Bola.com, Palembang - Sriwijaya FC dengan keras menolak rencana Komite Eksekutif (Exco) PSSI untuk meniadakan degradasi di Liga 1 2021/2022. Presiden Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin, menyebut keputusan itu sangat merugikan untuk timnya dan peserta Liga 2 lainnya.
Rencana menggulirkan Liga 1 2021/2022 tanpa sistem degradasi kembali mengemuka setelah Komite Eksekutif (Exco) PSSI menampung dan memutuskan menerima usulan dari mayoritas klub peserta. Alasannya karena pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia.
Pandemi COVID-19 tentu berdampak pada berbagai aspek dalam klub sepak bola di Indonesia. Exco PSSI menilai penyelenggaraan kompetisi tanpa sistem degradasi bakal mampu sedikit menolong situasi klub.
Namun, usulan tersebut ditentang Sriwijaya FC. Presiden Sriwijaya FC, Hendri Zainuddin, meminta PSSI tak berbuat aneh-aneh dan komitmen pada aturan terkait kompetisi yang seharusnya dengan sistem promosi degradasi.
"Kami menyesalkan adanya wacana dari Exco PSSI untuk tidak ada degradasi di Liga 1 dan hanya dua klub yang promosi dari Liga 2. Kami di klub kan berdarah-darah mencari sponsor dan pemain, tetapi kadang-kadang PSSI seenaknya membuat keputusan," kata Hendri Zainuddin, Minggu (9/5/2021).
"Buat PSSI, istiqomah saja dengan regulasi dan aturan sehingga kawan-kawan klub tidak terombang-ambing dengan keputusan yang selalu berubah-ubah," tegas Hendri.
Keputusan Exco PSSI menetapkan Liga 1 2021/2022 tanpa degradasi belum sepenuhnya final. Masalah ini masih akan dibahas pada Kongres Tahunan PSSI yang rencananya digelar pada 29 Mei 2021.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Tak Menarik
Hendri Zainuddin juga memprediksi Liga 1 2021/2022 berlangsung tak menarik jika digelar tanpa adanya sistem degradasi. Exco PSSI juga dituding telah mencederai semangat kompetisi jika tetap memutuskan liga tanpa degradasi.
"Kompetisi kita itu tidak semeriah kalau ada sebuah yang dikejar, juara atau siapa yang degradasi atau promosi. Artinya Exco PSSI mencederai semangat kompetisi yang ada," ucap Hendri.
"Wajar dong bila Timnas kita tidak bermain baik karena kompetisinya tidak digelar sungguh-sungguh. PSSI selau membuat kebijakan yang selalu blunder," tegas Hendri.