!