Bola.com, Jakarta - Sinopharm ditetapkan sebagai satu di antara vaksin COVID-19 yang akan digunakan pada program vaksinasi gotong royong. Terdapat berbagai efek samping yang normal terjadi setelah dilakukan penyuntikan vaksin tersebut.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, menyebut efek samping dari penggunaan vaksin COVID-19 Sinopharm termasuk dalam kategori ringan. Berbagai efek samping yang ditimbulkan dapat segera pulih kembali.
"Efek samping lokal yang paling sering dilaporkan adalah kategori swelling, rasa sakit, bengkak, kemerahan. Itu termasuk kategori ringan sangat kecil, itu pun sekitar 0,1 persen," kata Penny K Lukito.
Adapun untuk efek samping berat yang dilaporkan sangat kecil peresentasenya yakni sebesar 0,01 persen. Sinopharm juga dapat menimbulkan efek sistemik seperti sakit kepala, nyeri otot, diare, dan batuk.
"Dari aspek keamanan adalah baik kategorinya dan dapat ditoleransi dengan baik," ucap Penny.
Vaksin Sinopharm disebut memiliki efikas sebesar 78 persen. Data tersebut didapat berdasarkan hasil uji klinik yang dilakukan di Uni Emirat Arab.
Penggunaan vaksin COVID-19 Sinopharm diberikan kepada orang dewasa berusia 18 tahun ke atas. Nantinya, terdapat dua dosis penyuntikan yang diberikan selang waktu tiga hingga empat pekan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Dibanderol Rp375 ribu
Pemerintah saat ini telah menerima 500 ribu dosis dari total kontrak 7,5 juta dosis vaksin COVID-19 Sinopharm. Nantinya, vaksin yang digunakan dalam program vaksinasi gotong royong ini dibanderol Rp375 ribu per dosis.
Jumlah itu akan ditambahkan dengan biaya distribusi dan penyuntikan sebesar Rp125 ribu. Artinya, dalam penggunaan vaksin Sinopharm akan menelan biaya masing-masing Rp500 ribu per dosis.
Biaya tersebut akan dibebankan kepada pihak swasta. Artinya, karyawan atau buruh beserta keluarganya bakal mendapatkan vaksinasi secara gratis.